26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Kasus di PLN Kembali Diungkit

Korwil Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Drs Gandi Parapat mengaku tak setuju dengan pernyataan Effendi Simbolon. Namun, dia mengatakan pernyataan Effendi itu sebetulnya tak perlu dijadikan komoditi karena sosok Effendi justru diragukan darah Bataknya.

‘’Kalau Anda tanya bagaimana tanggapan saya terhadap pernyataan Effendi Simbolon soal masalah ulos?n Untuk apa kita tanggapi hal itu. Ada info saya dengar dia bukan marga Simbolon karena orangtuanya di Kalimantan marga Sitanggang. Itu info ya. Jadi terus terang saja kita ragukan apakah dia Batak atau tidak. Kalau itu yang kita bahas. Lucu jadinya. Lebih bagus kita bahas yang lain. Jangan terpengaruh kita pada hal-hal yang tidak jelas,’’ katanya.
Dalam kapasitasnya sebagai koordinator PMPHI Sumut, Gandi menegaskan, dirinya lebih tertarik membahas kasus dugaan kongkalikong Effendi Simbolon dan iparnya Bintatar Hutabarat di PLN. Dia menyebutkan indikasi itu sebetulnya sudah lama melenting ke permukaan.

‘’Sosok Effendi sebagai cagub yang tak bersih dan bermasalah itu lebih menarik dan seksi dibahas ketimbang membahas pernyataan dia yang sebetulnya dia sendiri tak paham,’’ katanya. Secara tegas, Gandi menyatakan, gaya Effendi yang terindikasi tersangkut KKN, terutama dugaan mekanisme tender di PLN dengan bukti maraknya demo terhadap dirinya cermin siapa sesungguhnya Effendi.

‘’Masyarakat Sumut bisa melihat bagaimana kualitas calon pemimpinnya. Effendi datang dari jauh-jauh ke Sumut hanya merusak kebiasaan baik yang tertanam dalam budaya masyarakat kita. Bisa saja itu karakter asli dia seperti berbagai tudingan miring terhadap dirinya yang grasa-grusu di PLN.  Dari mana datang asap kalau tak dari api?’’ tegas Gandi.

Sementara itu, kecaman kepada Effendi juga datang dari masyarakat luas, yang membaca berita berjudul ‘Kritik Dahlan Iskan, Effendi Simbolon Tuai Kecaman” yang dimuat di JPNN.com, Kamis (17/1).

Para pembaca mengomentari berita dengan beragam kalimat kecaman ke anggota DPR dari PDIP itu. Antara lain pembaca yang bernama Bratadewi. “Nggak paten X cakap tulang GILA itu macam gak sekolah aja kau, kalo angg legislatif,eksekutif yudikatif,itu bahasanya yg spektakuler lah lae,” tulisnya
“Bah !! begitunya akhlak calgub ku, jadi tak syoor aku mau milih dia, mau jadi apa sumut ku ini nanti kalo dia yg mimpin, takut aku jadi gila bah,” tambah pembaca lain, Ayu Amir.

Beda lagi dengan Nov. “Bagi orang Batak yg menunjunjung tinggi adat dan marga, apalagi tamparan yg lebih keras daripada ditampar oleh kaum adat Batak??? kena kau,” begitu tulisnya. Selain tiga pembaca ini, masih banyak lagi komentar di jpnn.com. (val/sam/gir)

Korwil Pusat Monitoring Politik dan Hukum Indonesia (PMPHI) Drs Gandi Parapat mengaku tak setuju dengan pernyataan Effendi Simbolon. Namun, dia mengatakan pernyataan Effendi itu sebetulnya tak perlu dijadikan komoditi karena sosok Effendi justru diragukan darah Bataknya.

‘’Kalau Anda tanya bagaimana tanggapan saya terhadap pernyataan Effendi Simbolon soal masalah ulos?n Untuk apa kita tanggapi hal itu. Ada info saya dengar dia bukan marga Simbolon karena orangtuanya di Kalimantan marga Sitanggang. Itu info ya. Jadi terus terang saja kita ragukan apakah dia Batak atau tidak. Kalau itu yang kita bahas. Lucu jadinya. Lebih bagus kita bahas yang lain. Jangan terpengaruh kita pada hal-hal yang tidak jelas,’’ katanya.
Dalam kapasitasnya sebagai koordinator PMPHI Sumut, Gandi menegaskan, dirinya lebih tertarik membahas kasus dugaan kongkalikong Effendi Simbolon dan iparnya Bintatar Hutabarat di PLN. Dia menyebutkan indikasi itu sebetulnya sudah lama melenting ke permukaan.

‘’Sosok Effendi sebagai cagub yang tak bersih dan bermasalah itu lebih menarik dan seksi dibahas ketimbang membahas pernyataan dia yang sebetulnya dia sendiri tak paham,’’ katanya. Secara tegas, Gandi menyatakan, gaya Effendi yang terindikasi tersangkut KKN, terutama dugaan mekanisme tender di PLN dengan bukti maraknya demo terhadap dirinya cermin siapa sesungguhnya Effendi.

‘’Masyarakat Sumut bisa melihat bagaimana kualitas calon pemimpinnya. Effendi datang dari jauh-jauh ke Sumut hanya merusak kebiasaan baik yang tertanam dalam budaya masyarakat kita. Bisa saja itu karakter asli dia seperti berbagai tudingan miring terhadap dirinya yang grasa-grusu di PLN.  Dari mana datang asap kalau tak dari api?’’ tegas Gandi.

Sementara itu, kecaman kepada Effendi juga datang dari masyarakat luas, yang membaca berita berjudul ‘Kritik Dahlan Iskan, Effendi Simbolon Tuai Kecaman” yang dimuat di JPNN.com, Kamis (17/1).

Para pembaca mengomentari berita dengan beragam kalimat kecaman ke anggota DPR dari PDIP itu. Antara lain pembaca yang bernama Bratadewi. “Nggak paten X cakap tulang GILA itu macam gak sekolah aja kau, kalo angg legislatif,eksekutif yudikatif,itu bahasanya yg spektakuler lah lae,” tulisnya
“Bah !! begitunya akhlak calgub ku, jadi tak syoor aku mau milih dia, mau jadi apa sumut ku ini nanti kalo dia yg mimpin, takut aku jadi gila bah,” tambah pembaca lain, Ayu Amir.

Beda lagi dengan Nov. “Bagi orang Batak yg menunjunjung tinggi adat dan marga, apalagi tamparan yg lebih keras daripada ditampar oleh kaum adat Batak??? kena kau,” begitu tulisnya. Selain tiga pembaca ini, masih banyak lagi komentar di jpnn.com. (val/sam/gir)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/