29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Restoran Terapung di Bagan Percut

Menikmati indahnya pemandangan laut, dibaluri kerenyahan suguhan makanan laut (sea food) pastinya akan memberikan makna tersendiri bagi para wisatawan. Belum lagi lantunan suara deburan ombak yang menghempas bebatuan karang semakin menambah eksotiknya sebuah perjalanan.

Restoran Terapung
Restoran Terapung

Untuk bisa menikmati keindahan itu semua ternyata tak harus bersusah payah. Karena wisatawan bisa langsung mendatangi Desa Percut, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang,  tepatnya Restoran Terapung.

Lokasi yang tak begitu jauh dari pusat Kota Medan ini mampu memanjakan para wisatawan.  Selain murah,  ternyata Restoran Terapung memberikan jasa untuk memasak ikan yang dibeli di sebuah tempat penampungan ikan atau masyarakat sekitar menyebutnya, tempat penampungan ikan (TPI) yang disediakan para nelayan.

Ya menikmati masakan sesuai dengan selera lidah masing-masing.

Untuk lebih dalamnya, Sumut Pos mulai melakukan perjalanan dengan mengelilingi Desa Seintis, Deli serdang. Memang tak ada yang tampak istimewa dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam dari Kota Medan itu. Sesekali, terlihat pemandangan berbeda di sisi jalanan menuju ke lokasi. Dibanding pusat kota yang penuh hiruk pikuk, arah perjalanan menuju Desa Seintis masih tampak sejumlah  pepohonan dan tanaman  seperti jagung, ubi dan sayuran. Ditambah lagi dengan pemandangan rumah-rumah penduduk yang masih banyak pepohonan yang menandakan identitas sebuah desa.
Panasnya cuaca yang menyengat langsung ke kulit tak lagi terasa demi mendapatkan sebuah keinginan, yakni citarasa laut. Namun sebelum mengunjungi Restoran Terapung lokasi awal yang harus dikunjungi adalah tempat penampungan ikan.

Sedikit saja telat, puluhan wisatawan sudah ramai berkerumun untuk membeli ikan-ikan yang sudah disediakan di TPI tersebut. Pastinya, ikan-ikan ini tampak masih segar dan bahkan sebagian ikan masih hidup. Ini menunjukkan ikan tersebut layak untuk di makan.

Ada beberapa jenis ikan yang disediakan di tempat ini dan harganya cukup terjangkau. Misalkan, Ikan Sembilang dengan harganya Rp25 ribu, Udang Tiger Rp55 ribu, Ikan Lembur Kuring Rp25 ribu, Ikan Pari Rp20 ribu, Ikan Bletong Rp25 ribu dan Ikan Swalo Rp30 ribu per-kilogramnya.
Selain ikan, sejumlah hewan laut yang turut disediakan yakni Kepiting Renjong Rp15 ribu, Kepiting Kelapa Rp30 ribu, Sotong Rp25 ribu, dan Kerang Rp25 ribu tiap kilogramnya.

Kepala Lingkungan (Kepling) Dusun 18 Bagan Percut, Irwansyah Pohan menjelaskan, jika Restoran Terapung ini bukanlah tempat baru dan sudah ada sejak 20 tahun lalu. Restoran itu sendiri bilang Irwansyah sengaja didirikan pemerintah setempat yang dibantu masyarakat untuk menarik minat wisatawan mengunjungi lokasi wisata Percut Seituan.

Ia mengatakan, restoran terapung tersebut kepunyaan dari pemerintah, siapa saja yang menempatinya untuk membukan usaha boleh saja. “Ini tergantung siapa yang ada modal untuk mengelolah  bisa di pakai. Karena hampir tiap tahunnya berganti-ganti yang mengelolanya,”ucapnya.
Restoran ini memang tidak khusus menyediakan makanan sea food, hanya saja restoran lebih kepada penerimaan jasa memasak. Karena wisatawan sendiri yang membawa langsung ikan di tempat tersebut.

“Memang sudah dari dulu seperti ini, mungkin saja kalau pengelolanya yang menyediakan ikan, di takutkan kalau tidak habis bisa terbuang sia-sia. Untuk itu wisatawannya yang dianjurkan untuk membawanya, sedangkan pengelolanya hanya menyediakan jasa masak saja,”ucapnya.

