Melalui Festival Kreasi Seni
Gerakan Pemuda Ansor mengutuk keras tindakan bom bunuh diri yang telah memakan korban ratusan nyawa yang tidak bersalah. Mengingat tindakan anarkis tersebut telah merusak tradisi islam yang dikenal sebagai agama yang mengajarkan kesantunan dan menolak bentuk teror terhadap sesama manusia.
“Tindakan bom bunuh diri selama ini kita ketahui selalu diidentikkan dengan Islam. Padahal ini sama sekali bukan tradisi Ahli Sunnah Wal Jamaah.
Yang kita ketahui bahwa Islam tidak pernah memaksakan untuk mengikuti aqidah dan faham yang berbeda,” ungkap Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor Pusat, M.Aqil Irham dalam sambutannya pada acara Harlah GP Anshor ke 77 di Halaman Istana Maimoon, Juma’t (22/4).
Hal itu juga menurut Aqil, sesuai dengan salah satu visi kongres GP Ansor yaitu Revitalisasi tradisi Ahli Sunnah Wal Jamma’ah. Sementara saat disinggung mengenai sikap GP Ansor terhadap sejumlah teror bom, Aqil mengatakan jika GP Ansor telah menginstruksikan kepada seluruh anggotanya dalam membantu aparatur keamanan negara untuk ikut menjaga keutuhan dan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama Ketua GP Ansor Wilayah Sumut, H.Fadli Yasir menyebutkan, salah satu tujuan peringatan hari lahir GP Ansor adalah bentuk upaya dalam melestarikan Jamiatul Wasliyah di tengah masyarakat.
Selain itu acara Harlah GP Ansor juga bertujuan untuk menghilangkan stigma buruk terhadap peserta didik yang menimba ilmu di sebuah pesantren.
“Selama ini masih banyak orang beranggapan miring yang mengatakan jika pesantren merupakan sarang teroris. Padahal kita ketahui bahwa pndok pesantren adalah tempat menempah generasi muda lebih mandiri,” terang Fadli.
Untuk menghilangkan stigma buruk tersebut lanjut Fadli, GP Ansor melaksanakan berbagai festival kreasi seni Islam dalam menyambut hari lahirnya GP Ansor ke 77.
Diantaranya adalah pembacaan kitab kuning yang rata-rata peserta merupakan siswa pesantren yang kebanyakan berasal dari luar daerah. “Selain Medan, peserta dari Aceh dan Sumatera Barat turut hadir dalam memeriahkan festival yang kita laksanakan,” ungkapnya.
Ketua Panitia Pelaksana Festival Kreasi Seni Islam Harlah ke – 77 GP Ansor Rusli AS mengatakan, minat peserta dalam mengikuti festival kreasi seni Islam ini cukup tinggi.
Terbukti sedikitnya 1500 peserta telah mendaftarkan diri dalam berbagai jenis perlombaan yang akan dilaksanankan. Selain pembacaan kitab kuning, dalam festival itu juga memperlombakan, shalawat badar, kaligrafi, mewarnai anak-anak, marhaban serta tulisan karya ilmiah.“Untuk kategori lomba, pembacaan kitab kuning merupakan jenis lomba yang memiliki peminat paling tinggi. Diantara para pesertanya, didominasi peserta didik, dan alumni pesantren,” jelasnya.
Acara festival yang dihadiri sejumlah petinggi GP Ansor dan Naudhatul Ulama tersebut direncanakan akan berakhir pada Minggu (24/4) mendatang. (*/uma)