26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Baku Tembak Makin Sengit

Perundingan Thailand-Kamboja Batal

PHANOM DONG RAK-Bentrok yang mewarnai sengketa Preah Vihear di perbatasan Thailand dan Kamboja memasuki hari ke-6 kemarin (27/4). Gencatan senjata apalagi perdamaian masih jauh panggang dari api. Ini setelah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Abhisit Vejjajiva tiba-tiba membatalkan perundingan damai dengan Kamboja.
Juru bicara militer Thailand, Kolonel Sunsern Kaewkumnerd, mengaku telah membatalkan kunjungan ke Kamboja untuk menghadiri perundingan damai. Sejak konflik merebak, PM Hun Sen memang aktif mengundang Thailand dalam dialog damai. Tapi, belakangan, media Kamboja menyebut kesediaan Bangkok berunding sebagai bentuk kekalahan Thailand atas sengketa perbatasan.

“Saya memang akan berunding dengan Kamboja. Tapi, tidak dengan persepsi bahwa Thailand telah kalah karena bersedia melakukan perundingan damai,” ungkap Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan setelah mengonfirmasikan pembatalan dialog damai. Setelah memastikan delegasi Thailand batal ke Kamboja, politikus berpangkat jenderal itu langsung bertolak ke Tiongkok dalam rangka kunjungan dinas.

Keputusan mendadak Thailand itu jelas menuai reaksi keras Kamboja. Phay Siphan, jubir pemerintah, menyayangkan keputusan Abhisit dan jajaran pemerintahannya itu. “Thailand tidak sungguh-sungguh ingin mewujudkan gencatan senjata permanen,” katanya. Padahal, konflik anyar yang sudah berjalan hampir sepekan itu telah merenggut sedikitnya 14 nyawa.

Delapan tentara Kamboja dan lima serdadu Thailand tewas dalam baku tembak di perbatasan. Preah Vihear yang menjadi salah satu obyek wisata budaya dua negara pun mengalami kerusakan. Tapi, dua negara tetangga itu tak kunjung menemukan solusi untuk menyudahi sengketa. Thailand dan Kamboja pun seolah membiarkan saja kontak senjata yang memaksa ribuan warga sipil mengungsi tersebut.

“Kamboja terus mengupayakan terwujudnya gencatan senjata,”tandas Hun Sen dalam pidatonya dari Kota Phnom Penh. Konon, Abhisit pun telah menyanggupinya. Menurut rencana, keduanya akan melakukan dialog damai di sela pertemuan regional ASEAN di Jakarta pada awal bulan depan. Dia masih berharap, dialog damai empat mata itu akan tetap terlaksana meski perundingan awal batal. (ap/afp/hep/jpnn)

Perundingan Thailand-Kamboja Batal

PHANOM DONG RAK-Bentrok yang mewarnai sengketa Preah Vihear di perbatasan Thailand dan Kamboja memasuki hari ke-6 kemarin (27/4). Gencatan senjata apalagi perdamaian masih jauh panggang dari api. Ini setelah pemerintahan Perdana Menteri (PM) Abhisit Vejjajiva tiba-tiba membatalkan perundingan damai dengan Kamboja.
Juru bicara militer Thailand, Kolonel Sunsern Kaewkumnerd, mengaku telah membatalkan kunjungan ke Kamboja untuk menghadiri perundingan damai. Sejak konflik merebak, PM Hun Sen memang aktif mengundang Thailand dalam dialog damai. Tapi, belakangan, media Kamboja menyebut kesediaan Bangkok berunding sebagai bentuk kekalahan Thailand atas sengketa perbatasan.

“Saya memang akan berunding dengan Kamboja. Tapi, tidak dengan persepsi bahwa Thailand telah kalah karena bersedia melakukan perundingan damai,” ungkap Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwan setelah mengonfirmasikan pembatalan dialog damai. Setelah memastikan delegasi Thailand batal ke Kamboja, politikus berpangkat jenderal itu langsung bertolak ke Tiongkok dalam rangka kunjungan dinas.

Keputusan mendadak Thailand itu jelas menuai reaksi keras Kamboja. Phay Siphan, jubir pemerintah, menyayangkan keputusan Abhisit dan jajaran pemerintahannya itu. “Thailand tidak sungguh-sungguh ingin mewujudkan gencatan senjata permanen,” katanya. Padahal, konflik anyar yang sudah berjalan hampir sepekan itu telah merenggut sedikitnya 14 nyawa.

Delapan tentara Kamboja dan lima serdadu Thailand tewas dalam baku tembak di perbatasan. Preah Vihear yang menjadi salah satu obyek wisata budaya dua negara pun mengalami kerusakan. Tapi, dua negara tetangga itu tak kunjung menemukan solusi untuk menyudahi sengketa. Thailand dan Kamboja pun seolah membiarkan saja kontak senjata yang memaksa ribuan warga sipil mengungsi tersebut.

“Kamboja terus mengupayakan terwujudnya gencatan senjata,”tandas Hun Sen dalam pidatonya dari Kota Phnom Penh. Konon, Abhisit pun telah menyanggupinya. Menurut rencana, keduanya akan melakukan dialog damai di sela pertemuan regional ASEAN di Jakarta pada awal bulan depan. Dia masih berharap, dialog damai empat mata itu akan tetap terlaksana meski perundingan awal batal. (ap/afp/hep/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/