Selasa (27/11) pagi kemarin menjadi hari yang membahagiakan bagi Asril Tamin. Pria kelahiran Asahan yang sehari-hari mencari nafkah sebagai penarik becak itu merasakan kembali nikmatnya berjalan di atas kaki sendiri.
SELAMA ini Asril yang kakinya diamputasi sejak 2011 harus tertatih-tatih berjalan dengan bantuan kruk. Yang membuat Asril tak bisa menyembunyikan senyumnya karena kaki palsu bantuan ‘Muslim Hand Indonesia’ itu langsung dipasangkan ke kaki kanannya oleh Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho.
Pemasangan kaki palsu ini dilakukan Gatot yang juga penasehat Muslim Hand Indonesia di rumah dinasnya di kawasan Taman Setia Budi Indah, Medan.
Kaki Palsu yang berikan kepada Asril memang sumbangan Muslim Hand Indonesia. Berkat bantuan ini, Asril mengaku lebih nyaman berjalan, sebab menggunakan kruk seperti selama ini membuat gerakannya terbatas.
Sembari tersenyum lebar, Asril berkali-kali mengucapkan terimakasih saat Gatot tanpa canggung duduk di depannya sambil memasang kaki palsu itu. “Memakai kaki palsu lebih gampang dan enak daripada menggunakan kruk,” ujar Asril saat mencoba berjalan. Gatot pun berkali mengucapkan hamdallah karena Asril bisa gembira.
Asril yang juga Ketua Joko Tingkir Asahan menjelaskan, dengan bantuan kaki palsu Muslim Hand Indonesia bakal dapat lebih leluasa mencari rezeki. Kaki Asril diamputasi setelah pada Agustus 2011 silam menjadi korban ugal-ugalannya anak muda di jalanan.
“Kaki saya ini adalah korban dari ugal-ugalan anak muda dari kelompok sepeda motor pada bulan Agustus 2011. Ketika itu saya baru selesai mengantarkan penumpang kemudian ditabrak dari belakang,” tuturnya.
Country Manager Muslim Hand Indonesia, Khairul Rahmi , BEng (Hons), MSi (Eng), menjelaskan, kegiatan sosial ini adalah murni dorongan kemanusian untuk membantu masyarakat miskin dan kurang mampu.
“Selain sumbangan kaki palsu, juga ada operasi katarak, hernia dan bea siswa untuk anak yatim dan kurang mampu, dan pak Gatot adalah dewan penasehat kita,” tukas Khairul.
Muslim Hand Indonesia sendiri, lanjut Khairul adalah LSM dibawah Muslim Hand Internasional yang membawahi 52 negara. Muslim Hand hadir di Indoneisa usai gempa dan tsunami menerjang Sumut Aceh di tahun 2004. Mereka saat ini mengorganisir lebih dari 4.000 relawan dan mendirikan sekolah di banyak lokasi. (rel/mea)