25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pengakuan Anggota Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera

Jakarta-Dana kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Pemilu 2014 mencapai Rp2 triliun. Setidaknya hal ini diakui Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Refrizal.

“Kami punya 33 pengurus provinsi dan hampir 500 pengurus kabupaten, mungkin saja mencapai Rp2 triliun,” kata Refrizal saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, kemarin.

Menurut Refrizal, setiap kader PKS memiliki kewajiban menyumbangkan penghasilan kepada partai. “Semakin besar penghasilan, semakin besar sumbangannya,” ujarnya.

Refrizal menuturkan, PKS mengandalkan sumbangan kader dalam pendanaan partai. Kader PKS, kata dia, terdiri dari bermacam profesi, seperti pengusaha, pekerja biasa, dan guru. Semuanya, kata dia, dibebani untuk memberikan sumbangan kepada partai. Menurut dia, laporan keuangan PKS selalu diaudit oleh akuntan publik. “Selama ini tidak ada masalah,” ujarnya.

Dia menyatakan, partainya tidak memiliki target berapa dana kampanye yang diperlukan pada Pemilu 2014. Namun, Refrizal memilih tidak buruk sangka kepada penyumbang partainya.

Menurut dia, PKS selalu berprasangka baik kepada calon penyumbang dana kampanye. “Kecuali mereka jelas-jelas penjahat,” kata dia.
Sebelumnya, tersangka pembobol Bank Jabar Banten Yudi Setiawan mengaku menyerahkan uang miliaran rupiah kepada petinggi PKS lewat Ahmad Fathanah. Mereka mengatakan Yudi mengejar target dana partai triliunan rupiah untuk kampanye Pemilu 2014.

“Kami menargetkan bisa menghimpun Rp2 triliun,” ujar Yudi kepada media akhir pekan lalu. Yudi yang kini ditahan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bertemu dengan Luthfi Hassa Ishaaq saat masih menjadi presiden PKS. Dia dan Luthfi beserta Fathana membicarakan sejumlah proyek yang bisa digarap. Luthfi mengatakan partainya butuh mitra pebisnis guna mengumpulkan dana.

Ketiga orang itu pun larut dalam diskusi serius. Papan tulis di samping meja rapat dijadikan alat untuk merangkum seluruh pembicaraan. “Saya yang menulis,” ujar Yudi. Sebelum pertemuan bubar, seorang karyawan Yudi memotret papan untuk dijadikan dokumen notulen rapat.

Isinya beragam program PKS guna menjaring dana. Pada kolom paling atas tertulis PKS dan angka Rp2 triliun. Di sebelahnya ada nama Luthfi dan Hilmi. Berikutnya, pada tiga kolom tertulis masing-masing Kementerian Komunikasi dan Informatika senilai Rp0,5 triliun, Kementerian Pertanian Rp1 triliun, serta Kementerian Sosial Rp0,5 triliun.

Keterangan Yudi langsung dibantah Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq. “Saya termasuk orang yang ikut menyusun konsep pemenangan PKS di 2014. Kita bahkan belum bicara sama sekali soal pendanaan, anggarannya, bahkan seluruh kebutuhan itu didistribusi ke mana,” ujarnya, kemairn.

Mahfudz menampik pernyataan tersangka pembobol Bank Jawa Barat Yudi Setiawan yang mengaku menyerahkan miliaran rupiah kepada petinggi PKS lewat Ahmad Fathanah untuk dana kampanye Pemilu 2014.

Menurut Mahfudz, semua laporan keuangan PKS telah diaudit. Bendahara partai selalu terbuka menjelaskan kepada siapapun termasuk KPK mengenai keuangan partai.

Dia menambahkan, kalaupun dana itu diterima maka harus dibuktikan terlebih dulu apakah masuk ke kas partai atau tidak.
“Jadi, kalau ada pihak yang mau menguji keuangan partai itu legal atau tidak, semuanya teraudit,” tegas Mahfudz yang juga Ketua Komisi I DPR. (rm/jpnn)

Jakarta-Dana kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Pemilu 2014 mencapai Rp2 triliun. Setidaknya hal ini diakui Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Refrizal.

