25 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Dilempar Batu saat Bermain “Mobil Goyang” di Depan Rumah

Menilik Rumah Rani yang Hanya 500 Meter dari Kediaman Bekas Presiden PKS

Terungkapnya dugaan penyuapan impor sapi menjadi musibah besar bagi PKS. Selain melibatkan Luthfi Hasan Ishaaq, mantan presidennya, KPK juga menangkap seorang perempuan seksi di sebuah hotel bersama dengan teman dekatnya, Ahmad Fhatanah.

KUKUH MINANTA, Jakarta

PULUHAN wartawan masih tetap setia menunggu dan mengamati rumah sederhana bercat hijau yang pintunya terkunci rapat. Tak sedikit yang nekat mengetuk pintu dan berteriak berharap ada balasan dari dalam rumah.

RUMAH IBU GURU:  Inilah kediaman Maharani  tak jauh dari rumah bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.// KUKUH MINANTA/JPNN
RUMAH IBU GURU: Inilah kediaman Maharani yang tak jauh dari rumah bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.// KUKUH MINANTA/JPNN

“Bu permisi,” seru seorang wartawan online nasional itu, Sabtu (2/2). Harapan mereka sia-sia. Meski beberapa lampu di rumah itu menyala, tak ada jawaban dari dalam.

Ya, itu adalah rumah Engkun Kurniasih orangtua Maharani Suciyono. Maharani yang biasa disapa Rani adalah perempuan yang ikut ditangkap KPK bersama Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien Rabu (31/1) lalu. Fathanah, disebut-sebut orang dekat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

Dari tangan mahasiswi Universitas Prof Moestopo Beragama itu  petugas menyita Rp10 juta hasil pemberian Fathanah. Uang tersebut adalah bagian dari Rp1 miliar yang diduga akan diberikan ke Luthfi  sebagai pelicin impor daging sapi. Rumah tersebut merupakan rumah dinas dan terletak di dalam area SDN Batu Ampar 12 Kramatjati, Jaktim. Kurniasih adalah salah satu guru di sekolah tersebut. Rumah sederhana berukuran sekitar 8 x 10 meter tersebut tampak asri. Meski terletak di komplek sekolah, bangunan itu dikelilingi kebun. Tanaman-tanaman besar tumbuh subur di sana.

“Sudah dua hari ini nggak kelihatan orangnya,” kata seorang tetangga Irwan Nurdin, salah seorang tetangga. Mereka juga mengaku tidak tahu apakah Rani dan keluarga sudah pergi atau masih “bersembunyi” di rumah.

Sebetulnya, keluarga Rani sempat membuka diri dengan media. Sehari setelah dilepas KPK karena tidak terbukti terlibat,  Kurniasih dan Rani sempat menemui awak media terkait keterlibatan anaknya. “Pusing Mas, saya kayak orang paling salah,” kata Kurniasih kepada wartawan di rumahnya.

Namun belum tuntas menceritakan permasalahan, beberapa keluarga pun memutuskan menghentikan wawancara. Hingga akhirnya mereka “menghilang”.

Suratno seorang pengojek yang mangkal di depan rumah Rani mengatakan bahwa Rani adalah perempuan yang baik. Dia banyak bersosialisai dengan warga. Bahkan Rani mengenal hampir semua sopir ojek di sana. Mereka pun kaget mendengar kabar Rani ditangkap KPK. Hampir semua sopir ojek itu adalah langganan Rani. Mereka mengaku, paling sering Rani minta di antar ke jalan utama atau ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tapi saat ditanya untuk apa Rani ke TMII Suratno mengaku tidak tahu. “Yang jelas dia minta berhenti di pinggir jalan, terus biasanya ada mobil yang jemput dia,” katanya.

Para sopir ojek mengaku bahwa Rani memang terbiasa berpenampilan seksi. Saat di rumah pun, perempuan kelahiran Kuningan Jabar itu  sering mengenakan celana super pendek dan tak jarang memakai rok mini. “Ya seperti  foto-foto di koran (saat Rani keluar dari KPK mengenakan rok mini),” kata dia.

