26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Penuh Jenaka Politik Mengocok Perut

Mahfud MD, sosok penuh tanda tanya. Sepak terjangnya dalam dunia politik, hukum dan birokrasi mengagetkan banyak kalangan. Tak heran jika biografinya pun jadi kisah menarik yang dikemas secara unik.

RIKO NOVIANTORO, Jakarta

BUKU: Machfud MD (2kanan) menunjukan bukunya bersama Ketua MPR RI Taufik Kiemas (kanan), Ketua DPD Irman Gusman (2kiri)  Ketua BPK RI Hadi Poernomo  peluncuran buku biografi Machfud MD, Senin (4/3) lalu.
BUKU: Machfud MD (2kanan) menunjukan bukunya bersama Ketua MPR RI Taufik Kiemas (kanan), Ketua DPD Irman Gusman (2kiri) dan Ketua BPK RI Hadi Poernomo pada peluncuran buku biografi Machfud MD, Senin (4/3) lalu.

Duduk santai di sisi paling kiri deretan kursi bagian depan. Dengan berkemeja batik hijau bermotif kembang, Mahfud MD tak habis menahan tawa. Bahunya bergerak naik turun, dengan wajah yang senyum gembira.

Tak jauh dari sisi Ketua Mahkamah Konstitusi duduk sejumlah tokoh nasional.

Wajah mereka pun tak kalah hebatnya gembira. Sesekali tawa lepas terbahak tak dihindari, membuat suasana peluncuran buku biografi ‘Terus Mengalir’ Mahfud MD di gedung Mahkamah Konsititusi jadi lebih ramai.

Buku yang merekam jejak pejabat bernama lengkap Mohammad Mahfud itu pun dibedah secara jenaka. Dengan diselipikan pesan sponsor politik yang cukup tajam. Mengusung putra asal Madura itu menjadi nahkoda tertinggi negara.

Kelakar penuh menggoda sudah terasa sejak awal proses pelncuruan buku bersampul putih dengan foto wajah Mahfud MD itu. Moderator acara, Rosiana Silalahi cukup mahir mengantarkan candaan ditengah kalangan politisi, birokrat, budayawan dan tetamu lainnya.

“Ada kelebihan lain yang ternyata dimiliki seorang Mahfud MD. Kemampuan bernyanyinya cukup mengagumkan, hanya belum punya album,” ujar Rosiana Silalahi disambut tawa undangan peluncuran buku.

Mantan presenter berita SCTV itu pun kian rajin melontarkan candaan nakalnya. Dengan menyebut PKB dan PPP untuk melirik Mahfud MD sebagai capres potensial. Karena mampu bernyanyi sehebat seniman dangdut Rhoma Irama.

Tak ada sedikit ketegangan pun di ruang yang terbilang luas itu. Ketua MPR, Taufik Kiemas, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua BPK Hadi Poernomo, Ketua MA Hatta Ali, Istri Gus Dur Sinta Nuriyah bersama undangan lain sangat rileks menikmati.

Rosiana Silalahi yang mendaulat empat pembicara untuk mengkritisi buku biografi ‘Terus Mengalir’ semakin menguasai medan. Lontaran jenaka bukan hanya ditujukan pada sosok Mahfud MD saja, tapi juga mengarah pada figure lainnya.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang mendapat giliran pertama menyampaikan kritikan, sangat menarik perhatian undangan. Beberapa catatan tentang buku otobiografi ‘Terus Mengalir’ membuat tawa terpingkal tak bisa dielakan.

“Dalam buku ini mengungkap banyak sisi lain Mahfud MD. Banyak sekali tertawa kecil yang bisa lepas saat membacanya,” paparnya.
Misalkan saja, kata Pramono pada bagian depan buku yang mengkisahkan masa kecil pendidikan Mahfud MD terungkap beberapa kejadian konyol. Memperlihatkan figur Mahfud MD yang begitu kampungan dan udik.

“Mahfud merasa cukup bangga karena namanya dikenal banyak pengemudi angkutan umum. Padahal Mahfud lupa kalau koper yang dibawanya itu bertuliskan nama dirinya,” ujar Pramono yang tak kuat menahan tawa.

Kekonyolan Mahfud MD, tambah politisi PDI-P ini semakin kentara saat memasuki bangku kuliah. Kesempatan mengecap pendidikan di perguruan tinggi memang dioptimalkan Mahfud MD. Termasuk dalam pencarian pasangan hidupnya yang akhirnya dinikahi.

Mahfud MD diam-diam, sambung dia jatuh hati pada gadis yang senang mengendari vespa. Di tahun itu pengendara vespa bukanlah orang biasa. Sudah dipastikan secara ekonomi cukup mapan.

