26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tahanan Guantanamo Dipaksa Makan Lewat Hidung

GUANTANAMO—Aksi mogok makan yang berlangsung di kamp militer Guantanamo telah memasuki hari ke-100. Kondisi ini semakin menggerakkan komunitas dunia yang menyuarakan agar Amerika Serikat menutup kamp yang melanggar HAM tersebut.

Menurut salah seorang pengacara tahanan di Guantanamo, dari angka resmi yang dirilis sumber militer AS yakni 166 tahanan, 100 diantaranya saat ini melakukan aksi mogok makan. Diyakini, jumlah tahanan lebih banyak dari yang dirilis karena ditutup- tutupi pihak militer.

Dari 100 orang yang melakukan aksi, 30 di antaranya telah dipaksa untuk makan oleh para penjaga melalui tabung yang dimasukkan ke hidung.

Tiga orang lagi masuk rumah sakit. Disebutkan, ke- 166 tahanan tersebut banyak diantaranya telah 11 tahun enam bulan berada di dalam fasilitas militer tersebut tanpa didakwa apa kesalahannya.

Aksi mogok makan itu sendiri dimulai pada Februari setelah adanya perselisihan antara tahanan dan penjaga, dipicu ulah penjaga yang mengganggu barang-barang pribadi tahanan termasuk memperlakukan dengan salah atas kitab suci Al-Quran.

Awalnya, hanya beberapa lusin tahanan menolak makan tetapi pada jumlah itu membengkak menjadi 100-an orang.

Cindy Panuco, seorang pengacara untuk tahanan Afghanistan Obaidullah mengatakan, otoritas penjara Guantano telah memisahkan para tahanan dari komunitasnya ke dalam sel tunggal dengan dalih menghentikan mereka memperoleh senjata.

“Itu hanya dalih saja, mana mungkin mereka mendapatkan senjata. Pengisolasian tahanan adalah upaya untuk mematahkan tekad mereka dan menghentikan mereka kelaparan,” ujar Cindy seperti dilansir rt.com (16/5).

Sebelumnya, Feroz Abbasi, yang dibebaskan, menggambarkan bagaimana ia disiksa secara psikologis oleh penjaga Guantanamo. (esy/jpnn)

GUANTANAMO—Aksi mogok makan yang berlangsung di kamp militer Guantanamo telah memasuki hari ke-100. Kondisi ini semakin menggerakkan komunitas dunia yang menyuarakan agar Amerika Serikat menutup kamp yang melanggar HAM tersebut.

Menurut salah seorang pengacara tahanan di Guantanamo, dari angka resmi yang dirilis sumber militer AS yakni 166 tahanan, 100 diantaranya saat ini melakukan aksi mogok makan. Diyakini, jumlah tahanan lebih banyak dari yang dirilis karena ditutup- tutupi pihak militer.

Dari 100 orang yang melakukan aksi, 30 di antaranya telah dipaksa untuk makan oleh para penjaga melalui tabung yang dimasukkan ke hidung.

Tiga orang lagi masuk rumah sakit. Disebutkan, ke- 166 tahanan tersebut banyak diantaranya telah 11 tahun enam bulan berada di dalam fasilitas militer tersebut tanpa didakwa apa kesalahannya.

Aksi mogok makan itu sendiri dimulai pada Februari setelah adanya perselisihan antara tahanan dan penjaga, dipicu ulah penjaga yang mengganggu barang-barang pribadi tahanan termasuk memperlakukan dengan salah atas kitab suci Al-Quran.

Awalnya, hanya beberapa lusin tahanan menolak makan tetapi pada jumlah itu membengkak menjadi 100-an orang.

Cindy Panuco, seorang pengacara untuk tahanan Afghanistan Obaidullah mengatakan, otoritas penjara Guantano telah memisahkan para tahanan dari komunitasnya ke dalam sel tunggal dengan dalih menghentikan mereka memperoleh senjata.

“Itu hanya dalih saja, mana mungkin mereka mendapatkan senjata. Pengisolasian tahanan adalah upaya untuk mematahkan tekad mereka dan menghentikan mereka kelaparan,” ujar Cindy seperti dilansir rt.com (16/5).

Sebelumnya, Feroz Abbasi, yang dibebaskan, menggambarkan bagaimana ia disiksa secara psikologis oleh penjaga Guantanamo. (esy/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/