Namun menurut para pengojek yang biasa mangkal di rumah Rani itu, adalah hal biasa. Sebab Rani adalah perempuan muda yang ingin bergaya. Mereka juga mengaku tak tergoda dengan kemolekan perempuan berambut panjang itu.  “Wah kalau di sini model seperti itu (Rani) banyak,” timpal Suratno lalu meringis sambil menggaruk kepalanya.

Meski beberapa tetangga menganggap Maharani Suciyono adalah perempuan  yang baik dan selalu bersosialisasi, ternyata ada warga mengganggap Rani adalah perempuan yang nakal. Bahkan dia pernah melakukan perbuatan tidak senonoh di depan rumah dinas ibunya itu.

Tetangga Rani bernama Nanang Sapta mengungkapkan, kejadiannya tersebut sekitar setengah tahun lalu. Saat itu sekitar pukul 02.00 dini hari sebuah mobil MPV terparkir di halaman sekolah tersebut dan mengahadap ke rumah Rani. Warga awalnya tidak menaruh rasa curiga. Sebab, menurut mereka, sejak lama perempuan yang berulang tahun setiap 17 Maret itu kerap pergi dan pulang hingga dini hari. “Sering dijemput dan diantar mobil,” kata Nanang.

Namun warga mulai menaruh curiga lantaran mobil yang mengantar Rani pulang itu tidak kunjung pergi. Mobil itu diparkir di halaman sekolah. Rani dan temannya tidak kunjung turun dari mobil warna hitam tersebut.

Diam-diam warga terus mengamati. Akhirnya sekitar 30 menit kemudian, mobil yang masih terparkir itu ternyata bergoyang-goyang. Warga pun emosi. Untungnya mereka masih bisa menahan diri lantaran ibu Rani adalah adalah seorang guru di SD tersebut. “Akhirnya saya sambit aja pakai batu. Itu pasti ngelakuian yang enggak-enggak. Apalagi yang nganter cowok,” kata Nanang.

Rani dan temannya pun kaget bukan kepalang. Sadar  aktivitasnya tercium warga, Rani langsung turun dari mobil dan bergegas masuk ke rumah. Mobil itu juga tunggang-langgang pergi dari area sekolah.

Namun, Ketua RT 9 RW 03 Sarmadi saat ditemui JPNN mengatakan dirinya sama sekali tidak pernah menerima laporan tentang kelakuan buruk Rani.  “Meski jarang ikut kegiatan warga, setahu saya keluarganya baik-baik,” ujar Sarmadi.

Menurut Sarmadi,  Rani hanya tinggal berdua dengan ibunya. Kurniasih sudah lama berpisah dengan suaminya. Kakaknya, Anggi Kumartino Pratama beberapat tahun meninggalkan rumah tersebut karena sudah menikah dan hidup sama keluarga sendiri.

Nah, menariknya, ternyata salah satu rumah mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq tak jauh dari rumah Rani. Rumah politisi yang kini sudah berstatus tersangka dan ditahan KPK itu hanya sekitar 500 meter dari rumah Rani. Salah satu rumah Luthfi tersebut terletak di komplek rumah klaving Jalan Batu Ampar IV. Bahkan, kedua rumah itu sama-sama masuk dalam wilayah RT 09 RW 03 Batu Ampar.

“Rumah Luthfi yang dibelakang,” kata seorang penjaga kavling yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui JPNN.
Ya, rumah-rumah yang ada di kavling tersebut tergolong mewah. Bentuk rumahnya seragam, dan semua temboknya berwarna putih. Meski begitu jumlahnya tak begitu banyak. Namun penjagaan di sana begitu ketat. Pagarnya selalu ditutup dan diawasi beberapa sekuriti. Kesannya adalah kavling eksklusif.

“Itu memang rumah orang-orang PKS,”  kata Ketua RT 03 RW 09 Batu Ampar Sarmadi. Namun saat ditanya apakah Luthfi sering tinggal di rumah tersebut, dia enggan menerangkan lebih lanjut.

