Thailand-Kamboja Sepekan Baku Tembak
PHNOM PENH – Ketegangan baku tembak di perbatasan Thailand dan Kamboja sepertinya tak akan berlarut-larut. Setelah sengketa perbatasan memasuki hari ke-7 kemarin (28/4), kedua pihak sepakat untuk mewujudkan gencatan senjata dan saling menghentikan serangan.
“Setelah dialog di antara militer kedua negara pagi ini (kemarin pagi, Red), kami sepakat melakukan gencatan senjata. Pos-pos pemeriksaan di perbatasan akan kembali dibuka dan warga setempat bisa mulai kembali ke rumah masing-masing,” ujar jubir pemerintah Thailand Panitan Wattanayagorn.
Beberapa jam sebelumnya, Menteri Pertahanan Kamboja Tea Banh juga mengatakan hal yang sama. “Kami sepakat untuk mengakhiri kontak senjata dan menyiagakan pasukan di wilayah masing-masing,” tuturnya. Untuk sementara, pasukan Kamboja dan Thailand masih akan bertahan di hutan perbatasan di mana berdiri kuil Preah Vihear, objek utama sengketa perbatasan.
Demi menjaga gencatan senjata yang bukan baru kali ini dideklarasikan di perbatasan dua negara, militer Thailand dan Kamboja menjadwalkan pertemuan rutin. Setiap hari komandan pasukan akan melakukan evaluasi dan dialog untuk mencegah kembali pecahnya konflik. Selain itu,mencegah terjadinya salah paham di antaranya.
Menurut Panitan, kali ini kedua belah pihak yakin gencatan senjata akan bertahan. “Tetapi, gencatan senjata ini hanyalah langkah awal. Kami harus tetap memantau perkembangan yang terjadi di lapangan supaya bisa melangkah lebih lanjut menuju perdamaian,” katanya.
Gencatan itu terjadi hanya sehari setelah para petinggi (militer) dua negara tetangga itu saling bersitegang. Sejak baku tembak pecah pada Jumat lalu (22/4), tak kurang dari 75.000 warga terpaksa mengungsi dari wilayah perbatasan kedua negara. Seorang warga sipil Thailand juga tewas dalam pertikaian itu.
Tetapi, kesepakatan soal gencatan senjata itu tetap saja rentan. Kedua pihak bersikukuh berhak atas kepemilikan kuil Ta Moan dan Ta Krabey. (ap/afp/rtr/hep/dwi/jpnn)