Kata Irwansyah, ada berbagai jasa masak yang di sediakan seperti di panggang, goreng, gulai masam, asam manis dan berbagai jenis masakan lainnya.
Karena lokasi strategis di pinggir laut, banyak ikan segar yang tersedia di tempat ini.

Masih kata Irwan, wisatawan kebanyakan dari Medan dan sekitarnya . Namun tak jarang  ada juga sebagian dari dari luar Medan seperti Binjai, Langkat, dan Serdang Bedagai. Dan yang paling membahagikan wisatawan mancanegara seperti Malaysia, Singapura juga datang ke tempat ini.

“Kebanyakan yang ramai di kunjungi wisatawan pada hari libur panjang saja. Atau hari sabtu dan minggu. Alhamdulillah sampai sekarang. Wisatan yang mengunjungi tempat ini  meningkat 50 persen pertahunnya,”ucapnya.

Kembali lagi perjalanan menuju ke Restoran Terapung. Setelah wisatawan membawa bekal ikan yang didapat, sampan-sampan yang mampu menumpang muatan sekitar 10 orang ini dapat menghantarkan para pengunjung menuju ke restoran yang berada di pinggiran laut.

Untuk tiba di Restoran Terapung, wisatawan membutuhkan waktu sekitar 15 sampai 20 menit lamanya dari dataran. Sebelum tiba ke lokasi yang dinanti, para wisatawan terlebih dahulu dimanja dengan suguhan pemandangan pohon-pohon bakau yang rindang. Tak ketinggalan Burung Bangau, Burung Elang dan burung laut lainnya menambah nuansa keindahan sebuah perjalanan.

Walapun sesekali tak jarang panorama tergores akan pemandangan sampah-sampah baik organik maupun non organik yang menumpuk di lokasi meuju laut .

Restoran dengan luas sekitar 625 meter persegi, yang terdiri dari 6 tempat lesehan, dan 6  meja panjang yang dapat menampung 30 orang itu diyakini bisa meraih pengunjung yang lebih besar lagi jika lebih memperhatikan estetika bangunannya.

Puas untuk merasakan Restoran Terapung ini, sampan-sampan itu pun datang dengan sendirinya untuk menghantarkan para pengunjung kembali ke daratan.

Ya, dengan  anggaran sedikit namun kenikmatan luar biasa! (ban)

 

Menikmati indahnya pemandangan laut, dibaluri kerenyahan suguhan makanan laut (sea food) pastinya akan memberikan makna tersendiri bagi para wisatawan. Belum lagi lantunan suara deburan ombak yang menghempas bebatuan karang semakin menambah eksotiknya sebuah perjalanan.

Restoran Terapung
Restoran Terapung

Untuk bisa menikmati keindahan itu semua ternyata tak harus bersusah payah. Karena wisatawan bisa langsung mendatangi Desa Percut, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang,  tepatnya Restoran Terapung.

Lokasi yang tak begitu jauh dari pusat Kota Medan ini mampu memanjakan para wisatawan.  Selain murah,  ternyata Restoran Terapung memberikan jasa untuk memasak ikan yang dibeli di sebuah tempat penampungan ikan atau masyarakat sekitar menyebutnya, tempat penampungan ikan (TPI) yang disediakan para nelayan.

Ya menikmati masakan sesuai dengan selera lidah masing-masing.

Untuk lebih dalamnya, Sumut Pos mulai melakukan perjalanan dengan mengelilingi Desa Seintis, Deli serdang. Memang tak ada yang tampak istimewa dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam dari Kota Medan itu. Sesekali, terlihat pemandangan berbeda di sisi jalanan menuju ke lokasi. Dibanding pusat kota yang penuh hiruk pikuk, arah perjalanan menuju Desa Seintis masih tampak sejumlah  pepohonan dan tanaman  seperti jagung, ubi dan sayuran. Ditambah lagi dengan pemandangan rumah-rumah penduduk yang masih banyak pepohonan yang menandakan identitas sebuah desa.
Panasnya cuaca yang menyengat langsung ke kulit tak lagi terasa demi mendapatkan sebuah keinginan, yakni citarasa laut. Namun sebelum mengunjungi Restoran Terapung lokasi awal yang harus dikunjungi adalah tempat penampungan ikan.

Sedikit saja telat, puluhan wisatawan sudah ramai berkerumun untuk membeli ikan-ikan yang sudah disediakan di TPI tersebut. Pastinya, ikan-ikan ini tampak masih segar dan bahkan sebagian ikan masih hidup. Ini menunjukkan ikan tersebut layak untuk di makan.

