29 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Gugatan Kata “Allah” di Malaysia Ditolak

Sengketa penggunaan kata Allah sempat menyebabkan serangan terhadap gereja di Malaysia.
Sengketa penggunaan kata Allah sempat menyebabkan serangan terhadap gereja di Malaysia.

SUMUTPOS.CO – Pengadilan tertinggi Malaysia menolak gugatan atas pelarangan penggunaan kata “Allah” yang merujuk ke Tuhan bagi umat Kristen.

Gugatan itu dilayangkan oleh Gereja Katolik yang selama ini paling keras bersuara mengenai larangan penggunaan kata “Allah”.

Tetapi, Pengadilan Federal mengatakan pelarangan yang menguatkan putusan Pengadilan Rendah pada 2013 lalu merupakan keputusan yang benar.

Kasus mengenai penggunaan kata “Allah” bermula ketika Kementerian Dalam Negeri Malaysia melarang surat kabar Katolik berbahasa Melayu, The Herald, menggunakan kata “Allah” yang merujuk Tuhan pada 2007 silam.

Pada 2009, Pengadilan Tinggi memutuskan umat Kristen dan Katolik berhak menggunakan kata tersebut tatkala merujuk Tuhan.

Namun, pada 2013, Pengadilan Rendah mengubah putusan tersebut sehingga umat Kristen dan Katolik kembali tidak diperbolehkan menggunakan kata “Allah”.

 

KONTROVERSI

Kasus yang kontroversial ini sempat memicu debat dan juga serangan terhadap masjid dan gereja.

Umat Kristen berpendapat mereka dapat menggunakan kata “Allah” dalam bahasa Melayu yang diambil dari bahasa Arab untuk menyebut Tuhan. Pelarangan justru melanggar hak mereka.

Namun, otoritas Malaysia mengatakan jika kata Allah digunakan oleh umat Kristen, umat muslim akan bingung dan menyebabkan sejumlah orang pindah menjadi pemeluk Kristen.

Umat muslim di Malaysia merupakan mayoritas, mencapai dua pertiga dari seluruh populasi negara tersebut. Meski demikian, komunitas Hindu dan Kristen cukup besar. (BBC)

Sengketa penggunaan kata Allah sempat menyebabkan serangan terhadap gereja di Malaysia.
Sengketa penggunaan kata Allah sempat menyebabkan serangan terhadap gereja di Malaysia.

SUMUTPOS.CO – Pengadilan tertinggi Malaysia menolak gugatan atas pelarangan penggunaan kata “Allah” yang merujuk ke Tuhan bagi umat Kristen.

Gugatan itu dilayangkan oleh Gereja Katolik yang selama ini paling keras bersuara mengenai larangan penggunaan kata “Allah”.

Tetapi, Pengadilan Federal mengatakan pelarangan yang menguatkan putusan Pengadilan Rendah pada 2013 lalu merupakan keputusan yang benar.

Kasus mengenai penggunaan kata “Allah” bermula ketika Kementerian Dalam Negeri Malaysia melarang surat kabar Katolik berbahasa Melayu, The Herald, menggunakan kata “Allah” yang merujuk Tuhan pada 2007 silam.

Pada 2009, Pengadilan Tinggi memutuskan umat Kristen dan Katolik berhak menggunakan kata tersebut tatkala merujuk Tuhan.

Namun, pada 2013, Pengadilan Rendah mengubah putusan tersebut sehingga umat Kristen dan Katolik kembali tidak diperbolehkan menggunakan kata “Allah”.

 

KONTROVERSI

Kasus yang kontroversial ini sempat memicu debat dan juga serangan terhadap masjid dan gereja.

Umat Kristen berpendapat mereka dapat menggunakan kata “Allah” dalam bahasa Melayu yang diambil dari bahasa Arab untuk menyebut Tuhan. Pelarangan justru melanggar hak mereka.

Namun, otoritas Malaysia mengatakan jika kata Allah digunakan oleh umat Kristen, umat muslim akan bingung dan menyebabkan sejumlah orang pindah menjadi pemeluk Kristen.

Umat muslim di Malaysia merupakan mayoritas, mencapai dua pertiga dari seluruh populasi negara tersebut. Meski demikian, komunitas Hindu dan Kristen cukup besar. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/