32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Tak Pernah Ditangani Serius

Terkait 11 Mahasiswi yang Hilang Misterius

Kasus pencucian otak oleh kalangan tertentu yang didahului hilangnya seorang mahasiswi belakangan ini marak di media. Di Medan, kasus semacam itu pun terjadi. Setidaknya, sejak 2008 tercatat sebelas mahasiswi hilang secara misterius.

Pihak keluarga Bachtiar (52) ), warga Jalan Pelita IV Gang Madrasah, Medan Perjuangan, kini buka suara. Anaknya Nurhidayah (23), sejak 2008 lalu memang hilang secara misterius. Bachtiar pun telah mengadukan hal itu pada 5 April 2010. Namun, belum ada sedikit kabar pun dari pengaduannya tersebut.

Ya, saat wartawan koran ini kembali mendatangi kediaman keluarga Bachtiar Rabu (27/4) siang, terlihat wajah sang ibu, Nurhidanah (49), pucat dan kurang sehat. Tampaknya Nurhidanah masih sedih dengan kehilangan anaknya sejak 2008 silam.

Bachtiar kepada wartawan koran ini mengatakan, bahwa dia sudah melaporkan hal ini langsung ke Polda Sumut yang pada masa itu Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Baharuddin Djafar. Diterangkannya, hingga sekarang kasus hilangnya anaknya tidak pernah serius ditangani pihak kepolisian. “Saya jadi pesimis dengan kerja polisi dimana Adek (wartawan koran ini, Red) sendiri pernah mendatangi rumah saya dan membuat berita ini tahun 2010 lalu.

Namun, sampai pergantian Kabid Humas Polda sekarang pun kasus ini tidak pernah ditangani serius,” keluh Bachtiar.
Bachtiar tak mau asal bicara soal anaknya yang hilang. Namun, dari cara hilangnya Nurhidayah, dia melihat ada kemiripan dengan cara kerjanya dengan NII (Negara Islam Indonesia (NII) yang santer diberitakan akhir-akhir ini. “Kalau dilihat dari cara mereka melakukan perekrutan, mereka itu sudah sama cara kerjanya dengan NII yaitu dengan cara pengajian,” tambahnya.

Hal senada juga diakui oleh sang ibu, Nurhidanah. Diucapkan Nurhidanah, jumlah anak yang hilang itu ada 11 orang (lihat grafis, Red) dan semuanya masih berstatus mahasiswa. “Mereka yang hilang ada 11 orang sudah termasuk anak saya sendiri, Nurhidayah. Saya sendiri heran melihat kasus ini kenapa polisi tidak pernah menangani dengan serius,” lirihnya.

Nurhidanah mengatakan, sebelumnya tahun 2009 tepatnya bulan September, anaknya Nurhidayah, sudah sempat pulang namun pengaruh dari cuci otak yang dilakukan kelompok itu terlalu kuat sehingga anaknya. “Anak kami sudah sempat berhasil kami jemput ketika di Langsa, namun kembali kabur. Mungkin pengaruh cuci otak yang dilakukan kelompok terorganisir itu terlalu kuat,” katanya.
Ditambahkannya, anak-anak mereka dijemput dengan menggunakan mobil Kijang Kapsul warna Kuning Emas dengan Nomor Polisi BL 561 NN. “Saat itu (2008, Red) saya heran dengan anak saya. Sehabis pulang pengajian dari Pengajian Al-Haq, semua serba salah dengan yang dilakukan. Anak saya itu bisa berjam-jam membaca Al-Quran di dalam kamar. Infromasi yang terakhir saya peroleh kalau anak saya berada di Batam tapi saya tidak tahu pasti tempat,” tambah Nurhidanah.

Bachtiar yang didampingin istrinya, Nurhidanah, berencana untuk kembali ke Polda Sumut. “Rencananya besok (hari ini, Red) saya dan keluarga yang anaknya hilang itu akan kembali mempertanyakan hal ini. Adek sendiri kan tahu, tahun 2010 lalu ada 6 orang anak yang hilang. Sekarang sudah bertambah 5 orang lagi,” ungkapnya.

