26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Polisi Malaysia Tembak Remaja 13 Tahun

LAHAD DATU-Operasi Daulat militer dan polisi Malaysia kemarin menelan korban seorang anak remaja. Dia tewas ditembak oleh polisi Malaysia karena berada di semak-semak dekat hutan ladang sawit di kampung Sungai Bilis yang berdekatan dengan kampung Tanjung Batu dan Tanduo.

“Pasukan polis sedang mengikuti jejak penceroboh, tiba-tiba ada suara dari semak-semak, dan petugas langsung menembak ke arah suara,” ujar Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jendral Tan Sri Ismail Omar dalam pernyataannya yang disiarkan live oleh TV1 kemarin.

Mulai kemarin, screening media lebih ketat. Jawa Pos (grup Sumut Pos) yang selama seminggu ini bebas meliput ke lokasi Felda Sahabat dilarang masuk.

olisi CID (Criminal Investigation Division) yang selama ini membantu akses koran ini juga tiba-tiba menghindar dan tak bersedia mengangkat ponselnya. Belum jelas apakah pelarangan akses itu terkait pemuatan kritik koran ini pada operasi Daulat yang dimuat Minggu (10/3) kemarin.

Polisi Malaysia juga melarang dua wartawan televisi dan online dari Indonesia yang baru datang ke Lahad Datu. Praktis, hanya media asal Malaysia yang kini boleh berada di lokasi Felda, sekitar satu jam dari kota Lahad Datu.

Dalam jumpa persnya, Tan Sri Ismail Omar menjelaskan tidak ada identitas di tubuh anak remaja yang diperkirakan berusia 13 tahun itu. “Kami sedang mencari kepastian asal negaranya. Tidak ada senjata di sekitarnya,” katanya.

Selain remaja belia itu, polisi Malaysia juga menembak seorang laki-laki berusia sekitar 30 tahun. “Identitasnya tidak bisa kami sebutkan karena mengganggu siasatan (strategi) operasi,” katanya.

Tan Sri mengulangi larangan bagi setiap penduduk untuk mendekat ke lokasi. Saat ini, polisi Malaysia sudah menangkap 85 orang yang diduga berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan invasi gerilyawan Sulu ke Sabah.
Pimpinan polisi wilayah Sabah Datuk Hamza Taib menjelaskan, kontak tembak dengan gerilyawan Sulu berlangsung sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi.

Sejak Sabtu pukul delapan hingga tadi pagi (kemarin) pukul 04,” katanya.
Dua anggota Pasukan Gerak Am terluka dan dievakuasi menggunakan helikopter ke sebuah rumah sakit di Sandakan. “Satu orang terluka di betis, satu lagi terluka di perut,” katanya.

Kemarin wartawan Malaysia yang meliput di sekitar Felda Sahabat dilaporkan juga berjumpa dengan gerilyawan Sulu. Mengutip informasi dari wartawan kantor berita Malaysia BERNAMA Mohd Hisham, mereka menemukan kampung kosong di kawasan Tanjung Labian. (rdl/jpnn)

LAHAD DATU-Operasi Daulat militer dan polisi Malaysia kemarin menelan korban seorang anak remaja. Dia tewas ditembak oleh polisi Malaysia karena berada di semak-semak dekat hutan ladang sawit di kampung Sungai Bilis yang berdekatan dengan kampung Tanjung Batu dan Tanduo.

“Pasukan polis sedang mengikuti jejak penceroboh, tiba-tiba ada suara dari semak-semak, dan petugas langsung menembak ke arah suara,” ujar Kepala Polisi Diraja Malaysia Inspektur Jendral Tan Sri Ismail Omar dalam pernyataannya yang disiarkan live oleh TV1 kemarin.

Mulai kemarin, screening media lebih ketat. Jawa Pos (grup Sumut Pos) yang selama seminggu ini bebas meliput ke lokasi Felda Sahabat dilarang masuk.

olisi CID (Criminal Investigation Division) yang selama ini membantu akses koran ini juga tiba-tiba menghindar dan tak bersedia mengangkat ponselnya. Belum jelas apakah pelarangan akses itu terkait pemuatan kritik koran ini pada operasi Daulat yang dimuat Minggu (10/3) kemarin.

Polisi Malaysia juga melarang dua wartawan televisi dan online dari Indonesia yang baru datang ke Lahad Datu. Praktis, hanya media asal Malaysia yang kini boleh berada di lokasi Felda, sekitar satu jam dari kota Lahad Datu.

Dalam jumpa persnya, Tan Sri Ismail Omar menjelaskan tidak ada identitas di tubuh anak remaja yang diperkirakan berusia 13 tahun itu. “Kami sedang mencari kepastian asal negaranya. Tidak ada senjata di sekitarnya,” katanya.

Selain remaja belia itu, polisi Malaysia juga menembak seorang laki-laki berusia sekitar 30 tahun. “Identitasnya tidak bisa kami sebutkan karena mengganggu siasatan (strategi) operasi,” katanya.

Tan Sri mengulangi larangan bagi setiap penduduk untuk mendekat ke lokasi. Saat ini, polisi Malaysia sudah menangkap 85 orang yang diduga berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan invasi gerilyawan Sulu ke Sabah.
Pimpinan polisi wilayah Sabah Datuk Hamza Taib menjelaskan, kontak tembak dengan gerilyawan Sulu berlangsung sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi.

Sejak Sabtu pukul delapan hingga tadi pagi (kemarin) pukul 04,” katanya.
Dua anggota Pasukan Gerak Am terluka dan dievakuasi menggunakan helikopter ke sebuah rumah sakit di Sandakan. “Satu orang terluka di betis, satu lagi terluka di perut,” katanya.

Kemarin wartawan Malaysia yang meliput di sekitar Felda Sahabat dilaporkan juga berjumpa dengan gerilyawan Sulu. Mengutip informasi dari wartawan kantor berita Malaysia BERNAMA Mohd Hisham, mereka menemukan kampung kosong di kawasan Tanjung Labian. (rdl/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/