28 C
Medan
Tuesday, December 3, 2024
spot_img

Hotel dan Pasar Penyebab Utama Pencemaran Danau Toba

“Hasil analisa spesimen phytoplankton dan zooplankton pada 2013 dan 2014 di beberapa titik sampling, menunjukkan indeks pencemaran yang masuk kategori tercemar sedang,” tutur Kepala BTKL PP Kelas I Medan, DR Dra Indah Anggriani MSi, didampingi Direktur Penyehatan Lingkungan RI, Wilfred Purba, dan Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Raden Roro Suryanti Hartati.

Danau Toba
Danau Toba

Menurut Anggriani, tindak lanjut yang dilakukan BTKL PP Kelas I Medan adalah melakukan diseminasi informasi ke lintas sektor terkait, seperti pem-kab, dinas kesehatan, dinas pariwisata, badan lingkungan hidup, dinas pasar, dinas perhubungan, dinas tata ruang dan pemukiman, rumah sakit, hotel, dan restoran di tujuh kabupaten kawasan Danau Toba dan Pemprov Sumut, Dinas Kesehatan Sumut, Badan Koordinasi Pe-ngelolaan Ekosistem Danau Toba, serta tim percepatan Geopark Kaldera Toba.

“Monitoring dan evaluasi kegiatan pemantauan kesehatan lingkung-an di kawasan Danau Toba ada-lah upaya mendukung Danau Toba sebagai Geopark Nasional yang sudah ditetapkan oleh Presiden RI,” jelas Anggriani.

Ia menambahkan, data hasil kajian dan uji petik yang dilakukan oleh BTKL PP Kelas I Medan dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan oleh lintas program, lintas sektor, dan pemerintah daerah setempat. Selain itu juga perlu adanya pe-ningkatan kerja sama lintas sektor dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan untuk mendukung Danau Toba sebagai Geopark Nasional yang sudah ditetapkan oleh Presiden RI.

Sementara, kesehatan lingkungan akibat erupsi Gunung Sinabung yang terjadi mulai September 2013 hingga Januari 2014 lalu dengan mengeluarkan debu vulkanik mengakibatkan penurunan kualitas udara ambient yang dapat menyebabkan penurunan derajat kesehatan masyarakat yang ada di kawasan tersebut.

“Sumber pencemar udara dari hasil erupsi Gunung Sinabung adalah gas SO2, NO2, NH3, H2S, PM10, dan berdasarkan International Agency for Research on Cancer (IARC),” jelas Direktur Penyehatan Lingkungan RI, Wilfred Purba.

Menurut IARC pada 2011 lalu, gas SO2, NO2, NH3, dan PM10 yang dihasilkan dari erupsi Gunung Sinabung tidak bersifat karsinogenik pada manusia se-hingga risiko kesehatan dinyatakan tanpa efek kanker. Namun dalam jangka waktu yang terus menerus dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat.

“Dalam upaya preventif dan promotif sistem kewaspadaan dini timbulnya penyakit akibat penurunan kualitas lingkungan dampak erupsi Gunung Sinabung, BTKL PP Kelas I Medan melakukan kajian Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) di bebe-rapa posko pengungsian erupsi,” ungkap Wilfred. (nit/saz)

“Hasil analisa spesimen phytoplankton dan zooplankton pada 2013 dan 2014 di beberapa titik sampling, menunjukkan indeks pencemaran yang masuk kategori tercemar sedang,” tutur Kepala BTKL PP Kelas I Medan, DR Dra Indah Anggriani MSi, didampingi Direktur Penyehatan Lingkungan RI, Wilfred Purba, dan Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Raden Roro Suryanti Hartati.

Danau Toba
Danau Toba

Menurut Anggriani, tindak lanjut yang dilakukan BTKL PP Kelas I Medan adalah melakukan diseminasi informasi ke lintas sektor terkait, seperti pem-kab, dinas kesehatan, dinas pariwisata, badan lingkungan hidup, dinas pasar, dinas perhubungan, dinas tata ruang dan pemukiman, rumah sakit, hotel, dan restoran di tujuh kabupaten kawasan Danau Toba dan Pemprov Sumut, Dinas Kesehatan Sumut, Badan Koordinasi Pe-ngelolaan Ekosistem Danau Toba, serta tim percepatan Geopark Kaldera Toba.

“Monitoring dan evaluasi kegiatan pemantauan kesehatan lingkung-an di kawasan Danau Toba ada-lah upaya mendukung Danau Toba sebagai Geopark Nasional yang sudah ditetapkan oleh Presiden RI,” jelas Anggriani.

Ia menambahkan, data hasil kajian dan uji petik yang dilakukan oleh BTKL PP Kelas I Medan dapat dijadikan sebagai dasar dalam mengambil kebijakan oleh lintas program, lintas sektor, dan pemerintah daerah setempat. Selain itu juga perlu adanya pe-ningkatan kerja sama lintas sektor dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan untuk mendukung Danau Toba sebagai Geopark Nasional yang sudah ditetapkan oleh Presiden RI.

Sementara, kesehatan lingkungan akibat erupsi Gunung Sinabung yang terjadi mulai September 2013 hingga Januari 2014 lalu dengan mengeluarkan debu vulkanik mengakibatkan penurunan kualitas udara ambient yang dapat menyebabkan penurunan derajat kesehatan masyarakat yang ada di kawasan tersebut.

“Sumber pencemar udara dari hasil erupsi Gunung Sinabung adalah gas SO2, NO2, NH3, H2S, PM10, dan berdasarkan International Agency for Research on Cancer (IARC),” jelas Direktur Penyehatan Lingkungan RI, Wilfred Purba.

Menurut IARC pada 2011 lalu, gas SO2, NO2, NH3, dan PM10 yang dihasilkan dari erupsi Gunung Sinabung tidak bersifat karsinogenik pada manusia se-hingga risiko kesehatan dinyatakan tanpa efek kanker. Namun dalam jangka waktu yang terus menerus dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat.

“Dalam upaya preventif dan promotif sistem kewaspadaan dini timbulnya penyakit akibat penurunan kualitas lingkungan dampak erupsi Gunung Sinabung, BTKL PP Kelas I Medan melakukan kajian Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) di bebe-rapa posko pengungsian erupsi,” ungkap Wilfred. (nit/saz)

Artikel Terkait

Urine Jadi Pupuk

Cinta Lingkungan Sejak Dini

Jangan Sisakan Makananmu

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/