“Dalam buku ini dikisahkan cinta Mahfud MD dengan Zaizatun Nihayati dituliskan pula. Menyebut selama lima tahun berhubungan tak pernah menyentuh Zaizatun. Ini yang saya ragukan dalam buku ini,” tuturnya yang disambut gelak tawa undangan.

Sebagai lelaki, kata Pramono sangat sulit mempercayai ini. Tetapi itulah yang ditulis dalam buku biografi ‘Terus Mengalir’ Mahfud MD. Kini memang gadis itu menjadi pasangan hidup Mahfud MD sampai sekarang.

Pada sisi lainnya, menurut dia kehidupan Mahfud MD memang ramai dalam dunia organisasi. Pengalaman organisasi sejak masih mahasiswa terus terbawa. Hingga menduduki berbagai jabatan organisasi.

Menariknya, sambung dia prestasi Mahfud MD membangun jaringan itu terasa saat masuk dunia birokrasi. Mahfud MD dipercaya oleh Presiden Gus Dur menempati jabatan Menteri Pertahanan.

Padahal, sejatinya Mahfud sudah emnolak tawaran itu. Karena merasa tak memiliki kompetensi yang cukup untuk jabatan Menteri Pertahanan. “Mahfud kala itu mengusulkan menteri pendidikan atau menteri kehakiman. Itu tentu sesuai pendidikannya,” ungkapnya.

Namun Gus Dur merasa berpandangan beda. Mahfud diangap cukup mampu menempati jabatan sebagai menteri pertahanan. Apalagi jenjang pendidikannya diangap pantas.

“Kekonyolan itu muncul saat jabatan itu diterima. Mahfud mendapat kiriman baju, jam tangan sampai sepatu dari sahabatnya Taufik Kiemas,” tegas alumnus ITB ini.

Sayangnya, Pramono menjelaskan dalam buku biografi itu tak menyebutkan detil sumbangan Taufik Kiemas. “Saya dengar ada sumbangan dasi dan jas pula. Dibuku ini tidak diceritakan,” tegasnya.

Prof Laica Marzuki yang mendapat gilirian memberikan komenter menyatakan Mahfud MD memang figur penegak hukum sejati. Pemikirannya kerap melawan teori hukum yang pernah ada. Tetapi memberikan manfaat luas bagi keadilan di saat itu.

“Keberanian Mahfud MD bersama hakim konstitusi memutuskan perkara KTP sebagai identitas untuk pemilihan pemilu merupakan keputusan luar biasa. Ini tak boleh dipungkiri,” imbuhnya.

Budayawan Emha Ainun Najib tak kalahnya melontarkan kritikan nakal. Emha menilai sosok Mahfud MD sangat dekat dengan kelompok teraniaya. Tidak boleh di depan mata Mahfud MD terjadi ketidakadilan.

Pada kondisi itulah, sambung dia Mahfud MD selalu berani tampil. Memberikan pembelaan kepada kelompok teraniaya. “Jadi Mahfud itu bukan hanya ahli hukum, tapi juga ahli keadilan,” ujarnya.

Tetapi, Emha selalu menyentil latar budaya Mahfud MD yang berasal dari Madura. Beberapa kenakalan warga Madura dilontarkan. Melalui berbagai cerita lucu yang mengkisahkan tingkah warga Madura.

“Madura itu berani melawan. Sampai Tuhan pun dilawan,” katanya disambut tawa undangan.

Jika saja ada nelayan sampai mendekati malam tak dapat ikan, lanjut Emha, pasti nelayan asal Madura itu menantang Tuhannya. Dengan menyebut Tuhan tidak adil, untuk ikan sedikit pun tak diberikan.

Setelah Tuhan memberikan ikan itu, sambung dia, nelayan asal Madura masih belum puas. Karena menilai Tuhan hanya mengambulkan seperti apa yang diminta. “Saya minta lima ekor, kenapa Tuhan kasih lima. Seharuny bisa lebih,” celetuknya yang membuat undangan tawa kembali.

Kritikan terhdap sosok Mahfud MD juga dilontarkan Guru Besar UI Hikmahanto Juwana. Dengan menyayangkan sikap Mahfud MD yang melibatkan diri pada konflik Anas Urbaningrum. Apalagi mendatangi sosok Anas Urbaningrum, seharusnya Anas yang perlu mendatangi Mahfud MD.

Istri Mantan Presiden, Gus Dur, Sinta Nuriya menyebut Mahfud MD memang tak jauh dari sosok Gus Dur. Keberanian Mahfud MD menempatkan diri pada kelompok orang teraniaya merupakan karakter yang juga ditonjolkan Gus Dur. Keadilan merupakan harga mati bagi sebuah kehidupan. “Gus Dur dan Mahfud MD punya kesamaan pada sisi ini,” imbuhnya. (*)

Mahfud MD, sosok penuh tanda tanya. Sepak terjangnya dalam dunia politik, hukum dan birokrasi mengagetkan banyak kalangan. Tak heran jika biografinya pun jadi kisah menarik yang dikemas secara unik.

