Wali Kota Medan Terima Penghargaan Internasional
Kemampuan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM dalam memimpin Kota Medan sebagai kota multietnis mendapatkan penghargaan dari universitas terkemuka di Kota Bangkok, Thailand yakni Mahachulalongkorn Rajavidyalaya University.
Penghargaan diberikan langsung langsung Vice Rector for Academic Affair Mahachulalongkorn Rajavidyalaya University, Ven Dr Phara Maha Hansa Dhammahanso bersama sejumlah jajaran akademik kepada Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM karena mampu memimpin kota besar yang penduduknya multietnis, hidupnya rukun, aman dan tentram.
Penyerahan penghargaan internasional itu diserahkan, Jumat (23/11) di Aula Kampus Mahachulalongkorn Rajavidyalaya University. Pada kesempatan itu, wali kota turut didampingi Ketua DPRD Medan Drs H Amiruddin dan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Medan Drs H Palit Muda Harahap MA.
Usai menerima penghargaan itu, Rahudman mengatakan, atas nama pemerintah dan masyarakat Kota Medan, kami mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada universitas yang telah memberikan penghargaan kepada warga Kota Medan. Hal ini menjadi sejarah sangat kuat dalam bidang pendidikan keagamaan, khususnya agama Budha di Thailand. Termasuk, sangat konsistensi dalam bidang pembangunan pendidikan dan spiritual. Apalagi, Mahachulalongkorn Rajavidyalaya University sangat peduli dan perhatian besar terhadap kerukunan umat beragama, khususnya wilayah ASEAN.
“Penghargaan ini tentunya akan menjadi motivasi tersendiri bagi kami dalam meningkatkan upaya-upaya pembinaan kerukunan umat beragama di Kota Medan, serta Asia Tenggara umumnya. Penghargaan ini merupakan apresiasi mendalam atas komitmen dan citra yang dibangun bersama selama ini, terhadap kerukunan umat beragama di Indonesia,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Medan menjelaskan, penduduk Kota Medan saat ini berjumlah sekitar 2,9 juta jiwa. Kota Medan merupakan kota multietnis, sebab penduduknya berasal dari berbagai suku seperti Melayu, Jawa, China, Tapanuli, Mandailing, Nias, Batak Karo dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat Kota Medan juga mencerminkan kemajemukan agama yang dianut.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Pemko Medan itu mengungkapkan, penduduk Kota Medan yang memeluk agama Islam sebesar 67,8 persen, 18,1 persen pemeluk agama Kristen Protestan, 10,1 persen pemeluk agama Budha, 0,17 persen agama hindu dan 4,52 persen agama Kristen Katolik. Keberagaman dan kemajemukan budaya serta agama justru menjadikan kekuatan besar dalam membangun Kota Medan. Di samping itu mendorong dinamika sosial ekonomi masyarakat berkembang sangat pesat dan menjadikan warga terbuka bagi setiap orang yang mengunjungi Kota Medan.
Rahudman menambahkan, untuk mengantisipasi adanya pihak-pihak yang mencoba mengangkat isu SARA guna mencari identitas dan eksistensi diri sebagai bagian dari dinamika sosial yang terjadi, wali kota bersama tokoh agama membentuk Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). Tujuannya agar membentengi pandangan-pandangan ekstrim terhadap kemajemukan budaya dan agama. Selain itu sebagai fasilitas dan wadah berbagai dialog, interaksi, komunikasi serta kerjasama hubungan antara umat beragama di berbagai bidang pembangunan.
“FKUB mampu mencipatakan interaksi sosial yang hrmonis, selaras dan kokoh antar pemeluk agama satu dengan agama lainnya sehiongga menciptakan lingkungan dengan komponen yang dapat saling bekerjasama dan bersinergi membangun kota. Hal inilah yang telah mendorong Kota Medan banyak menjadi contoh model sosial pembangunan kerukunan umat beragama di Indonesia,” paparnya.
