26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Delapan Pengebor Terbakar

Sumur Minyak Ilegal di Langkat Meledak

LANGKAT-Pengeboran minyak ilegal di Desa Jatitunggal Kecamatan Padangtualang, Langkat meledak, Jumat (14/12) sekitar pukul 04.00 WIB Selain menyemburkan api setinggi 10 meter, juga membakar 8 warga.

Delapan warga yang menderita luka bakar tersebut yakni, Indra Jaya warga Siantar, Jamalauddin (24) warga Seirebat, Sahril (36) dan Saptono (41) warga Tanjungselamat, Dadang dan Sutarno (52) warga Pondok VIII Darathulu, Poniren warga Bukittua dan Ali. Mereka dilarikan ke RSU Tanjung Pura.

Awalnya, Herman, seorang warga di sana berhasil membuat kejutan setelah melakukan pengeboran sejak 5 hari lalu. Sumur minyak yang dibornya mampu menghasilkn minyak konden (mentah-red) sebanyak 30 liter per jam. Melihat itu, warga yang lain tak sabar untuk melakukan pengeboran. Namun, Herman sempat menghimbau teman-temannya itu untuk tidak melakukan pengeboran. Soalnya, minyak yang ada di sumur miliknya itu masih terlalu sedikit dan sangat berbahaya jika dilakukan pengeboran sumur lain.

Namun himbauan Herman tak dihiraukan. Tanpa ada keraguan, 11 warga itupun memulai pengeboran sumur mereka. Celakanya, sumur minyak yang dibor tersebut hanya berjarak sekitar 15 meter dari sumur minyak milik Herman. Padahal sebelumnya, Herman sudah menghimbau untuk tidak melakukan pengeboran karena hal tersebut sangat berbahaya.

Tanpa ada rasa takut dan ingin meraup untung besar, teman-teman Herman tadipun terus melakukan pengeboran yang dilakukan sejak pukul 20.00-02.00 WIB dinihari. Apa yang dilakukan teman-teman Herman ini memang membuahkan hasil. Lantas, mereka menyempatkan diri untuk beristirahat dengan menggunakan empat buah lampu sentir yang berada di sekeliling sumur minyak tersebut.

Lagi asik beristirahat sembari menyulut rokok, secara tiba-tiba api lampu sentir menyambar dan membuat sumur minyak yang mereka bor tersebut meledak. Kobaran api yang sangat besar langsung membakar sekujur tubuh 8 orang dari 11 orang yang berada di sekitar lokasi.

Bukan hanya itu, sumur milik Herman juga ikut terbakar. Ledakan serta kobaran api yang sangat besar, mengundang perhatian warga di kampung tersebut. Selanjutnya, warga berdatangan dan melarikan para korban ke RSU Tanjung Pura. “Saya sudah melarang mereka agar tidak berdekatan degan saya megebor minyak. Tapi emang mereka dasarnya bandal beginilah jadinya. Lokasi saya pun ikut ludes terbakar,” ucap Herman.

“Memang macam gitu orang ini, lihat orang berhasil mengebor minyak merekapun ikut untuk megebor. Tapi tepat pula mereka mengebor di sebelah saya, ya jadinya seperti ini,” tambah Hermamn, seraya menambahkan, lahan tersebut milik Pulungan yang tingal di Kota Medan.

Disisi lain, Salbiah (45) warga Gohor, juga mengalami luka bakar dibagian kaki, tangan dan tubuhnya. Hal itu diakibatkan, kompor minyak miliknya meledak ketika hendak memsak sarapan pagi. Diduga, minyak yang digunakan korban juga berasal dari minyak oplosan yang dimasak warga secara ilegal. Untuk pertawatan intensif, korban dibawa ke RSU Tanjung Pura dan sama dengan delapan orang korban sumur minyak yang meledak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Kabupaten Langkat, Iskandar, mengatakan, kalau pihaknya sudah meninjau lokasi. “Kami belum pastikan apa penyebabnya, yang jelas api masih menyebur keluar. Diduga, sumur itu mengandung gas,” ujar Iskandar, seraya menambahkan, pihaknya akan mengundang Pertamina, untuk mengetahui sebab dan kenapa api bisa menyebur.

Iskandar juga mengakui, kalau lahan tempat warga mengebor minyak itu milik Pulungan. “Jarak lokasi ke rumah warga juga cukup jauh. Kita juga tidak dapat menmpuh lokasi memakai mobil. Jadi kita terpaksa jalan kaki,” ungkap Iskandar.

Disinggung selama ini pihaknya lambat memberikan tindakan kepada masyarakat, Iskandar mengakui, kalau pihaknya sudah lelah menyampaikan dampak buruk atas pekerjkaan yang dilakukan masyarakat tersebut. “Kalau pemberitahuan sudah capek kami lakukan. Jadi kita sekarang ini masih menunggu koperasi yang masih digodok di Pusat,” ucapnya.(smg)

Sumur Minyak Ilegal di Langkat Meledak

LANGKAT-Pengeboran minyak ilegal di Desa Jatitunggal Kecamatan Padangtualang, Langkat meledak, Jumat (14/12) sekitar pukul 04.00 WIB Selain menyemburkan api setinggi 10 meter, juga membakar 8 warga.