Apalagi saat disinggung apakah Rani punya hubungan dengan Luthfi, Sarmadi pun tertawa. “Waduh, kalau itu saya tidak tahu, yang jelas saya banyak didatangi wartawan nanya-nanya soal rumah Rani dan Luthfi,” jawabnya lantas ngakak. (*)

Menilik Rumah Rani yang Hanya 500 Meter dari Kediaman Bekas Presiden PKS

Terungkapnya dugaan penyuapan impor sapi menjadi musibah besar bagi PKS. Selain melibatkan Luthfi Hasan Ishaaq, mantan presidennya, KPK juga menangkap seorang perempuan seksi di sebuah hotel bersama dengan teman dekatnya, Ahmad Fhatanah.

KUKUH MINANTA, Jakarta

PULUHAN wartawan masih tetap setia menunggu dan mengamati rumah sederhana bercat hijau yang pintunya terkunci rapat. Tak sedikit yang nekat mengetuk pintu dan berteriak berharap ada balasan dari dalam rumah.

RUMAH IBU GURU:  Inilah kediaman Maharani  tak jauh dari rumah bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.// KUKUH MINANTA/JPNN
RUMAH IBU GURU: Inilah kediaman Maharani yang tak jauh dari rumah bekas Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.// KUKUH MINANTA/JPNN

“Bu permisi,” seru seorang wartawan online nasional itu, Sabtu (2/2). Harapan mereka sia-sia. Meski beberapa lampu di rumah itu menyala, tak ada jawaban dari dalam.

Ya, itu adalah rumah Engkun Kurniasih orangtua Maharani Suciyono. Maharani yang biasa disapa Rani adalah perempuan yang ikut ditangkap KPK bersama Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien Rabu (31/1) lalu. Fathanah, disebut-sebut orang dekat mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

Dari tangan mahasiswi Universitas Prof Moestopo Beragama itu  petugas menyita Rp10 juta hasil pemberian Fathanah. Uang tersebut adalah bagian dari Rp1 miliar yang diduga akan diberikan ke Luthfi  sebagai pelicin impor daging sapi. Rumah tersebut merupakan rumah dinas dan terletak di dalam area SDN Batu Ampar 12 Kramatjati, Jaktim. Kurniasih adalah salah satu guru di sekolah tersebut. Rumah sederhana berukuran sekitar 8 x 10 meter tersebut tampak asri. Meski terletak di komplek sekolah, bangunan itu dikelilingi kebun. Tanaman-tanaman besar tumbuh subur di sana.

“Sudah dua hari ini nggak kelihatan orangnya,” kata seorang tetangga Irwan Nurdin, salah seorang tetangga. Mereka juga mengaku tidak tahu apakah Rani dan keluarga sudah pergi atau masih “bersembunyi” di rumah.

Sebetulnya, keluarga Rani sempat membuka diri dengan media. Sehari setelah dilepas KPK karena tidak terbukti terlibat,  Kurniasih dan Rani sempat menemui awak media terkait keterlibatan anaknya. “Pusing Mas, saya kayak orang paling salah,” kata Kurniasih kepada wartawan di rumahnya.

Namun belum tuntas menceritakan permasalahan, beberapa keluarga pun memutuskan menghentikan wawancara. Hingga akhirnya mereka “menghilang”.

Suratno seorang pengojek yang mangkal di depan rumah Rani mengatakan bahwa Rani adalah perempuan yang baik. Dia banyak bersosialisai dengan warga. Bahkan Rani mengenal hampir semua sopir ojek di sana. Mereka pun kaget mendengar kabar Rani ditangkap KPK. Hampir semua sopir ojek itu adalah langganan Rani. Mereka mengaku, paling sering Rani minta di antar ke jalan utama atau ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tapi saat ditanya untuk apa Rani ke TMII Suratno mengaku tidak tahu. “Yang jelas dia minta berhenti di pinggir jalan, terus biasanya ada mobil yang jemput dia,” katanya.

Para sopir ojek mengaku bahwa Rani memang terbiasa berpenampilan seksi. Saat di rumah pun, perempuan kelahiran Kuningan Jabar itu  sering mengenakan celana super pendek dan tak jarang memakai rok mini. “Ya seperti  foto-foto di koran (saat Rani keluar dari KPK mengenakan rok mini),” kata dia.