Wali Kota menyadari kerukunan umat beragama merupakan pesan kemanusiaan yang sangat penting dari setiap agama. Pengembangan kerukunan hidup umat beragama merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari proses pembangunan secara keseluruhan. Karenanya, mewujudkan keharmonisan diantara keberagaman kultur sosial dan budaya yang ada telah menjadi salah satu ciri khas terdepan pembangunan Kota Medan selama ini.
Rahudman menyampaikan, untuk kawasan Asia tenggara, keberagaman kultur dan budaya yang ada tidak akan pernah melepaskan dari ikatan persaudaraan sebagai Negara serantau. Untuk itu, kerukunan antarumat beragama akan semakin terlihat manfaat besarnya ketika mampu mewujudkan dalam konteks kawasan serantau Asia Tenggara.
“Untuk itulah kerukunan umat beragama di kawasan Asia tenggara menjadi tanggungjawab kolektif kita bersama,” jelasnya.
Sebelum menerima penghargaan dari Mahachulalongkorn Rajavidyalaya University, Wali Kota Medan didampingi Ketua DPRD Medan Drs Amiruddin, Ketua Dewan Kota Drs H Afifuddin Lubis, Kadis Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Ir Syampurno Pohan, Kepala BKD Drs Parluhutan Hasibuan, Kabag Umum M Husni SE MSi, dan beberapa pengurus FKUB Kota Medan, Camat Medan Sunggal Syahrul Rambe, Plt Camat Medan Tembung Khairuddin Lubis dan Camat Medan Kota Perlindungan diterima Duta Besar Indonesia untuk Thailand Lutfi Rauf dan Sekretaris I Bidang Penerangan Sosial Budaya Ghofar Ismail.
Pada kesempatan itu Wali Kota Medan memberikan cindera mata berupa ulos kepada Lutfi Rauf. Sebaliknya, Lutfi juga memberikan cindera mata sebagai balasannya. Kepada Wali Kota beserta rombongan, dijelaskannya meski penduduk Thailand mayoritas beragama Budha namun agama lainnya mendapat tempat dan perlakuan sama.
Lutfi menyebutkan, untuk agama Islam, ada sekitar 3 ribu masjid bagi pemeluknya untuk menjalankan salat wajib lima waktu. Untuk sekitar Bangkok, banyak sekali ditemui masjid. Malah tiga diantaranya dibangun oleh warga yang merupakan keturunan Indonesia. “Kesimpulan saya, kerukunan umat beraga diThailand sangat baik. Selama saya bertugas di sini, belum pernah ada terdengar terjadi gesekan-gesekan dengan masalah keagamaan,” terangnya.
Terkait penghargaan yang diterima Wali Kota, Lutfi sangat mengapresiasinya. Sebab, penghargaan itu merupakan penilaian yang dilakukan Negara lain terhadap kebijakan dan tata cara kepemimpinan Wali Kota sehingga mampu menjadikan penduduknya yang multi etnis dan agama hidup penuh kerukunan dan kedamaian. (gus)
Motivasi Kerukunan Umat Beragama
Vice Rector for Academic Affair Mahachulangkorn Rajavidyalaya University, Ven Dr Phara Maha Hansa Dhammahanso mengatakan, penghargaan diberikan pada dasarnya sebagai bentuk apresiasi kepada Wali Kota Medan karena berkat peranannya berhasil membina kerukunan umat beragama, sehingga menjadikan Kota Medan harmoni dan damai.
“Kehidupan umat beragama di Kota Medan berjalan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika, di mana hidup bersama dengan penuh kedamaian di tengah perbedaan,” ujarnya.
Dia menyampaikan, dengan diberikan penghargaan hendaknya semakin memotivasi Wali Kota Medan agar terus meningkatkan kerukunan umat beragama di Kota Medan. Selanjutnya, kerukunan kehidupan beragama berjalan dengan baik.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, penghargaan juga bukan dinilai dari bentuknya, melainkan karena sebuah apresiasi penilaian Mahachulangkorn Rajavidyalaya University terhadap Kota Medan. Pengalaman ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi semua wilayah.
“Kami juga belajar dari pengalaman yang telah dilakukan Kota Medan dalam menjaga kerukunan dan keamanan kota,” ucapnya. (gus)