29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sebatang Sawit Miliki 200 Manfaat

Biji Pohon Karet Dapat Dijadikan Produk Makanan

Seorang peneliti menyebutkan perkebunan kelapa sawit tidak ramah lingkungan. Misalnya mengurangi jumlah hutan dan lahan pertanian, bahkan kerakusan unsur hara dan air tanaman monokultur.

Bayangkan, dalam sehari satu batang pohon sawit menyerap 12 liter (hasil peneliti lingkungan dari Universitas Riau) T Ariful Amri MSc Pekanbaru/Riau Online). Belum lagi munculnya hama migran baru yang sangat ganas karena jenis hama baru ini mencari habitat baru untuk berkompetisi dengan fauna lainnya.

HASIL SAWIT: Seorang pekerja  perkebunan sawit sedang mengatur buah hasil panen sawit dari atas truk. //Yusuf Ahmad/REUTERS
HASIL SAWIT: Seorang pekerja di perkebunan sawit sedang mengatur buah hasil panen sawit dari atas truk. //Yusuf Ahmad/REUTERS

Namun dari seluruh hasil penelitian T Ariful Amri Msc itu terbantahkan dalam seminar yang berlangsung di RISPA /Pusat Penelitian Kelapa Sawit Sumut, beberapa waktu lalu. Pembantu Dekan I FP-Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Ir Muji Pramuji MS, Rabu (24/10) itu mengatakan, jika tanaman sawit sebenarnya memiliki banyak manfaat.
“Hasil penelitian PPKS dalam seminar membuktikan berdasarkan data, bahwa sebatang tanaman kelapa sawit ternyata memiliki 200 manfaat, dari ujung daun hingga ujung akarnya. Seperti kayu, pakan ternak, minyak, sabun dan sebagainya,” ungkap Muji.

Bahkan menurut Muji sebenarnya tanaman kelapa sawit mampu mengasilkan O2 (oksigen) yang lebih banyak dibandingkan tanaman lainnnya. Tidak hanya itu saja, sawit yang dianggap menyerap unsur hawa yang lebih banyak, sebenarnya terbantahkan karena sawit hanya menyerap kandungan air dari permukaannya saja. Mengingat akarnya yang tidak terlalu masuk ke dalam permukaan tanah.
“Justru dengan akar yang berada di luar permukaan lebih berperan dalam mencegah kebanjiran. Selain itu juga sawit bisa tumbuh di rawa yang jarang dimanfaatkan. Sehigga banyak lahan yang terabaikan karena tidak bisa ditanami tumbuhan lain bisa ditanami oleh kelapa sawit,” terangnya.

Muji juga mengatakan sawit bisa hidup di dataran tinggi dengan batas ketinggian tertentu yakni maksimal 1.200 meter dai permukaan laut.
Terkait sifatnya yang monokultural, sebenarnya bilang Muji bisa disikapi dengan menggabungkan tanaman keras lainnya, multi-crop.
“Misalnya dalam 10.000 hektar bisa ditanami dengan tumbuhan selain kelapa sawit dengan sistem block atau memberikan batasan areal di tiap jenis tanaman. Dengan cara ini maka wawasan kehutanan akan terbentuk dengan sendirinya,” terangnya lagi.

Selain kelapa sawit, pohon karet juga memiliki banyak manfaat. Selain getahnya (lateks) bisa dijadikan bahan baku industri untuk membuat ban, sepatu, sandal, sarung tangun, baju renang dan lainnya, ternyata pohon yang pertama kali tumbuh di Brasil, Amerika Selatan itu bisa menghasilkan sejumlah produk makanan.

Berdasarkan hasil penelitian oleh mahasiswa FP UISU Al-Munawwarah dipandu Pembantu Dekan I FP-USIU Ir Muji Pramuji MS, jika kandungan asam sianida pada pohon karet itu bisa diturunkan dengan proses sederhana.
“Dengan perlakuan tertentu kandungan asam sianida sebesar 3000 ppm bisa diturunkan menjadi 7. Dan ini sudah dinyatakan aman karena sesuai ambang batas yang boleh dikonsumsi yakni 300 hingga 30 ppm,”terang Muji.
Untuk proses menjadi bahan makanan bilang Muji, biji karet dihancurkan terlebih dahulu untuk mengambil isinya. Setelah itu isi tersebut direndam selama enam jam, dan dilakukan berulang 4 sampai 8 kali perendaman, atau memakan waktu lebih kurang dua hari dua malam.

“Setelah melewati proses tersebut, isi yang telah direndam bisa dimanfaatkan untuk membuat sejumlah produk makanan seperti emping dan kerupuk. Bahkan tepungnya juga bisa dimanfaatkan untuk bahan kue dan serta campuran makanan bayi,”ungkapnya.

Tidak hanya itu saja, dalam perlakuan tertentu kandungan minyak yang dihasilkan dari biji karet juga bisa dipisahkan untuk digunakan sebagai bahan bakar, ataupun minyak goreng. (uma)
Memang untuk prosesnya terbilang sederhana, namun tetap harus dilakukan secara benar karena jika salah dalam prosesnya tidak menutup kemungkinan akan meracuni.
Hasil penelitiannya itu juga, menurut Muji masih banyak lagi produk yang bisa dihasilkan seperti tempe dengan protein yang sangat tinggi.
“Jadi tanaman karet ini jika bisa diolah dengan baik banyak produk yang bisa dihasilkan. Bahkan jika dikembangkan akan membuka prospek bagus dalam dunia usaha,”tegasnya. (uma)

Biji Pohon Karet Dapat Dijadikan Produk Makanan

Seorang peneliti menyebutkan perkebunan kelapa sawit tidak ramah lingkungan. Misalnya mengurangi jumlah hutan dan lahan pertanian, bahkan kerakusan unsur hara dan air tanaman monokultur.