Terkait dengan itu, ketika Sumut Pos berusaha mengkonfirmasi ke pihak Polda Sumut, Kapolda cenderung kurang menanggapi. “Nanti aku cek dulu,” tutur Kapolda Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro di Hotel Emerald Garden, Rabu (27/4) sekitar pukul 11.00 WIB.Jawaban itu jelas tak memuaskan.

Wartawan koran ini kembali menanyakan apakah mahasiswi yang hilang itu diduga terkait dengan NII yang belakangan ini marak diberitakan? Jawaban Kapolda lagi-lagi kurang memuaskan. “Kata siapa ada anak hilang? Belum ada aku terima laporan di Mapolda,” katanya.

Sejatinya pengaduan memang sudah dimasukan. Setidaknya, Laporan Pengaduan (LP) dari orangtua yang kehilangan anak secara misterius sudah masuk di tahun 2008 dan 2009 lalu. “Nanti aku cek dulu, aku masih baru di sini,” ujarnya sembari berlalu. (jon/mag-8)

Banyak yang tak Mau Pulang

Menghilangnya sebelas orang mahasiswi sejak 2008 lalu pihak mengaku telah bekerja. Melalui Dit Reskrim Polda Sumut Kombes Pol Agus Ardianto, diketahui kalau Pihak Polda  telah bekerja sama dengan pihak Nangroe Aceh Darusallam.
Selain itu Agus Arditanto menambahkan kalau pengaduan tentang mahasiswi hilang memang belum ada.  Meski begitu, pihak Polda Sumut tetap melakukan pengecekan ke tempat yang ditengarai sebagai lokasi keberadaan mahasiswi tersebut. “Laporan tidak ada, namun pengecekan kita lakukan ke Provinsi Aceh, “ ujar Agus, Rabu (27/4).
Nah, dari pengecekan yang telah dilakukan, dijelaskan Agus, ada sepuluh mahasiswa yang ditemukan. Namun, ketika diarahkan untuk kembali ke orangtua masing-masing, banyak dari mahasiswi tersebut yang menolak. “Hanya dua yang mau pulang, sisanya sama sekali tidak mau,” jelas Agus. Sayang, Agus tak menjelaskan sepuluh nama yang dimaksud. (adl)

Ke-11 Mahasiswi yang Hilang Misterius:

  1. Deyulani (23), warga Jalan Salak, Tanjung Gading, Batubara (Alumni USU) dan masih berstatus mahasiswa UMN Medan. Menghilang sejak tanggal 26 Maret 2009.
  2. Nurhidayah (23), warga Jalan Pelita IV Gang Madrasah, Medan Perjuangan, alumni UMSU Medan. Menghilang sejak tanggal 2 Desember 2008.
  3. Mawaddah Sambas (23), warga Teluk Nibung, Tanjung Balai, Asahan, alumni IAIN. Menghilang sejak tanggal 31 Desember 2008.
  4. Kiki Amalia (18), warga Jalan Datuk Kabu Gang Mushala, Medan Tembung, siswi SMU Negeri 10 Medan. Menghilang sejak Juli 2008.
  5. Gusti Khairani Simatupang (23), warga Jalan Garu IV Gang Ihklas, Medan. Menghilang sejak tahun 2008.
  6. Dori Israwani Siregar (24), warga Jalan Kiwi, Perumnas Mandala. Menghilang sejak tahun 2008.
  7. Vera Sihombing (24), warga Jalan Brigjend Katamso Gang Sawah, Medan. Menghilang sejak tahun 2009.
  8. Sukmalia alias Qori (24), warga Jalan Sukamaju, Pasar VII, Medan Tembung. Meng hilang sejak Februari 2008.
  9. Yuli Mayasari (24). Mengilang sejak tahun 2006.
  10. Surya Hidayati (25), warga Desa Sidomulyo, Kecamatan P.Bandring, Kisaran. Mengilang sejak tahun 2008.
  11. Yati (22), warga Brandan. Menghilang sejak tahun 2008.

