Tegar Hadapi Fitnah Bertubi Jelang Pilgubsu
Pemilukada Gubernur Sumatera Utara tinggal hitungan hari. Di saat banyak survei menunjukkan Gatot-Tengku Erry memimpin dalam elektabilitas
dan popularitas, sejumlah black campaign dan fitnah pun mendera. Mulai dari isu korupsi hingga poligami.
Meski serangan kampanye hitam juga fitnah makin kencang menerpa, tak membuat Gatot-Tengku Erry surut. Keduanya tetap tenang terus bekerja dan melaksanakan tugas masing-masing. Secara kompak maupun berbagi, keduanya roadshow bersilaturahim dengan warga Sumatera Utara.
Incumbent Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho tampak santai saja, ketika diberitahu bahwa sejumlah media memblow up isu-isu poligami yang sudah cenderung menjadi berita sampah dan fitnah.
“Gak usah terpancing dan emosi. Gak perlu membalas fitnah dengan fitnah. Allah SWT itu nggak tidur kok,” ungkapnya usai salat zuhur berjamaah di salah satu masjid di kawasan Medan Marelan, beberapa hari lalu.
Sama seperti saat diwawancarai sejumlah wartawan Desember silam, Gatot menegaskan hingga saat ini dirinya masih suami dari Sutias Handayani yang telah memberikan lima orang putri: Fifah Radhiyatullah, Fauzia Dinny Hanif, Rumaisho Hanny Muti’ah, Maryam Balqis Saliimah, dan Aisyah Nailah Rabbaniy.
Gatot menikahi Sutias pada bulan Mei 1990. Pernikahan mereka menjadi pernikahan pertama di Medan yang mempelai pria dan wanitanya duduk terpisah. Pernikahan itu menggunakan seperangkat alat salat sebagai mas kawin.
Hubungan Gatot dengan Sutias berawal dari aktivitas dakwah di Masjid Dakwah Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) pada 1988-1989. Di tahun itu Sutias baru pulang ke Medan menyelesaikan studi D3 di Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta.
Meski tidak begitu akrab, namun keduanya sudah pernah bertemu dalam kegiatan-kegiatan dauroh (pesantren kilat). Gatot pernah sekali datang ke rumah Sutias ketika diajak salah seorang ustaz untuk mengajak Sutias ikut aktif dalam pengajian yang mereka gelar.
Gatot yang berusia 28 tahun dan dianggap yang paling tua di antara aktivis pengajian lainnya, diminta Ustaz Adriano Rusfi untuk segera menikah. Saat itu pula Gatot meminta untuk dicarikan calon pasangan hidup dengan menyampaikan beberapa kriteria yang diinginkan.
Ustaz Aad-sapaan akrab Adriano Rusfi- saat itu mencoba menjodohkan Gatot dengan Sutias. Karena saat itu Gatot dan Sutias dianggap yang paling senior. Ketika ditunjukkan foto Sutias, Gatot langsung menyetujuinya. “Karena saya sudah tau sebelumnya. Jadi saya pilih Sutias,” ujar Gatot.
Kini, pasangan aktivis dakwah tersebut telah dikarunia lima orang anak perempuan yang mulai beranjak dewasa. Sutias mengakui, selama Gatot menjadi Plt Gubernur Sumut, banyak cobaan yang datang. Namun semua bisa dilalui karena keluarga ini saling support, saling mencintai dan saling mengingatkan untuk selalu lurus berjalan di muka bumi yang hanya sebentar.
Cobaan kembali muncul lewat fitnah keji bertajuk poligami. Banyak pihak menduga fitnah ini terus dihembuskan lawan-lawan politik karena popularitas dan elektabilitas Gatot-Tengku Erry terus menanjak di tengah rakyat Sumatera Utara.
Saat dikonfrontir benar tidaknya fitnah keji itu, baik Gatot maupun Sutias mengaku tidak risau. Isu ini memang terus dihembuskan dengan tujuan menjelekkan nama Gatot Pujo Nugroho di mata masyarakat. Bukan rahasia lagi, masyarakat kita memang masih sangat sensitif jika tokoh idola mereka melakukan poligami. Kasus Aa Gym adalah contohnya.
“Setelah gagal isu poligami di Medan, baru-baru ini isunya diubah jadi saya poligami di Jakarta. Padahal lihat saja, waktu saya lebih banyak di sini (Medan.red),” kata Gatot.
Bagi Sutias, Gatot sampai hari ini masih kekasih sejatinya. Sutias juga tak ambil pusing dengan fitnah keji tersebut. Sebab hingga detik ini, lelaki jebola ITB Bandung itu masih tetap hangat dan mesra dalam keluarga mereka.
Bukan hanya itu, jika benar melakukan poligami sudah pasti Gatot wajib memberitahukan ke keluarga dan para ustad mereka. “ Tak cuma itu, jika benar sudah poligami, pasti ada perubahan sikap dan waktu untuk keluarga. Alhamdulillah sejauh ini sikap dan waktu Pak Gatot masih sama hangatnya untuk kami semua,” tutur Sutias.
Dalam rumah tangga, Sutias selalu menempatkan dirinya sebagai pendamping suami yang baik. Termasuk yang paling utama selalu mengingatkan Gatot untuk tetap memegang prinsip-prinsip kebenaran.
“Istri harus bisa mengingatkan suami. Jangan biarkan suami melenceng, saat mulai belok-belok harus diingatkan,” tegas Sutias sembari menjelaskan kehidupan dunia hanyalah sementara, sehingga rugi besar jika di kehidupan yang singkat ini manusia membuat kerusakan. (*)