25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Empat Rumah Luthfi Hasan Disita

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penyitaan atas aset milik mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Setelah mobil, lembaga antirasuah itu juga menyita rumah milik tersangka dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi tersebut. Menurut KPK, sudah empat rumah yang disita.

DISITA: Rumah mewah mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak (inset)  Jalan H. Samali 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (13/5).//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/JPNN
DISITA: Rumah mewah mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak (inset) di Jalan H. Samali 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (13/5).//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/JPNN

Jubir KPK Johan Budi SP merinci empat rumah tersebut tersebar di dua wilayah. Pertama, satu rumah di Jalan H. Samali Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kedua, tiga hunian sekaligus yang terletak di Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur. “Rumah tersebut diduga terkait dengan LHI,” ujarnya.

Menariknya, salah satu rumah di Batu Ampar ternyata atas nama Ahmad Zaki, pria yang disebut-sebut sebagai asisten pribadi atau supir LHI.

Sebelumnya, nama Zaki yang juga menjadi pangkal perseteruan antara KPK dan PKS digunakan untuk pembelian sebuah mobil Toyota Fortuner.

Saat diperiksa beberapa hari lalu, Zaki mengaku KTP nya pernah dipinjam oleh LHI. Namun, dia tidak tahu untuk apa karena Zaki sendiri mengaku kaget kalau namanya tertera sebagai pemilik mobil yang harganya diatas Rp300 juta itu.

Tidak diketahui pasti apakah Zaki memang pemilik dan tinggal di rumah tersebut.

Lebih lanjut Johan Budi menjelaskan, rumah-rumah itu sudah dilakukan penyitaan pada akhir pekan lalu. KPK sendiri belum berhenti pada penyitaan itu, instansi pimpinan Abraham Samad itu akan terus melakukan pelacakan aset. “Keempat rumah itu diduga terkait dengan pencucian uang,” imbuhnya.

PerempuanFathanaBertambah Selain soal LHI, KPK juga menyampaikan perkembangan terbaru terkait pemeriksaan atas Ahmad Fathanah. Yakni, ada nama perempuan lagi yang terkait dengan sosok orang dekat LHI itu. Dia adalah seorang perempuan bernama Dewi Kirana yang harusnya diperiksa oleh penyidik KPK kemarin.

Namun, perempuan yang tertulis pekerjaannya sebagai swasta itu tidak memenuhi panggilan.

Belum diketahui dengan pasti siapa perempuan tersebut. Pencarian di search engine Google memunculkan seorang penyanyi dangdut yang menjuluki diri sebagai The Queen of Pantura. Profesi dangdut dekat dengan Fathanah karena dari situlah istrinya berprofesi.

Informasi lain menyebut kalau Dewi Kirana sebenarnya istri kedua Fathanah. Tetapi, nama tersebut sudah tidak dalam satu akta keluarga karena pria asal Makassar itu saat ini hanya memiliki satu istri yakni Sefti Sanustika. “Dewi Kirana tidak hadir dalam pemeriksaan karena ternyata suratnya tidak sampai,” katanya.

Presiden PKS Diperiksa Masih terkait Fathanah, KPK kemarin juga memeriksa presiden PKS, Anis Matta. Dia diperiksa cukup lama oleh penyidik sejak kedatangannya ke gedung KPK pukul 10.00. Sekitar pukul 17.00 dia keluar dan menjelaskan kalau penyidik menanyakan soal sertifikat tanah miliknya yang ditemukan saat penangkapan Ahmad Fathanah.

“Saya ditanya tentang beberapa hal, yang pertama mengenai sertifikat tanah itu,” tuturnya.

Dijelaskan kalau sertifikat itu membang benar miliknya dan sudah dilaporkan ke daftar laporan kekayaan. Rencananya, di atas tanah tersebut akan digunakan untuk suatu proyek melalui adiknya Saldi Matta.

Dalam perjalananya, ada keluarga Fathanah yang ingin membeli tanah tersebut. Ada proses tawar menawar, tetapi tidak sampai terjadi transaksi dengan keluarga fathanah.

Selain urusan tanah, dia juga mengaku ditanya mengenai keputusan soal Pilkada. Dijelaskan olehnya bahwa mekanisme pengambilan keputusan di internal PKS bersifat otonomi. “Semua usulan tentang calon diusulkan oleh DPW. Diajukan oleh ketua wilayah dakwah yang merupakan koordinator atas DPW tersebut dan kemudian dilaporkan ke DPP,” jelasnya lantas menuju mobil.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS, Fahri Hamzah yang mengantar Anis Matta kembali berkomentar pedas. Dia meminta kepada Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) membongkar semua aliran uang Ahmad Fathanah. Sebab, diyakini kalau Fathanah hanyalah seorang makelar yang mempunyai banyak klien.

“Fathanah bukan kader PKS. Saya tantang PPATK buka semua rekening Ahmad Fathanah, umumkan ke siapa saja alirannya,” terang Fahri.