Terkait 11 Mahasiswi yang Hilang Misterius

Kasus pencucian otak oleh kalangan tertentu yang didahului hilangnya seorang mahasiswi belakangan ini marak di media. Di Medan, kasus semacam itu pun terjadi. Setidaknya, sejak 2008 tercatat sebelas mahasiswi hilang secara misterius.

Pihak keluarga Bachtiar (52) ), warga Jalan Pelita IV Gang Madrasah, Medan Perjuangan, kini buka suara. Anaknya Nurhidayah (23), sejak 2008 lalu memang hilang secara misterius. Bachtiar pun telah mengadukan hal itu pada 5 April 2010. Namun, belum ada sedikit kabar pun dari pengaduannya tersebut.

Ya, saat wartawan koran ini kembali mendatangi kediaman keluarga Bachtiar Rabu (27/4) siang, terlihat wajah sang ibu, Nurhidanah (49), pucat dan kurang sehat. Tampaknya Nurhidanah masih sedih dengan kehilangan anaknya sejak 2008 silam.

Bachtiar kepada wartawan koran ini mengatakan, bahwa dia sudah melaporkan hal ini langsung ke Polda Sumut yang pada masa itu Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Baharuddin Djafar. Diterangkannya, hingga sekarang kasus hilangnya anaknya tidak pernah serius ditangani pihak kepolisian. “Saya jadi pesimis dengan kerja polisi dimana Adek (wartawan koran ini, Red) sendiri pernah mendatangi rumah saya dan membuat berita ini tahun 2010 lalu.

Namun, sampai pergantian Kabid Humas Polda sekarang pun kasus ini tidak pernah ditangani serius,” keluh Bachtiar.
Bachtiar tak mau asal bicara soal anaknya yang hilang. Namun, dari cara hilangnya Nurhidayah, dia melihat ada kemiripan dengan cara kerjanya dengan NII (Negara Islam Indonesia (NII) yang santer diberitakan akhir-akhir ini. “Kalau dilihat dari cara mereka melakukan perekrutan, mereka itu sudah sama cara kerjanya dengan NII yaitu dengan cara pengajian,” tambahnya.

Hal senada juga diakui oleh sang ibu, Nurhidanah. Diucapkan Nurhidanah, jumlah anak yang hilang itu ada 11 orang (lihat grafis, Red) dan semuanya masih berstatus mahasiswa. “Mereka yang hilang ada 11 orang sudah termasuk anak saya sendiri, Nurhidayah. Saya sendiri heran melihat kasus ini kenapa polisi tidak pernah menangani dengan serius,” lirihnya.

Nurhidanah mengatakan, sebelumnya tahun 2009 tepatnya bulan September, anaknya Nurhidayah, sudah sempat pulang namun pengaruh dari cuci otak yang dilakukan kelompok itu terlalu kuat sehingga anaknya. “Anak kami sudah sempat berhasil kami jemput ketika di Langsa, namun kembali kabur. Mungkin pengaruh cuci otak yang dilakukan kelompok terorganisir itu terlalu kuat,” katanya.
Ditambahkannya, anak-anak mereka dijemput dengan menggunakan mobil Kijang Kapsul warna Kuning Emas dengan Nomor Polisi BL 561 NN. “Saat itu (2008, Red) saya heran dengan anak saya. Sehabis pulang pengajian dari Pengajian Al-Haq, semua serba salah dengan yang dilakukan. Anak saya itu bisa berjam-jam membaca Al-Quran di dalam kamar. Infromasi yang terakhir saya peroleh kalau anak saya berada di Batam tapi saya tidak tahu pasti tempat,” tambah Nurhidanah.

Bachtiar yang didampingin istrinya, Nurhidanah, berencana untuk kembali ke Polda Sumut. “Rencananya besok (hari ini, Red) saya dan keluarga yang anaknya hilang itu akan kembali mempertanyakan hal ini. Adek sendiri kan tahu, tahun 2010 lalu ada 6 orang anak yang hilang. Sekarang sudah bertambah 5 orang lagi,” ungkapnya.

