25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Konflik Tiada Henti

Ketika Israel vs Palestina Bertikai

Perseturuan antara Palestina dan Israel sepertinya tidak habis-habisnya. Kedua negara itu terus melakukan gencatan senjata demi mempertahankan kekuatan negaranya. Berbagai perundingan sudah dibuat, tapi ego keduanya tidak pernah surut. Dampaknya rakyat yang menjadi korban. 

Tanah Palestina  direbut Yahudi Tahun 1946-2000
Tanah Palestina yang direbut Yahudi Tahun 1946-2000

Jumat (23/11) contohnya. Pasukan Israel menembak mati seorang pria Palestina di perbatasan kedua negara. Warga sipil tersebut menjadi korban tewas pertama sejak gencatan senjata terwujud.

Adnan Abu Salmia, pejabat kesehatan Gaza, mengatakan bahwa korban tewas merupakan bagian dari sekelompok pria Palestina yang nekat menyeberang ke perbatasan Israel. Saat itu mereka berusaha memanjat pagar pembatas yang memisahkan wilayah Israel dan Palestina. Konon, mereka berniat memunguti serpihan jip militer Israel yang rusak dalam bentrokan sebelum gencatan senjata.

“Ketika itu pasukan penjaga perbatasan melepaskan tembakan ke arah sekelompok pria Palestina tersebut. Selain menewaskan satu orang, tembakan itu melukai sembilan lainnya,” ungkap Salmia. Kendati demikian, perwakilan otoritas Palestina optimistis gencatan senjata tetap bertahan. Sebab, insiden penembakan tersebut tidak berkaitan dengan konflik kedua negara.

Petugas mengidentifikasi korban tewas itu sebagai Abdelhadi Qdeih Anwar. Kabarnya, pria 21 tahun tersebut berprofesi sebagai petani. Dia saat itu bergabung dengan para petani yang lain dalam upaya menerobos perbatasan Israel melalui perlintasan Desa Khuzaa. Berbeda dengan Salmia, petugas dari unit darurat Palestina melaporkan bahwa korban terluka dalam insiden tersebut berjumlah tujuh orang.

Perdana Menteri Ismail Haniya mengimbau seluruh faksi militan Gaza untuk tetap menjunjung tinggi gencatan senjata. Pemimpin 49 tahun itu berharap militan Palestina mau menahan diri dan menghentikan segala bentuk serangan di perbatasan. Dalam pernyataan resminya kemarin, dia sama sekali tidak menyinggung insiden terbaru yang merenggut satu nyawa tersebut.

Terpisah, militer Israel juga memberikan keterangan soal insiden di perbatasan kemarin. Mengutip hasil penyelidikan awal, seorang sumber militer mengatakan, insiden yang menewaskan seorang pria itu tidak terkait dengan konflik kedua negara. “Sekelompok pria berusaha menerobos pagar dan petugas kami sudah memperingatkan mereka dengan melepas tembakan ke udara,” ujarnya.

Sayang, menurut sumber yang merahasiakan namanya tersebut, kelompok pria Palestina itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Mereka tetap nekat menerobos perbatasan yang dijaga ketat. Karena itu, pasukan Israel yang berjaga di perbatasan pun melepaskan tembakan ke arah kelompok pria nekat tersebut. Satu orang tewas dan sekitar sembilan lainnya terluka.

Sementara itu, sebuah survei di Israel menyebutkan, hampir separo warga tidak sepakat dengan keputusan pemerintah soal gencatan senjata. Sebanyak 49 persen responden mengaku kecewa dengan kesepakatan gencatan senjata. Menurut responden lembaga poling independen Maagar Mohot tersebut, Israel seharusnya tetap melanjutkan rencananya untuk menggelar aksi militer di Jalur Gaza.

“Dari jumlah tersebut, sebanyak 29 persen responden berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tetap memerintah militer untuk menginvasi lewat jalur darat,” ujar juru bicara Maagar Mohot. Dalam survei itu, 31 persen responden mendukung keputusan pemerintah soal gencatan senjata. Sekitar 20 persen responden yang lain mengaku tidak punya pendapat.