Delapan warga yang menderita luka bakar tersebut yakni, Indra Jaya warga Siantar, Jamalauddin (24) warga Seirebat, Sahril (36) dan Saptono (41) warga Tanjungselamat, Dadang dan Sutarno (52) warga Pondok VIII Darathulu, Poniren warga Bukittua dan Ali. Mereka dilarikan ke RSU Tanjung Pura.

Awalnya, Herman, seorang warga di sana berhasil membuat kejutan setelah melakukan pengeboran sejak 5 hari lalu. Sumur minyak yang dibornya mampu menghasilkn minyak konden (mentah-red) sebanyak 30 liter per jam. Melihat itu, warga yang lain tak sabar untuk melakukan pengeboran. Namun, Herman sempat menghimbau teman-temannya itu untuk tidak melakukan pengeboran. Soalnya, minyak yang ada di sumur miliknya itu masih terlalu sedikit dan sangat berbahaya jika dilakukan pengeboran sumur lain.

Namun himbauan Herman tak dihiraukan. Tanpa ada keraguan, 11 warga itupun memulai pengeboran sumur mereka. Celakanya, sumur minyak yang dibor tersebut hanya berjarak sekitar 15 meter dari sumur minyak milik Herman. Padahal sebelumnya, Herman sudah menghimbau untuk tidak melakukan pengeboran karena hal tersebut sangat berbahaya.

Tanpa ada rasa takut dan ingin meraup untung besar, teman-teman Herman tadipun terus melakukan pengeboran yang dilakukan sejak pukul 20.00-02.00 WIB dinihari. Apa yang dilakukan teman-teman Herman ini memang membuahkan hasil. Lantas, mereka menyempatkan diri untuk beristirahat dengan menggunakan empat buah lampu sentir yang berada di sekeliling sumur minyak tersebut.

Lagi asik beristirahat sembari menyulut rokok, secara tiba-tiba api lampu sentir menyambar dan membuat sumur minyak yang mereka bor tersebut meledak. Kobaran api yang sangat besar langsung membakar sekujur tubuh 8 orang dari 11 orang yang berada di sekitar lokasi.

Bukan hanya itu, sumur milik Herman juga ikut terbakar. Ledakan serta kobaran api yang sangat besar, mengundang perhatian warga di kampung tersebut. Selanjutnya, warga berdatangan dan melarikan para korban ke RSU Tanjung Pura. “Saya sudah melarang mereka agar tidak berdekatan degan saya megebor minyak. Tapi emang mereka dasarnya bandal beginilah jadinya. Lokasi saya pun ikut ludes terbakar,” ucap Herman.

“Memang macam gitu orang ini, lihat orang berhasil mengebor minyak merekapun ikut untuk megebor. Tapi tepat pula mereka mengebor di sebelah saya, ya jadinya seperti ini,” tambah Hermamn, seraya menambahkan, lahan tersebut milik Pulungan yang tingal di Kota Medan.

Disisi lain, Salbiah (45) warga Gohor, juga mengalami luka bakar dibagian kaki, tangan dan tubuhnya. Hal itu diakibatkan, kompor minyak miliknya meledak ketika hendak memsak sarapan pagi. Diduga, minyak yang digunakan korban juga berasal dari minyak oplosan yang dimasak warga secara ilegal. Untuk pertawatan intensif, korban dibawa ke RSU Tanjung Pura dan sama dengan delapan orang korban sumur minyak yang meledak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Kabupaten Langkat, Iskandar, mengatakan, kalau pihaknya sudah meninjau lokasi. “Kami belum pastikan apa penyebabnya, yang jelas api masih menyebur keluar. Diduga, sumur itu mengandung gas,” ujar Iskandar, seraya menambahkan, pihaknya akan mengundang Pertamina, untuk mengetahui sebab dan kenapa api bisa menyebur.

Iskandar juga mengakui, kalau lahan tempat warga mengebor minyak itu milik Pulungan. “Jarak lokasi ke rumah warga juga cukup jauh. Kita juga tidak dapat menmpuh lokasi memakai mobil. Jadi kita terpaksa jalan kaki,” ungkap Iskandar.

Disinggung selama ini pihaknya lambat memberikan tindakan kepada masyarakat, Iskandar mengakui, kalau pihaknya sudah lelah menyampaikan dampak buruk atas pekerjkaan yang dilakukan masyarakat tersebut. “Kalau pemberitahuan sudah capek kami lakukan. Jadi kita sekarang ini masih menunggu koperasi yang masih digodok di Pusat,” ucapnya.(smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/