RIKO NOVIANTORO, Jakarta

BUKU: Machfud MD (2kanan) menunjukan bukunya bersama Ketua MPR RI Taufik Kiemas (kanan), Ketua DPD Irman Gusman (2kiri)  Ketua BPK RI Hadi Poernomo  peluncuran buku biografi Machfud MD, Senin (4/3) lalu.
BUKU: Machfud MD (2kanan) menunjukan bukunya bersama Ketua MPR RI Taufik Kiemas (kanan), Ketua DPD Irman Gusman (2kiri) dan Ketua BPK RI Hadi Poernomo pada peluncuran buku biografi Machfud MD, Senin (4/3) lalu.

Duduk santai di sisi paling kiri deretan kursi bagian depan. Dengan berkemeja batik hijau bermotif kembang, Mahfud MD tak habis menahan tawa. Bahunya bergerak naik turun, dengan wajah yang senyum gembira.

Tak jauh dari sisi Ketua Mahkamah Konstitusi duduk sejumlah tokoh nasional.

Wajah mereka pun tak kalah hebatnya gembira. Sesekali tawa lepas terbahak tak dihindari, membuat suasana peluncuran buku biografi ‘Terus Mengalir’ Mahfud MD di gedung Mahkamah Konsititusi jadi lebih ramai.

Buku yang merekam jejak pejabat bernama lengkap Mohammad Mahfud itu pun dibedah secara jenaka. Dengan diselipikan pesan sponsor politik yang cukup tajam. Mengusung putra asal Madura itu menjadi nahkoda tertinggi negara.

Kelakar penuh menggoda sudah terasa sejak awal proses pelncuruan buku bersampul putih dengan foto wajah Mahfud MD itu. Moderator acara, Rosiana Silalahi cukup mahir mengantarkan candaan ditengah kalangan politisi, birokrat, budayawan dan tetamu lainnya.

“Ada kelebihan lain yang ternyata dimiliki seorang Mahfud MD. Kemampuan bernyanyinya cukup mengagumkan, hanya belum punya album,” ujar Rosiana Silalahi disambut tawa undangan peluncuran buku.

Mantan presenter berita SCTV itu pun kian rajin melontarkan candaan nakalnya. Dengan menyebut PKB dan PPP untuk melirik Mahfud MD sebagai capres potensial. Karena mampu bernyanyi sehebat seniman dangdut Rhoma Irama.

Tak ada sedikit ketegangan pun di ruang yang terbilang luas itu. Ketua MPR, Taufik Kiemas, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua BPK Hadi Poernomo, Ketua MA Hatta Ali, Istri Gus Dur Sinta Nuriyah bersama undangan lain sangat rileks menikmati.

Rosiana Silalahi yang mendaulat empat pembicara untuk mengkritisi buku biografi ‘Terus Mengalir’ semakin menguasai medan. Lontaran jenaka bukan hanya ditujukan pada sosok Mahfud MD saja, tapi juga mengarah pada figure lainnya.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang mendapat giliran pertama menyampaikan kritikan, sangat menarik perhatian undangan. Beberapa catatan tentang buku otobiografi ‘Terus Mengalir’ membuat tawa terpingkal tak bisa dielakan.

“Dalam buku ini mengungkap banyak sisi lain Mahfud MD. Banyak sekali tertawa kecil yang bisa lepas saat membacanya,” paparnya.
Misalkan saja, kata Pramono pada bagian depan buku yang mengkisahkan masa kecil pendidikan Mahfud MD terungkap beberapa kejadian konyol. Memperlihatkan figur Mahfud MD yang begitu kampungan dan udik.

“Mahfud merasa cukup bangga karena namanya dikenal banyak pengemudi angkutan umum. Padahal Mahfud lupa kalau koper yang dibawanya itu bertuliskan nama dirinya,” ujar Pramono yang tak kuat menahan tawa.

Kekonyolan Mahfud MD, tambah politisi PDI-P ini semakin kentara saat memasuki bangku kuliah. Kesempatan mengecap pendidikan di perguruan tinggi memang dioptimalkan Mahfud MD. Termasuk dalam pencarian pasangan hidupnya yang akhirnya dinikahi.

Mahfud MD diam-diam, sambung dia jatuh hati pada gadis yang senang mengendari vespa. Di tahun itu pengendara vespa bukanlah orang biasa. Sudah dipastikan secara ekonomi cukup mapan.

