26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sumut Cuma Punya 180 Dokter Spesialis Penyakit Dalam

MEDAN – Keberadaan dokter spesialis penyakit dalam di Sumatera Utara (Sumut) ternyata masih sangat minim.  Tercatat, hanya 180 dokter spesialis penyakit dalam yang dipunyai Sumut selama ini.

Kondisi seperti ini, semakin membuat miris karena distribusi atau persebaran para dokter spesialis penyakit dalam itu hanya terpusat di wilayah perkotaan.

“Yang lainnya tersebar di sejumlah kabupaten/kota hingga ke Pulau Nias. Dari segi pelayanan, mungkin kebutuhan dan distribusi ini perlu di verifikasi lebih lanjut, dengan cara memperoleh informasi terbaru untuk update Ilmu Kedokteran sistim telekomunikasi, dengan tidak mengabaikan pendekatan ilmu yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah atau Evidence-base medicine,” ungkap Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara (Plt Gubsu) Gatot Pujo Nugroho dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Nurdin Lubis, pada Acara Kongres Nasional XV Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI), di Grand Ballroom JW Mariot Medan, Rabu (12/12).

Distribusi dokter spesialis penyakit dalam yang mayoritas di wilayah perkotaan, katanya, karena perkotaan terutama Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Provsu) adalah sentra pendidikan. Dengan terselenggaranya kongres nasional itu, maka lanjutnya, diharapkan bisa meningkatkan profesionalisme para dokter spesialis penyakit dalam secara baik dan benar.

Menurutnya, beberapa tahun terakhir ini ada kecendrungan masyarakat untuk berobat keluar negeri. Dimana dampak yang secara langsung bisa dirasakan adalah mengalirnya dana ke luar negeri. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Wilayah Sumut, mengatakan, devisa yang mengalir dari Provsu untuk berobat ke luar negeri mencapai Rp3-Rp4 triliun per tahunnya.

Hal Ini merupakan tantangan, khususnya bagi para dokter spesialis penyakit dalam bersama pemerintah daerah  agar dapat memformulasikan bentuk yang mirip dengan Travel Medicine berdasarkan kemampuan yang ada. Baik sarana rumah sakit (RS) maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebelumnya, Ketua Pelaksana Kongres Nasional XV Prof Harun Al Rasyid Damanik mengatakan, masyarakat sehat dan berkeadilan adalah masyarakat yang mampu menuju daya saing kesehatan. (ari)

MEDAN – Keberadaan dokter spesialis penyakit dalam di Sumatera Utara (Sumut) ternyata masih sangat minim.  Tercatat, hanya 180 dokter spesialis penyakit dalam yang dipunyai Sumut selama ini.

Kondisi seperti ini, semakin membuat miris karena distribusi atau persebaran para dokter spesialis penyakit dalam itu hanya terpusat di wilayah perkotaan.

“Yang lainnya tersebar di sejumlah kabupaten/kota hingga ke Pulau Nias. Dari segi pelayanan, mungkin kebutuhan dan distribusi ini perlu di verifikasi lebih lanjut, dengan cara memperoleh informasi terbaru untuk update Ilmu Kedokteran sistim telekomunikasi, dengan tidak mengabaikan pendekatan ilmu yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah atau Evidence-base medicine,” ungkap Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara (Plt Gubsu) Gatot Pujo Nugroho dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu) Nurdin Lubis, pada Acara Kongres Nasional XV Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI), di Grand Ballroom JW Mariot Medan, Rabu (12/12).

Distribusi dokter spesialis penyakit dalam yang mayoritas di wilayah perkotaan, katanya, karena perkotaan terutama Medan sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Provsu) adalah sentra pendidikan. Dengan terselenggaranya kongres nasional itu, maka lanjutnya, diharapkan bisa meningkatkan profesionalisme para dokter spesialis penyakit dalam secara baik dan benar.

Menurutnya, beberapa tahun terakhir ini ada kecendrungan masyarakat untuk berobat keluar negeri. Dimana dampak yang secara langsung bisa dirasakan adalah mengalirnya dana ke luar negeri. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia Wilayah Sumut, mengatakan, devisa yang mengalir dari Provsu untuk berobat ke luar negeri mencapai Rp3-Rp4 triliun per tahunnya.

Hal Ini merupakan tantangan, khususnya bagi para dokter spesialis penyakit dalam bersama pemerintah daerah  agar dapat memformulasikan bentuk yang mirip dengan Travel Medicine berdasarkan kemampuan yang ada. Baik sarana rumah sakit (RS) maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebelumnya, Ketua Pelaksana Kongres Nasional XV Prof Harun Al Rasyid Damanik mengatakan, masyarakat sehat dan berkeadilan adalah masyarakat yang mampu menuju daya saing kesehatan. (ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/