MEDAN- Titik terang membaiknya kondisi sepak bola Indonesia di ambang mata. Penentuan itu akan diketahui usai Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar 17 Maret mendatang di Jakarta. Namun langkah menuju kongres masih dipenuhi perdebatan, salah satunya soal voters Solo.
Seperti disebutkan FIFA, kongres nantinya akan diikuti Voters Solo (pemilih pada KLB di Solo tahun 2011 lalu-Red). Dan dijelaskan voters Solo yang dimaksud adalah lembaga ataupun institusi, bukan perorangan. Tentu saja PSMS sebagai lembaga punya hak untuk ikut kongres. Masalahnya, PSMS terjerat dualisme. Lalu PSMS yang mana yang berhak menjadi wakil ke Kongres?
Masing-masing kubu punya persepsi berbeda. Kedua PSMS baik yang berkiprah di PT Liga Indonesia maupun PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) merasa berhak menjadi wakil dalam kongres di Hotel Borobudur. Wakil manajer PSMS LPIS, Julius Raja mengklaim pihaknya yang akan menjadi wakil ke Kongres.
“Saya dan Ketua Umum Benny Sihotang akan berangkat ke Kongres nanti. Jadi 108 suara sesuai kongres Solo yang punya hak suara. Sebelumnya di Kongres Palangkaraya dan itu diakui AFC dan FIFA kami juga yang mewakili. Saya yakin 90 persen kami yang terpilih,” ujar Raja saat berbincang di Kebun Bunga belum lama ini.
Pria yang sebelumnya bersama eks Sekum PSMS, Idris SE menjadi wakil saat KLB Solo ini mengatakan untuk klub yang terlibat dualisme akan dilakukan verifikasi. Dalam hal ini Komite Olahraga Indonesia (KOI) yang akan menjadi tim verifikasi.
“Saya pahami kalau voters Solo itu bukan perorangan. Makanya untuk institusinya nanti akan dilakukan verifikasi. Termasuk PSMS maupun pengprov yang dualisme. Jadi kepengurusannya yang akan diverifikasi,” katanya.
Sedikit kilas balik, saat PSMS menjadi wakil di KLB Solo yang diikuti Idris dan Julius Raja ketika itu PSMS adalah klub yang terdaftar di PT Liga Indonesia sebagai peserta Divisi Utama Liga Indonesia. Secara logika PSMS terus terdaftar sebagai penghuni PT Liga Indonesia hingga saat ini. tapi hal ini dibantah Julius.
“Waktu itu PSMS masih satu. Belum ada perpecahan PSMS ISL dan IPL. Saya ikut kemarin dan saya pengurus yang aktif. Jadi bukan karena operator liga turunannya. Ketika itu berita acaranya PSMS diketuai Rahudman Harahap sebagai ketua umum. Kini turunannya PSMS yang berada di bawah kepengurusan Benny Sihotang sesuai hasil RALB di Hotel Santika,” katanya yakin.
Begitupun jika nantinya tim verifikasi memutuskan PSMS kubu Indra Sakti yang menjadi wakil di Kongres, pihaknya siap legowo. “Kalau memang mereka yang diakui ya sudah, kita membubarkan diri. Untuk apa kita dualisme lagi kalau kompetisinya toh nanti satu,” katanya.
Sementara itu PSMS versi PT Liga Indonesia juga mengklaim juga mereka yang berhak diutus sebagai peserta sebagai voters Solo. Media officer, Abdi J Panjaitan mengatakan sejak klub yang terdaftar di PT Liga Indonesialah yang terdaftar sebagai voters solo. “Waktu kongres di Solo, PSMS ketika itu terdaftar di PT Liga Indonesia. Artinya saat ini PSMS yang diketuai Indra Sakti Harahap yang berhak disebut voters Solo,” katanya.
Sekretaris tim PSMS PT LI, Fityan Hamdi juga mengatakan begitu. “Setahu saya untuk Kongres nanti adalah voter Solo pesertanya. Dan undangan atas nama pribadi bukan klub. Kalaupun dulu Julius Raja di Solo tapi dia kan personnya.Yang diundang FIFA adalah klub bukan personnya. Lagipula PSMS sudah jelas berkompetisi di PT Liga Indonesia dan sudah menjalani tiga kali pertandingan,” kata Fityan.
Sayang ketika ditanya kepada Ketua Umum PSMS PT LI, Indra Sakti Harahap, ia justru tidak bisa menjawab karena mengaku tak mengerti. “Saya belum ngerti itu. Dan saya belum pikirkan itu. Nanti saja saya masih mikirkan bagaimana tim bisa bertanding nanti,” ujarnya singkat. (don)