“Dalam buku ini dikisahkan cinta Mahfud MD dengan Zaizatun Nihayati dituliskan pula. Menyebut selama lima tahun berhubungan tak pernah menyentuh Zaizatun. Ini yang saya ragukan dalam buku ini,” tuturnya yang disambut gelak tawa undangan.

Sebagai lelaki, kata Pramono sangat sulit mempercayai ini. Tetapi itulah yang ditulis dalam buku biografi ‘Terus Mengalir’ Mahfud MD. Kini memang gadis itu menjadi pasangan hidup Mahfud MD sampai sekarang.

Pada sisi lainnya, menurut dia kehidupan Mahfud MD memang ramai dalam dunia organisasi. Pengalaman organisasi sejak masih mahasiswa terus terbawa. Hingga menduduki berbagai jabatan organisasi.

Menariknya, sambung dia prestasi Mahfud MD membangun jaringan itu terasa saat masuk dunia birokrasi. Mahfud MD dipercaya oleh Presiden Gus Dur menempati jabatan Menteri Pertahanan.

Padahal, sejatinya Mahfud sudah emnolak tawaran itu. Karena merasa tak memiliki kompetensi yang cukup untuk jabatan Menteri Pertahanan. “Mahfud kala itu mengusulkan menteri pendidikan atau menteri kehakiman. Itu tentu sesuai pendidikannya,” ungkapnya.

Namun Gus Dur merasa berpandangan beda. Mahfud diangap cukup mampu menempati jabatan sebagai menteri pertahanan. Apalagi jenjang pendidikannya diangap pantas.

“Kekonyolan itu muncul saat jabatan itu diterima. Mahfud mendapat kiriman baju, jam tangan sampai sepatu dari sahabatnya Taufik Kiemas,” tegas alumnus ITB ini.

Sayangnya, Pramono menjelaskan dalam buku biografi itu tak menyebutkan detil sumbangan Taufik Kiemas. “Saya dengar ada sumbangan dasi dan jas pula. Dibuku ini tidak diceritakan,” tegasnya.

Prof Laica Marzuki yang mendapat gilirian memberikan komenter menyatakan Mahfud MD memang figur penegak hukum sejati. Pemikirannya kerap melawan teori hukum yang pernah ada. Tetapi memberikan manfaat luas bagi keadilan di saat itu.

“Keberanian Mahfud MD bersama hakim konstitusi memutuskan perkara KTP sebagai identitas untuk pemilihan pemilu merupakan keputusan luar biasa. Ini tak boleh dipungkiri,” imbuhnya.

Budayawan Emha Ainun Najib tak kalahnya melontarkan kritikan nakal. Emha menilai sosok Mahfud MD sangat dekat dengan kelompok teraniaya. Tidak boleh di depan mata Mahfud MD terjadi ketidakadilan.

Pada kondisi itulah, sambung dia Mahfud MD selalu berani tampil. Memberikan pembelaan kepada kelompok teraniaya. “Jadi Mahfud itu bukan hanya ahli hukum, tapi juga ahli keadilan,” ujarnya.

Tetapi, Emha selalu menyentil latar budaya Mahfud MD yang berasal dari Madura. Beberapa kenakalan warga Madura dilontarkan. Melalui berbagai cerita lucu yang mengkisahkan tingkah warga Madura.

“Madura itu berani melawan. Sampai Tuhan pun dilawan,” katanya disambut tawa undangan.

Jika saja ada nelayan sampai mendekati malam tak dapat ikan, lanjut Emha, pasti nelayan asal Madura itu menantang Tuhannya. Dengan menyebut Tuhan tidak adil, untuk ikan sedikit pun tak diberikan.

Setelah Tuhan memberikan ikan itu, sambung dia, nelayan asal Madura masih belum puas. Karena menilai Tuhan hanya mengambulkan seperti apa yang diminta. “Saya minta lima ekor, kenapa Tuhan kasih lima. Seharuny bisa lebih,” celetuknya yang membuat undangan tawa kembali.

Kritikan terhdap sosok Mahfud MD juga dilontarkan Guru Besar UI Hikmahanto Juwana. Dengan menyayangkan sikap Mahfud MD yang melibatkan diri pada konflik Anas Urbaningrum. Apalagi mendatangi sosok Anas Urbaningrum, seharusnya Anas yang perlu mendatangi Mahfud MD.

Istri Mantan Presiden, Gus Dur, Sinta Nuriya menyebut Mahfud MD memang tak jauh dari sosok Gus Dur. Keberanian Mahfud MD menempatkan diri pada kelompok orang teraniaya merupakan karakter yang juga ditonjolkan Gus Dur. Keadilan merupakan harga mati bagi sebuah kehidupan. “Gus Dur dan Mahfud MD punya kesamaan pada sisi ini,” imbuhnya. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/