Keyakinannya, bukan hanya PKS saja yang terkaitdenganFathanah.“ Jadi, jangancumaFathanah “ PKS saja,” pintanya. (dim/jpnn)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penyitaan atas aset milik mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI). Setelah mobil, lembaga antirasuah itu juga menyita rumah milik tersangka dugaan suap pengaturan kuota impor daging sapi tersebut. Menurut KPK, sudah empat rumah yang disita.

DISITA: Rumah mewah mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak (inset)  Jalan H. Samali 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (13/5).//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/JPNN
DISITA: Rumah mewah mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak (inset) di Jalan H. Samali 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (13/5).//MUHAMAD ALI/JAWAPOS/JPNN

Jubir KPK Johan Budi SP merinci empat rumah tersebut tersebar di dua wilayah. Pertama, satu rumah di Jalan H. Samali Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kedua, tiga hunian sekaligus yang terletak di Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur. “Rumah tersebut diduga terkait dengan LHI,” ujarnya.

Menariknya, salah satu rumah di Batu Ampar ternyata atas nama Ahmad Zaki, pria yang disebut-sebut sebagai asisten pribadi atau supir LHI.

Sebelumnya, nama Zaki yang juga menjadi pangkal perseteruan antara KPK dan PKS digunakan untuk pembelian sebuah mobil Toyota Fortuner.

Saat diperiksa beberapa hari lalu, Zaki mengaku KTP nya pernah dipinjam oleh LHI. Namun, dia tidak tahu untuk apa karena Zaki sendiri mengaku kaget kalau namanya tertera sebagai pemilik mobil yang harganya diatas Rp300 juta itu.

Tidak diketahui pasti apakah Zaki memang pemilik dan tinggal di rumah tersebut.

Lebih lanjut Johan Budi menjelaskan, rumah-rumah itu sudah dilakukan penyitaan pada akhir pekan lalu. KPK sendiri belum berhenti pada penyitaan itu, instansi pimpinan Abraham Samad itu akan terus melakukan pelacakan aset. “Keempat rumah itu diduga terkait dengan pencucian uang,” imbuhnya.

PerempuanFathanaBertambah Selain soal LHI, KPK juga menyampaikan perkembangan terbaru terkait pemeriksaan atas Ahmad Fathanah. Yakni, ada nama perempuan lagi yang terkait dengan sosok orang dekat LHI itu. Dia adalah seorang perempuan bernama Dewi Kirana yang harusnya diperiksa oleh penyidik KPK kemarin.

Namun, perempuan yang tertulis pekerjaannya sebagai swasta itu tidak memenuhi panggilan.

Belum diketahui dengan pasti siapa perempuan tersebut. Pencarian di search engine Google memunculkan seorang penyanyi dangdut yang menjuluki diri sebagai The Queen of Pantura. Profesi dangdut dekat dengan Fathanah karena dari situlah istrinya berprofesi.

Informasi lain menyebut kalau Dewi Kirana sebenarnya istri kedua Fathanah. Tetapi, nama tersebut sudah tidak dalam satu akta keluarga karena pria asal Makassar itu saat ini hanya memiliki satu istri yakni Sefti Sanustika. “Dewi Kirana tidak hadir dalam pemeriksaan karena ternyata suratnya tidak sampai,” katanya.

Presiden PKS Diperiksa Masih terkait Fathanah, KPK kemarin juga memeriksa presiden PKS, Anis Matta. Dia diperiksa cukup lama oleh penyidik sejak kedatangannya ke gedung KPK pukul 10.00. Sekitar pukul 17.00 dia keluar dan menjelaskan kalau penyidik menanyakan soal sertifikat tanah miliknya yang ditemukan saat penangkapan Ahmad Fathanah.

“Saya ditanya tentang beberapa hal, yang pertama mengenai sertifikat tanah itu,” tuturnya.

Dijelaskan kalau sertifikat itu membang benar miliknya dan sudah dilaporkan ke daftar laporan kekayaan. Rencananya, di atas tanah tersebut akan digunakan untuk suatu proyek melalui adiknya Saldi Matta.

Dalam perjalananya, ada keluarga Fathanah yang ingin membeli tanah tersebut. Ada proses tawar menawar, tetapi tidak sampai terjadi transaksi dengan keluarga fathanah.

Selain urusan tanah, dia juga mengaku ditanya mengenai keputusan soal Pilkada. Dijelaskan olehnya bahwa mekanisme pengambilan keputusan di internal PKS bersifat otonomi. “Semua usulan tentang calon diusulkan oleh DPW. Diajukan oleh ketua wilayah dakwah yang merupakan koordinator atas DPW tersebut dan kemudian dilaporkan ke DPP,” jelasnya lantas menuju mobil.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS, Fahri Hamzah yang mengantar Anis Matta kembali berkomentar pedas. Dia meminta kepada Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) membongkar semua aliran uang Ahmad Fathanah. Sebab, diyakini kalau Fathanah hanyalah seorang makelar yang mempunyai banyak klien.

“Fathanah bukan kader PKS. Saya tantang PPATK buka semua rekening Ahmad Fathanah, umumkan ke siapa saja alirannya,” terang Fahri.

Keyakinannya, bukan hanya PKS saja yang terkaitdenganFathanah.“ Jadi, jangancumaFathanah “ PKS saja,” pintanya. (dim/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/