Pasangan Gus Irawan dan Soekirman (GusMan) bukanlah sosok yang asing bagi warga Persatuan Pemuda Jawa (Pendawa). Kedua tokoh ini punya sejarah panjang dengan Pendawa.
SECARA historis, tutur Ketua Persatuan Pemuda Jawa (Pendawa) Sumut, Ruslan SE, usai mengikuti kegiatan suroan dan makan nasi ambeng bersama ratusan warga Pendawa di Jalan Merpati, Medan Sunggal, Sabtu (1/12) malam, dalam Pilgubsu 2013 ini, Sumut lebih tepat kalau pemimpinnya adalah putra daerah terbaik Sumut. Karena, lanjut dia, dalam filosofi hidup orang Jawa yang umumnya sebagai perantau di Sumut, ada sikap yang sudah terbangun secara turun-temurun untuk saling menghormati, saling menghargai dan toleransi dengan warga asli Sumut.
Tampak hadir dalam perhelatan tersebut Cawagub Soekirman, Ketua Pemuda Pancasila Medan Sunggal sekaligus Ketua PAC Gerindra Medan Sunggal Kuk Yung, Ketua Pendawa Medan Sunggal Karman Anom beserta ratusan warga Pendawa yang terlihat begitu akrab bersama Soekirman.
“Walaupun di alam demokrasi ini siapapun bisa menjadi pemimpin, namun nilai-nilai penghormatan yang ditanamkan kepada kami, warga Jawa, sejak kecil terus akan kami jaga, khususnya kami yang tergabung dalam keluarga Pendawa di Sumut,” ujar pria berkacamata ini.
Dia menambahkan, tidak ada hal lain selain perasaan toleransi dan semangat menjaga kerukunan sesama anak bangsa di Sumut, sehingga nantinya semua rakyat Sumut bisa hidup sejahtera dalam tatanan kerukunan dan sikap saling menghargai.
“Saya percaya apa yang dipraktikkan pasangan GusMan adalah bagian dari spirit itu, sehingga saya begitu yakin Sumut ini akan lebih baik dan maju di bawah kepemimpinan orang-orang yang melayani seperti Gus dan Soekirman. Saya instruksikan langsung kepada 250 ribu warga Pendawa agar solid memenangkan pasangan GusMan,” pungkasnya.
Di mata Ruslan, GusMan adalah pasangan ideal yang layak memimpin Sumut, karena pasangan inilah satu-satunya yang komit berpasangan sejak lama dan tidak dipaksa oleh kepentingan elit Parpol. Keduanya cenderung akan lebih nyaman menjalankan pemerintahan karena tidak disandera oleh pesanan bahkan tekanan.
Menurut Ruslan, GusMan memiliki kemampuan yang sangat berwarna dan saling melengkapi. Sosok Gus yang dikenal sebagai tokoh penggerak ekonomi kerakyatan, tokoh olahraga- Gus saat ini menjabat sebagai ketua KONI Sumut— dan juga ekonom dengan prestasi cemerlang, berhasil membawa Bank Sumut dari bank yang hampir bangkrut masuk ke jajaran bank daerah terbaik di Indonesia.
Sementara, Sokirman adalah tokoh gerakan yang berkecimpung di jalanan dan pedesaan mulai era 80-an. Soekirman berhasil menyemai bibit perubahan dan harapan untuk masyarakat pedesaan di Sumut, sehingga wakil bupati Serdang Bedagai yang dikenal humoris ini menjadi sosok yang begitu melekat di mata warga pedesaan di Pantai Timur Sumatera Utara saat ini.
Dalam kesempatan yang sama, Soekirman menuturkan kalau dirinya dan Gus Irawan membangun komitmen secara terbuka, dengan penjajakan kesetiakawanan dan semangat yang sama, sehingga dirinya meyakini visi yang terbangun adalah visi kerakyatan yang sudah seharusnya menjadi dasar kepemimpinan di Sumut.
“Menyejahterakan Sumut harus dimulai dari niat dan visi pemimpinnya. Jika karakter pemimpin masih pakai cara lama, artinya pemimpin harus dilayani, maka alamat hancurlah negara ini,” ujar Soekirman dengan gaya khasnya yang humoris.
Soekirman menambahkan, praktik kepemimpinan harus direformasi, birokrasi harus lebih senyawa dengan kehendak rakyat, tidak ada batas yang membuat perbedaan antara pelayan dan masyarakatnya. (rel/mea)