Bayangkan, dalam sehari satu batang pohon sawit menyerap 12 liter (hasil peneliti lingkungan dari Universitas Riau) T Ariful Amri MSc Pekanbaru/Riau Online). Belum lagi munculnya hama migran baru yang sangat ganas karena jenis hama baru ini mencari habitat baru untuk berkompetisi dengan fauna lainnya.

HASIL SAWIT: Seorang pekerja  perkebunan sawit sedang mengatur buah hasil panen sawit dari atas truk. //Yusuf Ahmad/REUTERS
HASIL SAWIT: Seorang pekerja di perkebunan sawit sedang mengatur buah hasil panen sawit dari atas truk. //Yusuf Ahmad/REUTERS

Namun dari seluruh hasil penelitian T Ariful Amri Msc itu terbantahkan dalam seminar yang berlangsung di RISPA /Pusat Penelitian Kelapa Sawit Sumut, beberapa waktu lalu. Pembantu Dekan I FP-Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Ir Muji Pramuji MS, Rabu (24/10) itu mengatakan, jika tanaman sawit sebenarnya memiliki banyak manfaat.
“Hasil penelitian PPKS dalam seminar membuktikan berdasarkan data, bahwa sebatang tanaman kelapa sawit ternyata memiliki 200 manfaat, dari ujung daun hingga ujung akarnya. Seperti kayu, pakan ternak, minyak, sabun dan sebagainya,” ungkap Muji.

Bahkan menurut Muji sebenarnya tanaman kelapa sawit mampu mengasilkan O2 (oksigen) yang lebih banyak dibandingkan tanaman lainnnya. Tidak hanya itu saja, sawit yang dianggap menyerap unsur hawa yang lebih banyak, sebenarnya terbantahkan karena sawit hanya menyerap kandungan air dari permukaannya saja. Mengingat akarnya yang tidak terlalu masuk ke dalam permukaan tanah.
“Justru dengan akar yang berada di luar permukaan lebih berperan dalam mencegah kebanjiran. Selain itu juga sawit bisa tumbuh di rawa yang jarang dimanfaatkan. Sehigga banyak lahan yang terabaikan karena tidak bisa ditanami tumbuhan lain bisa ditanami oleh kelapa sawit,” terangnya.

Muji juga mengatakan sawit bisa hidup di dataran tinggi dengan batas ketinggian tertentu yakni maksimal 1.200 meter dai permukaan laut.
Terkait sifatnya yang monokultural, sebenarnya bilang Muji bisa disikapi dengan menggabungkan tanaman keras lainnya, multi-crop.
“Misalnya dalam 10.000 hektar bisa ditanami dengan tumbuhan selain kelapa sawit dengan sistem block atau memberikan batasan areal di tiap jenis tanaman. Dengan cara ini maka wawasan kehutanan akan terbentuk dengan sendirinya,” terangnya lagi.

Selain kelapa sawit, pohon karet juga memiliki banyak manfaat. Selain getahnya (lateks) bisa dijadikan bahan baku industri untuk membuat ban, sepatu, sandal, sarung tangun, baju renang dan lainnya, ternyata pohon yang pertama kali tumbuh di Brasil, Amerika Selatan itu bisa menghasilkan sejumlah produk makanan.

Berdasarkan hasil penelitian oleh mahasiswa FP UISU Al-Munawwarah dipandu Pembantu Dekan I FP-USIU Ir Muji Pramuji MS, jika kandungan asam sianida pada pohon karet itu bisa diturunkan dengan proses sederhana.
“Dengan perlakuan tertentu kandungan asam sianida sebesar 3000 ppm bisa diturunkan menjadi 7. Dan ini sudah dinyatakan aman karena sesuai ambang batas yang boleh dikonsumsi yakni 300 hingga 30 ppm,”terang Muji.
Untuk proses menjadi bahan makanan bilang Muji, biji karet dihancurkan terlebih dahulu untuk mengambil isinya. Setelah itu isi tersebut direndam selama enam jam, dan dilakukan berulang 4 sampai 8 kali perendaman, atau memakan waktu lebih kurang dua hari dua malam.

“Setelah melewati proses tersebut, isi yang telah direndam bisa dimanfaatkan untuk membuat sejumlah produk makanan seperti emping dan kerupuk. Bahkan tepungnya juga bisa dimanfaatkan untuk bahan kue dan serta campuran makanan bayi,”ungkapnya.

Tidak hanya itu saja, dalam perlakuan tertentu kandungan minyak yang dihasilkan dari biji karet juga bisa dipisahkan untuk digunakan sebagai bahan bakar, ataupun minyak goreng. (uma)
Memang untuk prosesnya terbilang sederhana, namun tetap harus dilakukan secara benar karena jika salah dalam prosesnya tidak menutup kemungkinan akan meracuni.
Hasil penelitiannya itu juga, menurut Muji masih banyak lagi produk yang bisa dihasilkan seperti tempe dengan protein yang sangat tinggi.
“Jadi tanaman karet ini jika bisa diolah dengan baik banyak produk yang bisa dihasilkan. Bahkan jika dikembangkan akan membuka prospek bagus dalam dunia usaha,”tegasnya. (uma)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/