Kamis lalu Israel mulai menarik mundur sejumlah pasukannya dari Gaza. Puluhan tank dan kendaraan lapis baja beriringan bergerak menuju arah kota. Bersamaan dengan itu, Israel mengklaim telah memenangi pertempuran delapan hari di wilayah sengketa tersebut. Tapi, Palestina pun mengklaim sebagai pemenang dalam bentrokan yang berakhir dengan gencatan senjata itu.

Pertempuran kali ini merupakan yang terpendek dalam sejarah bentrokan Israel dengan Palestina. Meski demikian, pertempuran terbaru itu pun memakan korban yang tidak sedikit. Dalam waktu sekitar satu pekan, sekitar 160 warga Palestina tewas. Sedangkan jumlah korban dari sisi Israel enam orang.

Sebelumnya sebuah bom meledak dekat prosesi seremoni warga Syiah dan menewaskan sedikitnya 7 orang. Termasuk empat anak-anak.

Kepala rumah sakit setempat, Aziz Baluch mengatakan kepada kantor berita AFP, Sabtu (24/11), setidaknya 30 orang lainnya, termasuk 5 anak-anak, luka-luka dalam insiden itu.
Dalam insiden di distrik Dera Ismail Khan tersebut, bahan peledak diletakkan di rute yang dilalui prosesi komunitas minoritas Syiah. Bom meledak ketika warga muslim Syiah berkumpul untuk mengikuti prosesi memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Imam Hussain.

“Bom ditaruh di kotak sampah, ledakan begitu kuat dan terdengar hingga jarak beberapa kilometer,” ujar polisi setempat bernama Siddiq Khan. Di antara para korban tewas, empat di antaranya adalah anak-anak berumur antara 6 tahun dan 11 tahun. “Mereka anak-anak laki-laki,” ujar kepala kepolisian setempat, Khalid Suhail.

Sebelumnya, seorang pengebom bunuh diri beraksi dalam prosesi Syiah di kota Rawalpindi pada Kamis, 22 November. Sebanyak 23 orang tewas dan 62 lainnya luka-luka dalam kejadian itu. Pengeboman itu merupakan yang paling mematikan di Pakistan dalam lima bulan terakhir.

Di tempat terpisah anggota parlemen Iran kembali berkomentar mengenai gencatan senjata antara pemerintah Israel dan gerakan Hamas. Disebutkan bahwa persetujuan Israel atas semua syarat gencatan senjata di Gaza menunjukkan rezim Zionis tak cukup kuat untuk menghadapi perlawanan rakyat Palestina.

“Karena rezim Zionis tahu bahwa pihaknya tidak punya kemampuan untuk menghadapi perlawanan Palestina, Israel menerima semua syarat sehingga gencatan senjata bisa diumumkan dan dengan melakukan hal ini, Israel menunjukkan telah menyadari kelemahan dan ketidakmampuannya,” cetus juru bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Seyyed Hossein Naqavi Hosseini.

Diimbuhkan anggota senior parlemen Iran itu, tangguhnya perlawanan para pejuang Hamas membuat rezim Israel sadar pihaknya akan mengalami kekalahan yang memalukan, jika terus melancarkan serangan ke Gaza.
“Setelah roket-roket perlawanan Hamas ditembakkan, ketidakamanan terjadi di Israel. Karena itulah mengapa di hari-hari terakhir, kita menyaksikan rezim Zionis memohon untuk gencatan senjata dan meminta semua orang dan organisasi untuk membantu menerapkan gencatan senjata,” ujar Naqavi seperti dilansir Press TV, Sabtu (24/11).

Pada 14 November lalu, Israel melancarkan serangan udara dan laut terhadap wilayah Jalur Gaza. Selama 8 hari Israel terus menggempur wilayah Gaza hingga menewaskan lebih dari 160 warga Palestina. Sekitar 1.200 orang lainnya luka-luka.
Di lain pihak, Hamas terus melancarkan serangan-serangan roket dan rudal ke wilayah Israel. Akibatnya, enam warga Israel tewas.

