26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Warga Demo Memperingati Hari Antitambang

SIDIKALANG-Puluhan warga di seputaran PT Dairi Prima Mineral (DPM), melakukan aksi diam di halaman gedung DPRD dan Kantor Bupati Dairi, Rabu (29/5). Aksi tersebut dilakukan berkaitan dengan peringatan Hari Antitambang sekaligus sebagai bentuk solidaritas terhadap korban lumpur Lapindo 7 tahun silam.

Demikian disampaikan Debby Manalu selaku orator dalam kasi tersebut kepada sejumlah wartawan, usai melakukan aksi. Menurutnya, kehadiran PT DPM di Dairi harus dipertimbangkan dengan matang sebelum para warga menjadi korban lagi.

“Selama ini kami meyakini, alam sekitarlah yang melindungi dan melengkapi hidup kami. Hutan, gunung and semua lapisannya menyediakan sumber air kepada kami, dan yang menumbuhkan tunas-tunas baru bagi kami. Hutan sekitar kami memberikan kesejukan dan darinya mengalir dari anak-anak sungai untuk mengairi sawah serta memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Debby.

Para warga yang melakukan aksi diam juga membawa alat peraga berupa toilet dengan tulisan ‘tanah kami bukan toilet’. Mereka menuding bahwa, tambang datang, menggali dan pergi tanpa pernah memikirkan kerusakan alam yang ditinggalkannya.

Asisten Administrasi dan Pembangunan SS Ginting SSos MAP, mewakili Bupati Dairi yang menerima warga menawarkan warga utusan untuk bertemu dengan Bupati. Namun, para warga menolak, sehubungan dengan aksi yang mereka lakukan adalah aksi diam.(tam)

SIDIKALANG-Puluhan warga di seputaran PT Dairi Prima Mineral (DPM), melakukan aksi diam di halaman gedung DPRD dan Kantor Bupati Dairi, Rabu (29/5). Aksi tersebut dilakukan berkaitan dengan peringatan Hari Antitambang sekaligus sebagai bentuk solidaritas terhadap korban lumpur Lapindo 7 tahun silam.

Demikian disampaikan Debby Manalu selaku orator dalam kasi tersebut kepada sejumlah wartawan, usai melakukan aksi. Menurutnya, kehadiran PT DPM di Dairi harus dipertimbangkan dengan matang sebelum para warga menjadi korban lagi.

“Selama ini kami meyakini, alam sekitarlah yang melindungi dan melengkapi hidup kami. Hutan, gunung and semua lapisannya menyediakan sumber air kepada kami, dan yang menumbuhkan tunas-tunas baru bagi kami. Hutan sekitar kami memberikan kesejukan dan darinya mengalir dari anak-anak sungai untuk mengairi sawah serta memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Debby.

Para warga yang melakukan aksi diam juga membawa alat peraga berupa toilet dengan tulisan ‘tanah kami bukan toilet’. Mereka menuding bahwa, tambang datang, menggali dan pergi tanpa pernah memikirkan kerusakan alam yang ditinggalkannya.

Asisten Administrasi dan Pembangunan SS Ginting SSos MAP, mewakili Bupati Dairi yang menerima warga menawarkan warga utusan untuk bertemu dengan Bupati. Namun, para warga menolak, sehubungan dengan aksi yang mereka lakukan adalah aksi diam.(tam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/