Namun menurut para pengojek yang biasa mangkal di rumah Rani itu, adalah hal biasa. Sebab Rani adalah perempuan muda yang ingin bergaya. Mereka juga mengaku tak tergoda dengan kemolekan perempuan berambut panjang itu.  “Wah kalau di sini model seperti itu (Rani) banyak,” timpal Suratno lalu meringis sambil menggaruk kepalanya.

Meski beberapa tetangga menganggap Maharani Suciyono adalah perempuan  yang baik dan selalu bersosialisasi, ternyata ada warga mengganggap Rani adalah perempuan yang nakal. Bahkan dia pernah melakukan perbuatan tidak senonoh di depan rumah dinas ibunya itu.

Tetangga Rani bernama Nanang Sapta mengungkapkan, kejadiannya tersebut sekitar setengah tahun lalu. Saat itu sekitar pukul 02.00 dini hari sebuah mobil MPV terparkir di halaman sekolah tersebut dan mengahadap ke rumah Rani. Warga awalnya tidak menaruh rasa curiga. Sebab, menurut mereka, sejak lama perempuan yang berulang tahun setiap 17 Maret itu kerap pergi dan pulang hingga dini hari. “Sering dijemput dan diantar mobil,” kata Nanang.

Namun warga mulai menaruh curiga lantaran mobil yang mengantar Rani pulang itu tidak kunjung pergi. Mobil itu diparkir di halaman sekolah. Rani dan temannya tidak kunjung turun dari mobil warna hitam tersebut.

Diam-diam warga terus mengamati. Akhirnya sekitar 30 menit kemudian, mobil yang masih terparkir itu ternyata bergoyang-goyang. Warga pun emosi. Untungnya mereka masih bisa menahan diri lantaran ibu Rani adalah adalah seorang guru di SD tersebut. “Akhirnya saya sambit aja pakai batu. Itu pasti ngelakuian yang enggak-enggak. Apalagi yang nganter cowok,” kata Nanang.

Rani dan temannya pun kaget bukan kepalang. Sadar  aktivitasnya tercium warga, Rani langsung turun dari mobil dan bergegas masuk ke rumah. Mobil itu juga tunggang-langgang pergi dari area sekolah.

Namun, Ketua RT 9 RW 03 Sarmadi saat ditemui JPNN mengatakan dirinya sama sekali tidak pernah menerima laporan tentang kelakuan buruk Rani.  “Meski jarang ikut kegiatan warga, setahu saya keluarganya baik-baik,” ujar Sarmadi.

Menurut Sarmadi,  Rani hanya tinggal berdua dengan ibunya. Kurniasih sudah lama berpisah dengan suaminya. Kakaknya, Anggi Kumartino Pratama beberapat tahun meninggalkan rumah tersebut karena sudah menikah dan hidup sama keluarga sendiri.

Nah, menariknya, ternyata salah satu rumah mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq tak jauh dari rumah Rani. Rumah politisi yang kini sudah berstatus tersangka dan ditahan KPK itu hanya sekitar 500 meter dari rumah Rani. Salah satu rumah Luthfi tersebut terletak di komplek rumah klaving Jalan Batu Ampar IV. Bahkan, kedua rumah itu sama-sama masuk dalam wilayah RT 09 RW 03 Batu Ampar.

“Rumah Luthfi yang dibelakang,” kata seorang penjaga kavling yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui JPNN.
Ya, rumah-rumah yang ada di kavling tersebut tergolong mewah. Bentuk rumahnya seragam, dan semua temboknya berwarna putih. Meski begitu jumlahnya tak begitu banyak. Namun penjagaan di sana begitu ketat. Pagarnya selalu ditutup dan diawasi beberapa sekuriti. Kesannya adalah kavling eksklusif.

“Itu memang rumah orang-orang PKS,”  kata Ketua RT 03 RW 09 Batu Ampar Sarmadi. Namun saat ditanya apakah Luthfi sering tinggal di rumah tersebut, dia enggan menerangkan lebih lanjut.

Apalagi saat disinggung apakah Rani punya hubungan dengan Luthfi, Sarmadi pun tertawa. “Waduh, kalau itu saya tidak tahu, yang jelas saya banyak didatangi wartawan nanya-nanya soal rumah Rani dan Luthfi,” jawabnya lantas ngakak. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/