MEDAN- Hujan deras yang terjadi di Medan pada Senin (4/3) siang kemarin mengakibatkan 7 pesawat tidak dapat mendarat di Bandara Polonia, Medan. Akibatnya, pesawat yang terbang Aekgodang Tapanuli Selatan tujuan Medan harus mendarat di Penang, Malaysia.
Hujan yang membasahi ibukota Sumatera Utara ini memang tidak berlangsung lama, tetapi angin yang mengikuti termasuk kuat dengan kecepatan mencapai 30 knott per jam. Selain pesawat dari Aekgodang, pesawat Jakarta Medan pun harus mendarat di Kualalumpur (lainnya lihat grafis).
Air Duty Manager Bandara Polonia Medan, Jamal mengatakan sangat jarang terjadi hujan deras yang mengakibatkan pesawat harus divert (pengalihan pendaratan). Apalagi hujan deras tersebut hanya berlangsung sekitar 1 jam. “Kalau hujan deras biasanya memang selalu diberikan peringatan bagi pesawat yang akan mendarat. Tapi, kalau pengalihan dengan pesawat sebanyak ini sangat jarang terjadi,” ucapnya.
Dijelaskannya, pada umumnya pesawat divert paling banyak sekitar 3 pesawat bila terjadi hujan. Tetapi, untuk kali ini, termasuk banyak dimungkinkan terjadi pada jam-jam sibuk penerbangan.”Jam sibuk di bandara kan mulai pukul 11.00 wib hingga pukul 17.00 WIB. Dan hujan terjadi pada pukul 12.00 WIB. Padahal pada saat tersebut banyak terjadi operasional pesawat,” lanjutnya.
Dengan keadaan ini, dipastikan lebih dari 7 pesawat akan mengalami delay pada Senin tersebut. Karena, pada umumnya, pesawat yang mendarat akan kembali terbang menuju daerah asalnya.
Jamal menyatakan, wewenang untuk melakukan divert seutuhnya milik pilot. Pada umumnya mereka akan mencari bandara yang terdekat. Karena itu, tidak heran, bila banyak pilihan para pilot tersebut memilih bandara internasional, seperti di Kualalumpur dan Penang. “Atau pilot akan memilih untuk tidak melewati kawasan yang tidak terkena dampak dari angin tersebut,” ungkapnya.
“Kalau kondisi seperti ini, penumpang domestik tidak diwajibkan untuk menunjukkan pasport. Tetapi, dengan satu syarat penumpang tidak boleh keluar dari pesawat atau area tertentu. Dan biasanya pihak maskapai harus membayar parkir walau tidak penuh,” lanjutnya.
Selain pilot, bandara Polonia juga harus sibuk karena mengulang kembali data kembali untuk kedatangan pesawat yang divert tadi. “Jadi, AP II harus mengurus lalu lintas, mengatur kepadatan pesawat, parkiran. Biasanya yang mengetahui hal tersebut pengawas lalu lintas bandara,” ungkapnya.
Sementara itu, Staf Perkiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Bandara Polonia Medan, Alif Adiyaksa menyatakan siang kemarin cuaca di Medan termasuk buruk. Bahkan, kekuatan angin yang mengikuti hujan deras kemarin siang terkalahkan bila dibandingkan dengan hujan deras sebelum-belumnya. “Angin bersama hujan deran ini mencapai 30 knott. Dengan jarak pandang 300 m. Karena itu, kita telah memberikan informasi kepada penerbangan terkait dengan cuaca saat ini,” ungkapnya.
Angin kencang pada siang kemarin, bahkan diprediksi mengalahkan kekuatan angin yang sempat menghancurkan beberapa baliho beberapa hari yang lalu. “Kalau yang terjadi beberapa hari yang lalu, kecepatan angin hanya 25 knot. Karena itu, kita katakan hal ini sangat jarang terjadi, pendaratan dialihkan,” tutupnya. (ram)
[table caption=”Pengalihan Pendaratan” id=”grafis” th=”1″]
Pesawat , Rute , Tiba Medan , Pendaratan
Lion GT 971 ,Batam-Medan , 12.45 , Kualalumpur
Wings Air 1255, Aekgodang-Medan , 11.25 , Penang
AirAsia QZ8023,Banda Aceh-Medan , 13.20 , Penang
Sriwijaya 042 , Pekanbaru-Medan , 12.55 , RTB
Fire Fly 3412 ,Subang-Medan ,14.05 ,Penang
Garuda Airline 186, Jkt-Medan , 13.15 , Pekanbaru
Lion GT 204 ,Jkt-Medan , 13.20 , Kualalumpur
[/table]