Manchester City vs Swansea City
Jawara Premier League musim lalu Manchester City baru saja dipermak 1-3 oleh Ajax Amsterdam dalam lanjutan babak penyisihan grup D, Liga Champions. Kekalahan ini merupakan sebuah aib, karena sebelumnya Ajax terlanjur dianggap sebagai tim liliput di antara tiga tim raksasa Eropa lainnya, Real Madrid, Borussia Dortmund dan Manchester City.
Namun apa daya, pertandingan sudah selesai. The Citizens (julukan Manchester City) yang awalnya dijagokan untuk mencuri poin di Amsterdam Arena, justru harus pulang dengan kepala tertunduk.
Atas kekalahan itu, Swansea City yang malam ini menjadi lawan kesembilan The Citizens di ajang Premier League harus bersiap menjadi pelampiasan amarah Vintcent Komany dkk saat kedua tim bertemu di Etihad Stadium.
Peluang anak asuh Roberto Mancini untuk memetik tiga angka di Etihad Stadium sangat besar. Selain karena lawan memiliki kekuatan yang setingkat di bawah, di sisi lain, ambisi untuk menggeser Manchester United pun kian membubung, karena besok (28/10) pasukan Sir Alex Ferguson rawan kehilangan angka saat bertandang ke markas pemuncak klasemen Premier League, Chelsea.
Tekad yang diungkapkan Mancio (panggilan akrab Roberto Mancini) untuk mengalahkan Swansea tentu bukan sebuah sesumbar. Lihatlah, sejak kalah 1-2 atas Everton pada Desember 2010, City belum terkalahkan pada 33 pertandingan di kandang.
“Orang-orang mencintai tim ini. Jadi kami harus membalasnya dengan kemenangan, karena hanya itu yang pantas mereka dapatkan. Apalagi saat menjamu mereka (Swansea, Red) , kami sudah bisa menurunkan David Silva yang telah pulih dari cedera,” bilang pelatih yang pernah menjadi ikon Sampdoria itu.
Jika materi pemain setingkat lebih baik, lantas tekad untuk memenangkan pertandingan pun telah diusung, selanjutnya bagaimana kesiapan City jika dilihat dari sisi teknis?
“Kekalahan atas Ajax memberi pelajaran berharga kepada kami, bahwa kami memang lebih baik menggunakan empat bek sejajar. Kami telah terbiasa dengan pola itu. Jadi sebaiknya kami tetap bermain dengan cara seperti itu,” bilang bek Manchester City Micah Richards.
Memang, saat takluk 1-3 atas Ajax di ajang Liga Champions Roberto Mancini menerapkan pola permainan 3-5-2 saat kedua tim masih berbagi angka imbang 1-1 di akhir babak pertama.
Petaka datang bagi City dating ketika di awal babak kedua pola 4-4-2 diganti menjadi 3-5-2. Hasilnya, dengan gampangnya Ajax yang sempat tertinggal 0-1 di awal babak pertama justru berbalik memimpin dengan skor 3-1 hingga pertandingan usai.
“Itu (salah strategi, Red) tak boleh terjadi lagi. Kami merasa nyaman mempergunakan pola itu (4-4-2). Dan kami berharap coach (pelatih, Red) kembali menerapkannya saat menghadapi Swansea nanti,” harap Richards.
Ya, jika dilihat sepintas Swansea memang bukan lawan sepadan bagi City. Apalagi jika melihat torehan tim itu yang tak pernah menang pada lima pertandingan terakhirnya di Premier League.
Artinya, peluang City untuk mengulangi kemenangan 3-0 seperti yang diraih di Etihad Stadium pada musim lalu sangat terbuka. Setidaknya, hasil yang diperoleh malam ini akan lebih baik dibanding ketika City kalah 0-1 dalam lawatan ke kandang Swansea pada pertemuan terakhir di antara kedua tim yang berlangsung 11 Maret 2012 lalu. (*)