26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Filter Udara dan Cara Merawatnya

Saringan udara (filter) pada sepeda motor menjadi bagian penting dari mesin pembakaran biasa. Ketika udara yang disaring tidak sepenuhnya bersih, akibatnya bisa fatal, mengotori proses pembakaran. Lebih parah menggores dinding silinder serta piston, akibatnya membuat performa menurun.

Makanya, saat melakukan servis berkala, komponen tersebut harus dibersihkan. Bahkan, setiap menempuh 15.000-20.000 km harus diganti. Tapi kalau tinggal di daerah yang banyak debu, pabrik, atau proyek tentu lebih cepat kotor dan sering diganti.  Harganya murah, antara Rp30-80 ribu. Kalau yang lebih mahal banyak juga, bisa di atas Rp100 ribu.

Nah, untuk sepeda motor, ada tiga jenis filter. Cara merawatnya juga berbeda. Berikut jenis dan tipsnya:

1. Tipe konvensional.

Berbahan busa. Biasanya terdapat pada sepeda motor dengan tahun pembuatan lama, sebelum 2005. Membersihkannya cukup dengan menyiram atau merendamnya dengan campuran air dan sabun. Setelah itu dikeringkan dan disemprot udara bertekanan tinggi. Untuk lebih maksimal lagi, lapisi dengan oli dan diratakan untuk menangkap kotoran. Jika busanya sudah mengeras, atau pori-porinya mulai tampak tidak rapat, tandanya perlu diganti.

2. Filter Kertas (kering).

Banyak yang bilang sebagai fiter “dry element”, mempunyai bahan lebih tebal sehingga tidak cepat rusak saat menyaring udara. Untuk membersihkannya juga mudah, tinggal semprot dengan udara bertekanan tinggi dari arah berlawanan dengan arah udara masuk. “Sebaiknya filter jenis ini diganti setiap kelipatan 8.000 km,” saran Maryadi.

3. Filter Kertas (basah).

Biasanya terdapat pada sepeda motor matik, atau sepeda motor tahun pembuatan baru. Bahan kertasnya secara kasat mata sama dengan filter kertas kering, tapi jika diraba, terasa ada lapisan pelumas khusus untuk menangkap kotoran. Tipe ini tidak boleh dicuci. Membersihkannya cukup dipukul-pukul ringan. Tapi lebih disarankan ganti setiap 15.000 km. . (kcm)

Saringan udara (filter) pada sepeda motor menjadi bagian penting dari mesin pembakaran biasa. Ketika udara yang disaring tidak sepenuhnya bersih, akibatnya bisa fatal, mengotori proses pembakaran. Lebih parah menggores dinding silinder serta piston, akibatnya membuat performa menurun.

Makanya, saat melakukan servis berkala, komponen tersebut harus dibersihkan. Bahkan, setiap menempuh 15.000-20.000 km harus diganti. Tapi kalau tinggal di daerah yang banyak debu, pabrik, atau proyek tentu lebih cepat kotor dan sering diganti.  Harganya murah, antara Rp30-80 ribu. Kalau yang lebih mahal banyak juga, bisa di atas Rp100 ribu.

Nah, untuk sepeda motor, ada tiga jenis filter. Cara merawatnya juga berbeda. Berikut jenis dan tipsnya:

1. Tipe konvensional.

Berbahan busa. Biasanya terdapat pada sepeda motor dengan tahun pembuatan lama, sebelum 2005. Membersihkannya cukup dengan menyiram atau merendamnya dengan campuran air dan sabun. Setelah itu dikeringkan dan disemprot udara bertekanan tinggi. Untuk lebih maksimal lagi, lapisi dengan oli dan diratakan untuk menangkap kotoran. Jika busanya sudah mengeras, atau pori-porinya mulai tampak tidak rapat, tandanya perlu diganti.

2. Filter Kertas (kering).

Banyak yang bilang sebagai fiter “dry element”, mempunyai bahan lebih tebal sehingga tidak cepat rusak saat menyaring udara. Untuk membersihkannya juga mudah, tinggal semprot dengan udara bertekanan tinggi dari arah berlawanan dengan arah udara masuk. “Sebaiknya filter jenis ini diganti setiap kelipatan 8.000 km,” saran Maryadi.

3. Filter Kertas (basah).

Biasanya terdapat pada sepeda motor matik, atau sepeda motor tahun pembuatan baru. Bahan kertasnya secara kasat mata sama dengan filter kertas kering, tapi jika diraba, terasa ada lapisan pelumas khusus untuk menangkap kotoran. Tipe ini tidak boleh dicuci. Membersihkannya cukup dipukul-pukul ringan. Tapi lebih disarankan ganti setiap 15.000 km. . (kcm)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/