Ekonomi AS Melemah
NEW YORK- Pendapatan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menurun lebih dari 300 persen. Hal itu berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) wajib pajak yang disampaikan Obama dan istrinya, Michelle. Penurunan ini juga berkaitan melemahnya perekonomian di negari paman Sam itu.
Seperti dilansir harian The New York Times, Selasa (19/4). Menurut SPT Obama dan Michelle, yang dilaporkan Senin (18/4), pendapatan bruto mereka untuk tahun pajak 2010 berjumlah dollar US 1.728.096 sekitar Rp15 miliar. Jumlah ini lebih kecil dari pendapatan tahun pajak 2009, yaitu sebesar dolar US 5,5 juta sekitar Rp47,7 miliar.
Untuk diketahui, sebagian besar pendapatannya berasal dari penjualan buku-buku laris karya Obama, yang berjudul “Dreams From My Father” dan “The Audacity of Hope.” Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hasil penjualan buku tidak sebesar dulu.
Kendati pendapatannya tengah menurun, Obama masih tetap bersyukur. Dia berkata bahwa pendapatannya masih lebih dari cukup untuk dipotong pajak, nilainya tengah diusulkan naik oleh pemerintah, tapi masih ditentang keras oleh kubu oposisi di parlemen.
Dari pendapatan bruto itu, Obama dan istri harus membayar pajak sebesar dollar US 453.770 atau sekitar Rp3,4 miliar. Di AS, pemotongan tertinggi untuk pajak penghasilan individu sebesar 35 persen. Nilai pemotongan ini beragam, tergantung dari seberapa besar penghasilan yang bersangkutan.
Tak hanya potongan itu, Obama dan keluarga harus menyumbang dolar US 245.075 kepada 36 yayasan. Nilainya mencapai 14,2 persen dari total penghasilannya sebelum dipotong pajak. Dari total penghasilannya, hampir dollar US 400.000 sekitar Rp3,4 miliar berasal dari gaji tahunan sebagai presiden. Selain itu, keluarga Obama juga membayar pajak ke pemerintah negara bagian Illinois, nilainya dolar US 51.568.
Sementara itu, Wakil Presiden Joe Biden dan istri memiliki penghasilan sebesar dolar US 379.178 sebagian besar adalah gaji Biden. Mereka membayar pajak dolar US 86.626, atau 23 persen dari total penghasilan.
Masih lesunya ekonomi AS sejak dihantam resesi pada 2008 terlihat dari peringatan lembaga pemeringkat kredit terkemuka, Standard dan Poor’s. Lembaga itu menurunkan proyeksi jangka panjang kondisi fiskal AS, dari ‘stabil’ ke ‘negatif.’ Hal ini berkaitan besarnya defisit anggaran pemerintah AS yang mencapai triliunan dolar. (bbs/jpnn)