Akhirnya pada Rabu, 21 November malam waktu setempat, perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan di Kairo, Mesir. Sesuai kesepakatan gencatan senjata itu, Israel harus “menghentikan semua kekejaman di darat, laut dan udara termasuk serbuan dan menargetkan individu-individu”.

Faksi-faksi Palestina juga harus menghentikan “serangan-serangan roket dan semua serangan di sepanjang perbatasan”. Dalam perjanjian itu juga disebutkan, Israel akan mengizinkan masuknya barang-barang ke Gaza, yang telah diblokade Israel sejak tahun 2007.(hep/c9/ami/jpnn)

[table caption=”Data Korban Tahun Per Tahun” th=”1″ ai=”1″]
Tahun ,Palestina ,Israel
2011 ,118 (13) ,11 (5)
2010 ,81 (9) ,8 (0)
2009 ,1034 (314) ,9 (1)
2008 ,887 (128) ,35 (4)
2007 ,385 (52) ,13 (0)
2006 ,665 (140) ,23 (1)
2005 ,190 (49) ,51 (6)
2004 ,832 (181) ,108 (8)
2003 ,588 (119) ,185 (21)
2002 ,1032 (160) ,419 (47)
2001 ,469 (80) ,192 (36)
2000 ,282 (86) ,41 (0)
1999 ,9 (0) ,4 (0)
1998 ,28 (3) ,12 (0)
1997 ,21 (5) ,29 (3)
1996 ,74 (11) ,75 (8)
1995 ,45 (5) ,46 (0)
1994 ,152 (24) ,74 (2)
1993 ,180 (41) ,61 (0)
1992 ,138 (23) ,34 (1)
1991 ,104 (27) ,19 (0)
1990 ,145 (25) ,22 (0)
1989 ,305 (83) ,31 (1)
1988 ,310 (50) ,12 (3)
1987 ,22 (5) ,0 (0)
Total ,7978 (1620) ,1503 (142)
[/table]

Ketika Israel vs Palestina Bertikai

Perseturuan antara Palestina dan Israel sepertinya tidak habis-habisnya. Kedua negara itu terus melakukan gencatan senjata demi mempertahankan kekuatan negaranya. Berbagai perundingan sudah dibuat, tapi ego keduanya tidak pernah surut. Dampaknya rakyat yang menjadi korban. 

Tanah Palestina  direbut Yahudi Tahun 1946-2000
Tanah Palestina yang direbut Yahudi Tahun 1946-2000

Jumat (23/11) contohnya. Pasukan Israel menembak mati seorang pria Palestina di perbatasan kedua negara. Warga sipil tersebut menjadi korban tewas pertama sejak gencatan senjata terwujud.

Adnan Abu Salmia, pejabat kesehatan Gaza, mengatakan bahwa korban tewas merupakan bagian dari sekelompok pria Palestina yang nekat menyeberang ke perbatasan Israel. Saat itu mereka berusaha memanjat pagar pembatas yang memisahkan wilayah Israel dan Palestina. Konon, mereka berniat memunguti serpihan jip militer Israel yang rusak dalam bentrokan sebelum gencatan senjata.

“Ketika itu pasukan penjaga perbatasan melepaskan tembakan ke arah sekelompok pria Palestina tersebut. Selain menewaskan satu orang, tembakan itu melukai sembilan lainnya,” ungkap Salmia. Kendati demikian, perwakilan otoritas Palestina optimistis gencatan senjata tetap bertahan. Sebab, insiden penembakan tersebut tidak berkaitan dengan konflik kedua negara.

Petugas mengidentifikasi korban tewas itu sebagai Abdelhadi Qdeih Anwar. Kabarnya, pria 21 tahun tersebut berprofesi sebagai petani. Dia saat itu bergabung dengan para petani yang lain dalam upaya menerobos perbatasan Israel melalui perlintasan Desa Khuzaa. Berbeda dengan Salmia, petugas dari unit darurat Palestina melaporkan bahwa korban terluka dalam insiden tersebut berjumlah tujuh orang.

