Semakin lama tren arsitektur rumah sepertinya banyak mengalami perkembangan, mulai dari penggunaan bahan yang ramah lingkungan hingga tren green minimalist akan jauh lebih populer saat ini.
Rumah bergaya minimalis memang paling diminati banyak orang, baik yang membuat rumah maupun yang sedang mencari rumah. Alasannya, keterbatasan lahan yang tersedia dan menghemat penggunaan bahan bangunan.
“Tren gaya minimalis sebenarnya sudah mulai marak pada 2012 dan sampai sekarang masih ada yang menyukai gaya tersebut, mengingat para developer sekarang benar-benar memanfaatkan lahan yang terbatas, tapi tetap mengikuti gaya yang diinginkan,” kata arsitek Denni Indra.
Pemilihan bahan yang tepat bisa membantu mengentalkan konsep bangunan minimalis yang ingin Anda hadirkan. Salah satu material yang menjadi ciri dari gaya ini adalah banyak menggunakan kaca yang dipadu dengan aluminium atau besi tempa, termasuk jenis furnitur yang banyak digunakan. Selain bentuknya yang simpel, perawatan rumah gaya ini juga relatif mudah dilakukan.
“Biasanya, gaya rumah minimalis itu memiliki bangunan yang proporsional. Pembagian bidang lantai, dinding, dan atap terlihat seimbang. Rumah yang minim ornamen, bentuk kusen, daun jendela, dan pintu dibuat segi empat yang membuat penampilan rumah terlihat tegas,” kata Denni.
Kelebihan gaya rumah minimalis, yaitu rumah bisa diarahkan menjadi rumah ramah lingkungan yang tengah menjadi tren di seluruh dunia.
“Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat dan optimal pada seluruh ruangan sehingga pemakaian lampu dan pendingin udara bisa dikurangi pada pagi dan siang hari,” saran Denni.
Jika tren minimalis masih menjadi favorit karena minimnya bahan dan lahan, pada 2013 ini tren rumah ramah lingkungan sedang naik daun dan sejajar dengan gaya minimalis. Sebenarnya, tidak ada yang berbeda antara rumah minimalis dan rumah ramah lingkungan. Hanya saja, rumah ramah lingkungan lebih mengutamakan permainan bukaan dan atap yang tinggi untuk sirkulasi.
“Selain ramah lingkungan, konsep tahun ini akan lebih ke konsep bangunan sustainable. Konsep sustainable pada rumah bisa dilakukan dengan pengurangan pemakaian listrik, seperti lampu, AC, kipas angin, dan perencanaan pada limbah rumah,” tuturnya.
Kebanyakan para pengembang saat ini menggunakan sistem bangunan sustainable yang memang sesuai dengan kondisi lahannya. “Ciri dari rumah ramah lingkungan itu pada pemakaian bahan yang kekuatannya tidak kalah kuat dengan gaya bangunan yang lain, tapi tidak harus dengan biaya yang tinggi,” imbuhnya.
Prinsip rumah ramah lingkungan, yaitu desain yang menyediakan 30 persen untuk area ruang terbuka hijau. Material yang digunakannya pun banyak menggunakan bahan lokal yang memang berkualitas dan rancangan yang bisa menghemat penggunaan listrik.
“Ciri rumah ramah lingkungan pasti menyediakan ruang khusus untuk resapan air. Makanya, banyak rumah ramah lingkungan memiliki halaman yang luas, baik di belakang maupun di depan,” tutur Denni.(net)