25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Nomor Peruntungan

Angka, bagi sebagian orang memiliki arti khusus; bisa baik dan bisa juga sebaliknya. Itulah sebab, bagi orang Barat sana angka 13 cenderung dihindari. Ya, angka itu dianggap angka sial. Apakah angka juga begitu berperan dalam kehidupan warga Sumut?

Nah, soal angka, kemarin publik Sumut disibukkan dengan pencabutan nomor urut calon gubernur Sumatera Utara dan calon wakil gubernur Sumatera Utara (cagub-cawagubsu). Hasilnya sudah didapat, Gus Irawan dan Soekirman meraih nomor 1. Effendi Simbolon dan Djumiran Abdi nomor 2. Chairuman Harahap dan Fadli Nurzal nomor 3. Amri Tambunan dan RE Nainggolan nomor 4. Dan, Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi kebagian nomor 5. Adakah dari mereka yang girang atau menganggap nomor urut mereka sebagai angka baik?

Jawabnya, ini Sumut dan bukan Barat. Jadi, angka tampaknya tidak begitu penting hingga menjadikan cagub-cagubsu termehek-mehek begitu mendapat nomor urut. Pun, tidak ada dari mereka yang tampak kecewa dengan nomor yang mereka peroleh. Bahkan, masing-masing dari mereka malah mencoba memaknai nomor yang didapat. Masing-masing mereka seakan ingin menunjukkan kalau nomor yang diraih melalui undian itu sudah pas. Pun, mereka seperti ingin menciptakan tuah nomor mereka masing-masing.

Perhatikan kalimat mereka setelah memperoleh nomor: Pertama, Gus Irawan: ini menggambarkan memang kita kuat fisiknya untuk menang dan memimpin Sumut ini. Kedua, Effendi Simbolon: semoga memberikan yang terbaik. Dan, Ibu Mega tidak mempersoalkan nomor urut. Ketiga, Chairuman: nomor tiga itu di tengah-tengah, jadi lebih cepat diperhatikan. Keempat, RE Nainggolan (Amri tak hadir saat pencabutan nomor): ini nomor yang berkah bagi kita untuk membangun Sumut. Dan kelima, Gatot: lima itu sudah identik dengan masyarakat Indonesia dan Sumut, yakni Pancasila yang terdiri dari lima asas.

Bagaimana, sudah terlihat seperrti apa mereka memaknai nomor mereka masing-masing bukan? Ya, dari semua nomor dan semua pasangan memang tidak memiliki kekhususan terhadap nomor mereka masing-masing. Paling Gatot Pujo Nugroho yang punya kenangan khusus pada angka 5 saat berhasil menjadi wakil gubernur ketika berpasangan dengan Syamsul Arifin pada 2008 lalu. Lainnya tidak begitu ketara. Yang tergambar dari semua kalimat calon tadi, mereka berharap nomor itu membawa peruntungan.

Pertanyaannya, adakah nomor itu bisa membawa peruntungan? Jawabnya mari kita lihat kalimat Chairuman tadi. Ya, tiga berada di tengah-tengah. Maka, bisa dikatakan dia untung dari sisi itu. Tapi, bukan berarti yang diawal dan terakhir tidak diperhatikan juga bukan. Yang pertama akan berada paling kiri dan yang kelima berada paling kanan. Artinya, dua posisi itu pun bisa sangat diperhatikan. Lalu, bagaimana dengan dua dan empat? Jangan salah, ada pula kecendrungan orang yang suka angka genap. Jika begitu, Anda pilih yang mana? (*)

Angka, bagi sebagian orang memiliki arti khusus; bisa baik dan bisa juga sebaliknya. Itulah sebab, bagi orang Barat sana angka 13 cenderung dihindari. Ya, angka itu dianggap angka sial. Apakah angka juga begitu berperan dalam kehidupan warga Sumut?

Nah, soal angka, kemarin publik Sumut disibukkan dengan pencabutan nomor urut calon gubernur Sumatera Utara dan calon wakil gubernur Sumatera Utara (cagub-cawagubsu). Hasilnya sudah didapat, Gus Irawan dan Soekirman meraih nomor 1. Effendi Simbolon dan Djumiran Abdi nomor 2. Chairuman Harahap dan Fadli Nurzal nomor 3. Amri Tambunan dan RE Nainggolan nomor 4. Dan, Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi kebagian nomor 5. Adakah dari mereka yang girang atau menganggap nomor urut mereka sebagai angka baik?

Jawabnya, ini Sumut dan bukan Barat. Jadi, angka tampaknya tidak begitu penting hingga menjadikan cagub-cagubsu termehek-mehek begitu mendapat nomor urut. Pun, tidak ada dari mereka yang tampak kecewa dengan nomor yang mereka peroleh. Bahkan, masing-masing dari mereka malah mencoba memaknai nomor yang didapat. Masing-masing mereka seakan ingin menunjukkan kalau nomor yang diraih melalui undian itu sudah pas. Pun, mereka seperti ingin menciptakan tuah nomor mereka masing-masing.

Perhatikan kalimat mereka setelah memperoleh nomor: Pertama, Gus Irawan: ini menggambarkan memang kita kuat fisiknya untuk menang dan memimpin Sumut ini. Kedua, Effendi Simbolon: semoga memberikan yang terbaik. Dan, Ibu Mega tidak mempersoalkan nomor urut. Ketiga, Chairuman: nomor tiga itu di tengah-tengah, jadi lebih cepat diperhatikan. Keempat, RE Nainggolan (Amri tak hadir saat pencabutan nomor): ini nomor yang berkah bagi kita untuk membangun Sumut. Dan kelima, Gatot: lima itu sudah identik dengan masyarakat Indonesia dan Sumut, yakni Pancasila yang terdiri dari lima asas.

Bagaimana, sudah terlihat seperrti apa mereka memaknai nomor mereka masing-masing bukan? Ya, dari semua nomor dan semua pasangan memang tidak memiliki kekhususan terhadap nomor mereka masing-masing. Paling Gatot Pujo Nugroho yang punya kenangan khusus pada angka 5 saat berhasil menjadi wakil gubernur ketika berpasangan dengan Syamsul Arifin pada 2008 lalu. Lainnya tidak begitu ketara. Yang tergambar dari semua kalimat calon tadi, mereka berharap nomor itu membawa peruntungan.

Pertanyaannya, adakah nomor itu bisa membawa peruntungan? Jawabnya mari kita lihat kalimat Chairuman tadi. Ya, tiga berada di tengah-tengah. Maka, bisa dikatakan dia untung dari sisi itu. Tapi, bukan berarti yang diawal dan terakhir tidak diperhatikan juga bukan. Yang pertama akan berada paling kiri dan yang kelima berada paling kanan. Artinya, dua posisi itu pun bisa sangat diperhatikan. Lalu, bagaimana dengan dua dan empat? Jangan salah, ada pula kecendrungan orang yang suka angka genap. Jika begitu, Anda pilih yang mana? (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/