Berulat dan Berkutu Lurah Perintahkan
MARELAN- Warga Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan, diminta untuk mengembalikan beras miskin (raskin) ke pihak kelurahan. Pengembalian raskin tersebut atas permintaan langsung Lurah Labuhan Deli, Hamdani S,Sos Minggu (11/11) kemarin.
Beras raskin yang telah disalurkan pada masyarakat itu, nilai tidak layak komsumsi, mengingat telah bercampur ulat dan kutu. Untuk itu, rencananya raskin tersebut akan dikembalikan ke Perum Bulog divre I Sumut, untuk diganti dengan raskin yang berkualitas baik.
“Kita minta warga penerima raskin berkualitas buruk untuk segera mengembalikannya ke kantor kelurahan, dan jangan diperjualbelikan. Karena pasokan raskin dicurigai tidak layak untuk dikonsumsi. Raskin tersebut nantinya akan dipulangkan ke Bulog, agar diganti dengan raskin berkualitas baik,” kata, Hamdani Ssos, Lurah Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.
Menurut, Hamdani, pada periode November 2012, Perum Bulog menyalurkan raskin ke Kelurahan Labuhan Deli sebanyak 23,8 ton. Raskin tersebut rencananya akan disalurkan pada 1.590 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di 11 lingkungan di kelurahan.
Namun sampai saat ini, pengembalian raskin bercampur hama belum juga dilakukan warga. “Pasokan raskin dari bulog tiba di kantor kelurahan belum sampai seminggu, sedangkan tempat penyimpanan beras di kelurahan dalam kondisi baik. Kabar adanya hama kutu dan ulat itukan muncul setelah warga menerima dan membuka goni jatah raskinnya di rumah masing-masing,” ungkap dia.
Sebelumnya warga mengaku, raskin tersebut mereka jual ketimbang harus dikembalikan ke kelurahan, dengan alasan tidak mau direpotkan oleh proses administrasi.
“Kalau dijual ke pedagang tak payah, harga beras bulog kita dibayari Rp5 ribu per kilogram, lalu ditukar dengan beras yang bagus seharga Rp8 ribu. Tapi sebelum dijual, ulat sama kutunya dibersihkan dulu,” kata, Agus (37) warga Gang Rasmi Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.
Seperti diberitakan, penyaluran raskin di kelurahan tersebut sempat menimbulkan kekecewaan bagi warga penerima jatah raskin.
Hal itu mengurangi kualitas beras yang sebagian besar telah di distribusikan kepada warga bercampur ulat serta kutu menjijikan. Kondisi ini terjadi diduga akibat kurangnya pengawasan dari pihak terkait.(mag-17)