MEDAN-Nasib pasar tradisional di Kota Medan masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Bahkan harus diakui, pasar tradisional sudah kalah bersaing dengan keberadaan pasar modern seperti swalayan dan bisnis waralaba lainnya yang sudah menjamur hingga ke pelosok daerahn
“Dari segi harga lebih murah daripada harga di pasar tradisional, pasar tradisional saat ini serba salah. Di satu sisi masih diperlukan tapi disatu sisi tidak terkelola dengan baik, seperti hidup segan mati tak mau,” ujar Pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Medan (Unimed) M.Ishak.
Ishak mengatakan, wacana pemerimtah akan dimoderisasi pasar tradisional harus segera direalisasikan karena kalah bersaing dengan swalan, teramsuk kalah bersaing hariga. “Pemerintah harus punya tahap untuk merubah pasar tradisional menjadi modern. Pertama adalah pemerintah harus menkonsep untuk menggusur, yang kedua adalah sebelum mengeluarkan konsep harus memahami kondisi, dan ketiga adalah pemerintah harus menguji kelayakan pasar modern,” ujarnya.
Selama ini, lanjt Ishak, pemerintah tidak pernah memperhatikan ketiga hal itu, karena selalu mengeluarkan kebijakan tanpa memahami kondisi sehingga terkesan ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan.
“Jadi intinya pemerintah harus membuat kebijakan yang relatif seimbang untuk semua pihak dan membuat kebijakan yang melibatkan banyak pihak terutama bagi para pedagang pasar tradisional,” jelas Ishak.
Sementara itu menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) soal nasib pasar tradisional diindikasi akan dimatikan secara perlahan, Ketua Komisi C DPRD Medan A Hie mengatakan, keberadaan pasar tradisional tidak akan pernah dimatikan oleh pemerintah.
“Keberadaan pasar tradisional sangat besar bagi masyarakat kita, harus ada undang-undang yang jelas soal ini. Jika ada wacana untuk mematikan pasar tradisional tidak tepat sekali. Untuk itu pasar tradisional harus diciptakan lebih besar lagi demi pencapaian perekonomian rakyat kecil,” tuturnya. (mag-9)