Terkait dengan itu, ketika Sumut Pos berusaha mengkonfirmasi ke pihak Polda Sumut, Kapolda cenderung kurang menanggapi. “Nanti aku cek dulu,” tutur Kapolda Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro di Hotel Emerald Garden, Rabu (27/4) sekitar pukul 11.00 WIB.Jawaban itu jelas tak memuaskan.

Wartawan koran ini kembali menanyakan apakah mahasiswi yang hilang itu diduga terkait dengan NII yang belakangan ini marak diberitakan? Jawaban Kapolda lagi-lagi kurang memuaskan. “Kata siapa ada anak hilang? Belum ada aku terima laporan di Mapolda,” katanya.

Sejatinya pengaduan memang sudah dimasukan. Setidaknya, Laporan Pengaduan (LP) dari orangtua yang kehilangan anak secara misterius sudah masuk di tahun 2008 dan 2009 lalu. “Nanti aku cek dulu, aku masih baru di sini,” ujarnya sembari berlalu. (jon/mag-8)

Banyak yang tak Mau Pulang

Menghilangnya sebelas orang mahasiswi sejak 2008 lalu pihak mengaku telah bekerja. Melalui Dit Reskrim Polda Sumut Kombes Pol Agus Ardianto, diketahui kalau Pihak Polda  telah bekerja sama dengan pihak Nangroe Aceh Darusallam.
Selain itu Agus Arditanto menambahkan kalau pengaduan tentang mahasiswi hilang memang belum ada.  Meski begitu, pihak Polda Sumut tetap melakukan pengecekan ke tempat yang ditengarai sebagai lokasi keberadaan mahasiswi tersebut. “Laporan tidak ada, namun pengecekan kita lakukan ke Provinsi Aceh, “ ujar Agus, Rabu (27/4).
Nah, dari pengecekan yang telah dilakukan, dijelaskan Agus, ada sepuluh mahasiswa yang ditemukan. Namun, ketika diarahkan untuk kembali ke orangtua masing-masing, banyak dari mahasiswi tersebut yang menolak. “Hanya dua yang mau pulang, sisanya sama sekali tidak mau,” jelas Agus. Sayang, Agus tak menjelaskan sepuluh nama yang dimaksud. (adl)

Ke-11 Mahasiswi yang Hilang Misterius:

  1. Deyulani (23), warga Jalan Salak, Tanjung Gading, Batubara (Alumni USU) dan masih berstatus mahasiswa UMN Medan. Menghilang sejak tanggal 26 Maret 2009.
  2. Nurhidayah (23), warga Jalan Pelita IV Gang Madrasah, Medan Perjuangan, alumni UMSU Medan. Menghilang sejak tanggal 2 Desember 2008.
  3. Mawaddah Sambas (23), warga Teluk Nibung, Tanjung Balai, Asahan, alumni IAIN. Menghilang sejak tanggal 31 Desember 2008.
  4. Kiki Amalia (18), warga Jalan Datuk Kabu Gang Mushala, Medan Tembung, siswi SMU Negeri 10 Medan. Menghilang sejak Juli 2008.
  5. Gusti Khairani Simatupang (23), warga Jalan Garu IV Gang Ihklas, Medan. Menghilang sejak tahun 2008.
  6. Dori Israwani Siregar (24), warga Jalan Kiwi, Perumnas Mandala. Menghilang sejak tahun 2008.
  7. Vera Sihombing (24), warga Jalan Brigjend Katamso Gang Sawah, Medan. Menghilang sejak tahun 2009.
  8. Sukmalia alias Qori (24), warga Jalan Sukamaju, Pasar VII, Medan Tembung. Meng hilang sejak Februari 2008.
  9. Yuli Mayasari (24). Mengilang sejak tahun 2006.
  10. Surya Hidayati (25), warga Desa Sidomulyo, Kecamatan P.Bandring, Kisaran. Mengilang sejak tahun 2008.
  11. Yati (22), warga Brandan. Menghilang sejak tahun 2008.

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/