“Kami punya 33 pengurus provinsi dan hampir 500 pengurus kabupaten, mungkin saja mencapai Rp2 triliun,” kata Refrizal saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, kemarin.

Menurut Refrizal, setiap kader PKS memiliki kewajiban menyumbangkan penghasilan kepada partai. “Semakin besar penghasilan, semakin besar sumbangannya,” ujarnya.

Refrizal menuturkan, PKS mengandalkan sumbangan kader dalam pendanaan partai. Kader PKS, kata dia, terdiri dari bermacam profesi, seperti pengusaha, pekerja biasa, dan guru. Semuanya, kata dia, dibebani untuk memberikan sumbangan kepada partai. Menurut dia, laporan keuangan PKS selalu diaudit oleh akuntan publik. “Selama ini tidak ada masalah,” ujarnya.

Dia menyatakan, partainya tidak memiliki target berapa dana kampanye yang diperlukan pada Pemilu 2014. Namun, Refrizal memilih tidak buruk sangka kepada penyumbang partainya.

Menurut dia, PKS selalu berprasangka baik kepada calon penyumbang dana kampanye. “Kecuali mereka jelas-jelas penjahat,” kata dia.
Sebelumnya, tersangka pembobol Bank Jabar Banten Yudi Setiawan mengaku menyerahkan uang miliaran rupiah kepada petinggi PKS lewat Ahmad Fathanah. Mereka mengatakan Yudi mengejar target dana partai triliunan rupiah untuk kampanye Pemilu 2014.

“Kami menargetkan bisa menghimpun Rp2 triliun,” ujar Yudi kepada media akhir pekan lalu. Yudi yang kini ditahan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bertemu dengan Luthfi Hassa Ishaaq saat masih menjadi presiden PKS. Dia dan Luthfi beserta Fathana membicarakan sejumlah proyek yang bisa digarap. Luthfi mengatakan partainya butuh mitra pebisnis guna mengumpulkan dana.

Ketiga orang itu pun larut dalam diskusi serius. Papan tulis di samping meja rapat dijadikan alat untuk merangkum seluruh pembicaraan. “Saya yang menulis,” ujar Yudi. Sebelum pertemuan bubar, seorang karyawan Yudi memotret papan untuk dijadikan dokumen notulen rapat.

Isinya beragam program PKS guna menjaring dana. Pada kolom paling atas tertulis PKS dan angka Rp2 triliun. Di sebelahnya ada nama Luthfi dan Hilmi. Berikutnya, pada tiga kolom tertulis masing-masing Kementerian Komunikasi dan Informatika senilai Rp0,5 triliun, Kementerian Pertanian Rp1 triliun, serta Kementerian Sosial Rp0,5 triliun.

Keterangan Yudi langsung dibantah Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq. “Saya termasuk orang yang ikut menyusun konsep pemenangan PKS di 2014. Kita bahkan belum bicara sama sekali soal pendanaan, anggarannya, bahkan seluruh kebutuhan itu didistribusi ke mana,” ujarnya, kemairn.

Mahfudz menampik pernyataan tersangka pembobol Bank Jawa Barat Yudi Setiawan yang mengaku menyerahkan miliaran rupiah kepada petinggi PKS lewat Ahmad Fathanah untuk dana kampanye Pemilu 2014.

Menurut Mahfudz, semua laporan keuangan PKS telah diaudit. Bendahara partai selalu terbuka menjelaskan kepada siapapun termasuk KPK mengenai keuangan partai.

Dia menambahkan, kalaupun dana itu diterima maka harus dibuktikan terlebih dulu apakah masuk ke kas partai atau tidak.
“Jadi, kalau ada pihak yang mau menguji keuangan partai itu legal atau tidak, semuanya teraudit,” tegas Mahfudz yang juga Ketua Komisi I DPR. (rm/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/