Ada beberapa jenis ikan yang disediakan di tempat ini dan harganya cukup terjangkau. Misalkan, Ikan Sembilang dengan harganya Rp25 ribu, Udang Tiger Rp55 ribu, Ikan Lembur Kuring Rp25 ribu, Ikan Pari Rp20 ribu, Ikan Bletong Rp25 ribu dan Ikan Swalo Rp30 ribu per-kilogramnya.
Selain ikan, sejumlah hewan laut yang turut disediakan yakni Kepiting Renjong Rp15 ribu, Kepiting Kelapa Rp30 ribu, Sotong Rp25 ribu, dan Kerang Rp25 ribu tiap kilogramnya.

Kepala Lingkungan (Kepling) Dusun 18 Bagan Percut, Irwansyah Pohan menjelaskan, jika Restoran Terapung ini bukanlah tempat baru dan sudah ada sejak 20 tahun lalu. Restoran itu sendiri bilang Irwansyah sengaja didirikan pemerintah setempat yang dibantu masyarakat untuk menarik minat wisatawan mengunjungi lokasi wisata Percut Seituan.

Ia mengatakan, restoran terapung tersebut kepunyaan dari pemerintah, siapa saja yang menempatinya untuk membukan usaha boleh saja. “Ini tergantung siapa yang ada modal untuk mengelolah  bisa di pakai. Karena hampir tiap tahunnya berganti-ganti yang mengelolanya,”ucapnya.
Restoran ini memang tidak khusus menyediakan makanan sea food, hanya saja restoran lebih kepada penerimaan jasa memasak. Karena wisatawan sendiri yang membawa langsung ikan di tempat tersebut.

“Memang sudah dari dulu seperti ini, mungkin saja kalau pengelolanya yang menyediakan ikan, di takutkan kalau tidak habis bisa terbuang sia-sia. Untuk itu wisatawannya yang dianjurkan untuk membawanya, sedangkan pengelolanya hanya menyediakan jasa masak saja,”ucapnya.

Kata Irwansyah, ada berbagai jasa masak yang di sediakan seperti di panggang, goreng, gulai masam, asam manis dan berbagai jenis masakan lainnya.
Karena lokasi strategis di pinggir laut, banyak ikan segar yang tersedia di tempat ini.

Masih kata Irwan, wisatawan kebanyakan dari Medan dan sekitarnya . Namun tak jarang  ada juga sebagian dari dari luar Medan seperti Binjai, Langkat, dan Serdang Bedagai. Dan yang paling membahagikan wisatawan mancanegara seperti Malaysia, Singapura juga datang ke tempat ini.

“Kebanyakan yang ramai di kunjungi wisatawan pada hari libur panjang saja. Atau hari sabtu dan minggu. Alhamdulillah sampai sekarang. Wisatan yang mengunjungi tempat ini  meningkat 50 persen pertahunnya,”ucapnya.

Kembali lagi perjalanan menuju ke Restoran Terapung. Setelah wisatawan membawa bekal ikan yang didapat, sampan-sampan yang mampu menumpang muatan sekitar 10 orang ini dapat menghantarkan para pengunjung menuju ke restoran yang berada di pinggiran laut.

Untuk tiba di Restoran Terapung, wisatawan membutuhkan waktu sekitar 15 sampai 20 menit lamanya dari dataran. Sebelum tiba ke lokasi yang dinanti, para wisatawan terlebih dahulu dimanja dengan suguhan pemandangan pohon-pohon bakau yang rindang. Tak ketinggalan Burung Bangau, Burung Elang dan burung laut lainnya menambah nuansa keindahan sebuah perjalanan.

Walapun sesekali tak jarang panorama tergores akan pemandangan sampah-sampah baik organik maupun non organik yang menumpuk di lokasi meuju laut .

Restoran dengan luas sekitar 625 meter persegi, yang terdiri dari 6 tempat lesehan, dan 6  meja panjang yang dapat menampung 30 orang itu diyakini bisa meraih pengunjung yang lebih besar lagi jika lebih memperhatikan estetika bangunannya.

Puas untuk merasakan Restoran Terapung ini, sampan-sampan itu pun datang dengan sendirinya untuk menghantarkan para pengunjung kembali ke daratan.

Ya, dengan  anggaran sedikit namun kenikmatan luar biasa! (ban)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/