Perdana Menteri Ismail Haniya mengimbau seluruh faksi militan Gaza untuk tetap menjunjung tinggi gencatan senjata. Pemimpin 49 tahun itu berharap militan Palestina mau menahan diri dan menghentikan segala bentuk serangan di perbatasan. Dalam pernyataan resminya kemarin, dia sama sekali tidak menyinggung insiden terbaru yang merenggut satu nyawa tersebut.

Terpisah, militer Israel juga memberikan keterangan soal insiden di perbatasan kemarin. Mengutip hasil penyelidikan awal, seorang sumber militer mengatakan, insiden yang menewaskan seorang pria itu tidak terkait dengan konflik kedua negara. “Sekelompok pria berusaha menerobos pagar dan petugas kami sudah memperingatkan mereka dengan melepas tembakan ke udara,” ujarnya.

Sayang, menurut sumber yang merahasiakan namanya tersebut, kelompok pria Palestina itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Mereka tetap nekat menerobos perbatasan yang dijaga ketat. Karena itu, pasukan Israel yang berjaga di perbatasan pun melepaskan tembakan ke arah kelompok pria nekat tersebut. Satu orang tewas dan sekitar sembilan lainnya terluka.

Sementara itu, sebuah survei di Israel menyebutkan, hampir separo warga tidak sepakat dengan keputusan pemerintah soal gencatan senjata. Sebanyak 49 persen responden mengaku kecewa dengan kesepakatan gencatan senjata. Menurut responden lembaga poling independen Maagar Mohot tersebut, Israel seharusnya tetap melanjutkan rencananya untuk menggelar aksi militer di Jalur Gaza.

“Dari jumlah tersebut, sebanyak 29 persen responden berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tetap memerintah militer untuk menginvasi lewat jalur darat,” ujar juru bicara Maagar Mohot. Dalam survei itu, 31 persen responden mendukung keputusan pemerintah soal gencatan senjata. Sekitar 20 persen responden yang lain mengaku tidak punya pendapat.

Kamis lalu Israel mulai menarik mundur sejumlah pasukannya dari Gaza. Puluhan tank dan kendaraan lapis baja beriringan bergerak menuju arah kota. Bersamaan dengan itu, Israel mengklaim telah memenangi pertempuran delapan hari di wilayah sengketa tersebut. Tapi, Palestina pun mengklaim sebagai pemenang dalam bentrokan yang berakhir dengan gencatan senjata itu.

Pertempuran kali ini merupakan yang terpendek dalam sejarah bentrokan Israel dengan Palestina. Meski demikian, pertempuran terbaru itu pun memakan korban yang tidak sedikit. Dalam waktu sekitar satu pekan, sekitar 160 warga Palestina tewas. Sedangkan jumlah korban dari sisi Israel enam orang.

Sebelumnya sebuah bom meledak dekat prosesi seremoni warga Syiah dan menewaskan sedikitnya 7 orang. Termasuk empat anak-anak.

Kepala rumah sakit setempat, Aziz Baluch mengatakan kepada kantor berita AFP, Sabtu (24/11), setidaknya 30 orang lainnya, termasuk 5 anak-anak, luka-luka dalam insiden itu.
Dalam insiden di distrik Dera Ismail Khan tersebut, bahan peledak diletakkan di rute yang dilalui prosesi komunitas minoritas Syiah. Bom meledak ketika warga muslim Syiah berkumpul untuk mengikuti prosesi memperingati kematian cucu Nabi Muhammad, Imam Hussain.

“Bom ditaruh di kotak sampah, ledakan begitu kuat dan terdengar hingga jarak beberapa kilometer,” ujar polisi setempat bernama Siddiq Khan. Di antara para korban tewas, empat di antaranya adalah anak-anak berumur antara 6 tahun dan 11 tahun. “Mereka anak-anak laki-laki,” ujar kepala kepolisian setempat, Khalid Suhail.

Sebelumnya, seorang pengebom bunuh diri beraksi dalam prosesi Syiah di kota Rawalpindi pada Kamis, 22 November. Sebanyak 23 orang tewas dan 62 lainnya luka-luka dalam kejadian itu. Pengeboman itu merupakan yang paling mematikan di Pakistan dalam lima bulan terakhir.

