MEDAN- Duo tim SMA Methodist 2 baik putra dan putri gagal berjaya di Final party Honda DBL 2013, Sabtu (8/6) kemarin di GOR Samudera Sport Club. Namun hari itu tak melulu cerita sedih yang hadir untuk tim besutan Jenny itu. Pasalnya, di hari terakhir gelaran Honda DBL North Sumatera Series itu, Methodist 2 mampu menggondol dua gelar bergengsi, yakni Most Valuable Player (MPV).
Menariknya gelar itu digondol pemain berstatus kapten tim. Wilson kapten tim putra Methodist 2 dan Chintya Andriani, kapten tim putri SMA Methodist 2 yang dinobatkan menjadi pemain terbaik sepanjang gelaran DBL 2013. Tidak hanya menyoal skill yang menawan, mereka juga dinilai berkontribusi besar kepada tim dan punya attitude yang baik. Kapten Methodist 2, Wilson tak mampu melukiskan perasaannya malam itu. Campur aduk antara perasaan sedih dan senang. Betapa tidak, di satu sisi ia harus merasakan duka karena timnya gagal menyabet gelar juara DBL untuk pertama kali. Tiga tahun sudah tim lawan berpesta juara di depan mereka. Namun di satu sisi, ia merasakan gelar juara.
“Ya bingung juga. Ini campur aduk. Sempat kesal tapi sebenarnya kami tampil all out. Tapi ada rencana Tuhan yang lebih besar di depan. Mungkin tahun ini belum ngasih champions. Tapi tahun depan bisa. Di satu sisi saya gak nyangka terpilih menjadi MPV,” jelasnya.
Wilson memang cukup kaget saat dirinya yang dipanggil menerima gelar MPV. “Saya merasa tidak bermain begitu baik. Di pertandingan pertama saya main bagus di kuarter 1-3 tapi buruk di kuarter keempat. Di pertandingan berikutnya malah saya pikir lebih buruk lagi. Tapi saya berusaha tampil enjoy di sisa pertandingan sehingga bias lebih enjoy,” jelas pebasket yang juga terpilih masuk first team DBL Camp ke Surabaya nanti.
Penobatan itu dilakukan sebelum laga final kontra Sutomo 1. Itu yang membuatnya terpacu untuk memberikan yang terbaik untuk timnya malam itu. Padahal ia dalam kondisi cedera. “Ia sebenarnya cedera. Tapi saya paksakan untuk main. Saya ingin bermain di final,” jelasnya.
Gelar MPV ini dipersembahkan guard bertinggi 168 cm dan berat 65 kg ini untuk tuhan dan para guru di sekolah Methodist 2. “Ini untuk Tuhan dan guru-guru di sekolah Methodist 2 yang selalu memotivasi sampai saya disini. Juga pelatih,” jelas pemain kelahiran 25 Juli 1996 ini.
Sementara MPV putri, Chintya Andriani juga tak kalah kaget saat terpilih sebagai MPV. “Sama sekali gak nyangka. Apalagi tadi (kemarin, Red) pada pertandingan terakhir mainnya buruk. Tim kami juga gagal juara meskipun di mata Tuhan kami tetap juara,” jelas forward bertinggi 170 cm ini.
Pemain yang memfavoritkan guard Mavericks, Devin Haris ini mengatakan DBL tahun ini berbeda dari tahun yang pertama diikutnya. Karena tahun ini ia harus memimpin rekan-rekannya dengan jabatan kapten.
Dan Leadership yang dimiliki Chintya terbukti baik dan memimpin timnya ke final. Selain itu Chintya juga produktif. Di pertandingan pertama kontra SMAN 5, ia menyumbang 16 angka. Dan di fantastic four dia menyumbang 26 poin Methodist 2 menumbangkan SMAN 1 Medan. (don)