24 C
Medan
Friday, January 3, 2025
spot_img

Keluarga Ingin Arwah Melpa Tenang

TEBINGTINGGI-Hingga kemarin, mayat Melpa Suriani Br Simanjuntak belum juga diangkat dari kubur untuk diotopsi. Padahal, keluarga Melpa berharap agar itu terlaksana  mereka mengetahui benar atau tidaknya organ tubuh korban kecelakaan di Malaysia itu dicuri.

Tidak itu saja, ibu Melpa yang telah tua dan sakit-sakitan pun merasa gusar. Dia ingin arwah anaknya tenang. Tapi, bagaimana tenang jika jasad Melpa tak lengkap.

Setidaknya hal ini diungkapkan Liana Br Simanjuntak dan Reni Br Simanjuntak, saudari Melpa saat berkunjung ke Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker) Kota Tebingtinggi. “Kami tidak putus asa untuk meminta hak-hak kami kepada Hospital Sultan Sulaiman (rumah sakit di Malaysia tempat Melpa diotopsi, Red) karena pesan ibu yang sudah sakit-sakitkan, dia meminta agar anaknya yang meninggal yang diduga organ tubuhnya diambil pihak rumah sakit agar dikembalikan lagi supaya arwahnya bisa tenang di sana,”ungkap Liana.

Setelah bertemu dengan Wakil Wali Kota Tebingtinggi Irham Taufik, Senin (8/4) lalu, keluarga Melpa kemarin menjumpai Kadisosnaker, Hasanuddin Siregar. Sang Kadis, mengaku telah diminta Irham Taufik untuk memperjuangakan nasip Melpa. “Sudah kita nota dinaskan semua itu, tetapi pembiayaan akan dilakukan otopsi kembali akan ditampung pada bagian Kesra,” jelas Hasanuddin.

Selain itu, pihak Disosnaker dan wakil wali kota akan mendatangi pihak Konjen Malaysia di Medan. “Dalam kasus ini kita bukan menuntut pihak pemerintahan Malaysia, Malaysia tidak salah tetapi pihak Hospital Sultan Ismail yang diduga melakukan kesalahan. Kejadiaan ini memang banyak terjadi, tetapi karena korbannya pendatang gelap (pencari kerja) tanpa terdaftar di Dinas Sosial Naker Tebingtinggi kita sulit untuk menindak lanjutinya,” ujar Hasanuddin.

Sementara itu, Kabag Humas PP Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto menerangkan surat untuk Konjen Malaysia di Medan dan Konjen Malaysia di Johor Bahru telah dikirim via kantor pos melalui jasa titipan surat kilat. “Surat sudah kita buat dan sore ini (kemarin) rencananya kita kirimkan setelah ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Tebingtinggi,” jelas Ahdi.

Lanjut Ahdi, selain ke Konjen, pihaknya juga membuat surat untuk pihak Poldasu yang diminta melakukan otopsi ulang dan surat ke Kantor Gubsu serta tembusan surat ke Polres Tebingtinggi. “Kita berharap semua ini akan berjalan dengan cepat dan ditanggapi oleh pihak Konjen Malaysia dan pihak KBRI di Malaysia agar pelaksanaan otopsi bisa cepat dilaksanakan,”cetus Ahdi.  (ian)

TEBINGTINGGI-Hingga kemarin, mayat Melpa Suriani Br Simanjuntak belum juga diangkat dari kubur untuk diotopsi. Padahal, keluarga Melpa berharap agar itu terlaksana  mereka mengetahui benar atau tidaknya organ tubuh korban kecelakaan di Malaysia itu dicuri.

Tidak itu saja, ibu Melpa yang telah tua dan sakit-sakitan pun merasa gusar. Dia ingin arwah anaknya tenang. Tapi, bagaimana tenang jika jasad Melpa tak lengkap.

Setidaknya hal ini diungkapkan Liana Br Simanjuntak dan Reni Br Simanjuntak, saudari Melpa saat berkunjung ke Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker) Kota Tebingtinggi. “Kami tidak putus asa untuk meminta hak-hak kami kepada Hospital Sultan Sulaiman (rumah sakit di Malaysia tempat Melpa diotopsi, Red) karena pesan ibu yang sudah sakit-sakitkan, dia meminta agar anaknya yang meninggal yang diduga organ tubuhnya diambil pihak rumah sakit agar dikembalikan lagi supaya arwahnya bisa tenang di sana,”ungkap Liana.

Setelah bertemu dengan Wakil Wali Kota Tebingtinggi Irham Taufik, Senin (8/4) lalu, keluarga Melpa kemarin menjumpai Kadisosnaker, Hasanuddin Siregar. Sang Kadis, mengaku telah diminta Irham Taufik untuk memperjuangakan nasip Melpa. “Sudah kita nota dinaskan semua itu, tetapi pembiayaan akan dilakukan otopsi kembali akan ditampung pada bagian Kesra,” jelas Hasanuddin.

Selain itu, pihak Disosnaker dan wakil wali kota akan mendatangi pihak Konjen Malaysia di Medan. “Dalam kasus ini kita bukan menuntut pihak pemerintahan Malaysia, Malaysia tidak salah tetapi pihak Hospital Sultan Ismail yang diduga melakukan kesalahan. Kejadiaan ini memang banyak terjadi, tetapi karena korbannya pendatang gelap (pencari kerja) tanpa terdaftar di Dinas Sosial Naker Tebingtinggi kita sulit untuk menindak lanjutinya,” ujar Hasanuddin.

Sementara itu, Kabag Humas PP Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto menerangkan surat untuk Konjen Malaysia di Medan dan Konjen Malaysia di Johor Bahru telah dikirim via kantor pos melalui jasa titipan surat kilat. “Surat sudah kita buat dan sore ini (kemarin) rencananya kita kirimkan setelah ditandatangani oleh Wakil Wali Kota Tebingtinggi,” jelas Ahdi.

Lanjut Ahdi, selain ke Konjen, pihaknya juga membuat surat untuk pihak Poldasu yang diminta melakukan otopsi ulang dan surat ke Kantor Gubsu serta tembusan surat ke Polres Tebingtinggi. “Kita berharap semua ini akan berjalan dengan cepat dan ditanggapi oleh pihak Konjen Malaysia dan pihak KBRI di Malaysia agar pelaksanaan otopsi bisa cepat dilaksanakan,”cetus Ahdi.  (ian)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/