Di tempat terpisah anggota parlemen Iran kembali berkomentar mengenai gencatan senjata antara pemerintah Israel dan gerakan Hamas. Disebutkan bahwa persetujuan Israel atas semua syarat gencatan senjata di Gaza menunjukkan rezim Zionis tak cukup kuat untuk menghadapi perlawanan rakyat Palestina.

“Karena rezim Zionis tahu bahwa pihaknya tidak punya kemampuan untuk menghadapi perlawanan Palestina, Israel menerima semua syarat sehingga gencatan senjata bisa diumumkan dan dengan melakukan hal ini, Israel menunjukkan telah menyadari kelemahan dan ketidakmampuannya,” cetus juru bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Seyyed Hossein Naqavi Hosseini.

Diimbuhkan anggota senior parlemen Iran itu, tangguhnya perlawanan para pejuang Hamas membuat rezim Israel sadar pihaknya akan mengalami kekalahan yang memalukan, jika terus melancarkan serangan ke Gaza.
“Setelah roket-roket perlawanan Hamas ditembakkan, ketidakamanan terjadi di Israel. Karena itulah mengapa di hari-hari terakhir, kita menyaksikan rezim Zionis memohon untuk gencatan senjata dan meminta semua orang dan organisasi untuk membantu menerapkan gencatan senjata,” ujar Naqavi seperti dilansir Press TV, Sabtu (24/11).

Pada 14 November lalu, Israel melancarkan serangan udara dan laut terhadap wilayah Jalur Gaza. Selama 8 hari Israel terus menggempur wilayah Gaza hingga menewaskan lebih dari 160 warga Palestina. Sekitar 1.200 orang lainnya luka-luka.
Di lain pihak, Hamas terus melancarkan serangan-serangan roket dan rudal ke wilayah Israel. Akibatnya, enam warga Israel tewas.

Akhirnya pada Rabu, 21 November malam waktu setempat, perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan di Kairo, Mesir. Sesuai kesepakatan gencatan senjata itu, Israel harus “menghentikan semua kekejaman di darat, laut dan udara termasuk serbuan dan menargetkan individu-individu”.

Faksi-faksi Palestina juga harus menghentikan “serangan-serangan roket dan semua serangan di sepanjang perbatasan”. Dalam perjanjian itu juga disebutkan, Israel akan mengizinkan masuknya barang-barang ke Gaza, yang telah diblokade Israel sejak tahun 2007.(hep/c9/ami/jpnn)

[table caption=”Data Korban Tahun Per Tahun” th=”1″ ai=”1″]
Tahun ,Palestina ,Israel
2011 ,118 (13) ,11 (5)
2010 ,81 (9) ,8 (0)
2009 ,1034 (314) ,9 (1)
2008 ,887 (128) ,35 (4)
2007 ,385 (52) ,13 (0)
2006 ,665 (140) ,23 (1)
2005 ,190 (49) ,51 (6)
2004 ,832 (181) ,108 (8)
2003 ,588 (119) ,185 (21)
2002 ,1032 (160) ,419 (47)
2001 ,469 (80) ,192 (36)
2000 ,282 (86) ,41 (0)
1999 ,9 (0) ,4 (0)
1998 ,28 (3) ,12 (0)
1997 ,21 (5) ,29 (3)
1996 ,74 (11) ,75 (8)
1995 ,45 (5) ,46 (0)
1994 ,152 (24) ,74 (2)
1993 ,180 (41) ,61 (0)
1992 ,138 (23) ,34 (1)
1991 ,104 (27) ,19 (0)
1990 ,145 (25) ,22 (0)
1989 ,305 (83) ,31 (1)
1988 ,310 (50) ,12 (3)
1987 ,22 (5) ,0 (0)
Total ,7978 (1620) ,1503 (142)
[/table]

Artikel Terkait

Rekening Gendut Akil dari Sumut?

Pedagang Emas Kian Ketar-ketir

Selalu Menghargai Sesama

Dahlan Iskan & Langkanya Daging Sapi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/