29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Selamatkan Pendidikan dari Game Online

Siswa SD Juara Peringati Hardiknas dengan Aksi Damai
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei. Mulai upacara bendera hingga perlombaan antar kelas. Namun, Sekolah Dasar (SD) Juara Medan di Jalan Sunggal Medan, memiliki cara sendiri dalam merayakan Hardikas tersebut. Seperti apa?

Bagus Syahputra, Medan

Usai melaksanakan upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Senin (2/5), para siswa SD Juara mengikuti berbagai perlombaan permain tradisional seperti lari enggrang batok, gobak sodor dan cerdas cermat yang diikuti siswi kelas I sampai IV SD. Dalam mengikuti perlombaan, anak-anak SD Juara ini sangat bergembira dan menikmati permainan tradisional yang diperlombakan.

Usai mengikuti perlombaan, para siswa berkumpul sembari membentangkan sejumlah poster di depan sekolah mereka. Tak hanya itu, sejumlah siswa dengan pengeras suara (toa, Red) melakukan orasi menyampaikan aspirasi mereka menolak game online.

Para siswa sekolah gratis binaan Rumah Zakat yang diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang mampu dan membutuhkannya (mustahik) ini menilai, game online dapat menimbulkan dampak negatif bagi para generasi muda. Karenanya, mereka didampingi para gurunya memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan melakukan aksi damai. Aksi ini dimaksudkan untuk menyelamatkan dunia pendidikan dari pengaruh game online.

Kepala SD Juara Medan Sahidan menilai, game online lebih banyak menimbulkan dampak negatif dari pada dampak positif secara sosial. “Otomatis hubungan dengan keluarga, teman dan lainnya akan menjadi renggang. Karena, waktu untuk bersama mereka menjadi berkurang karena anak-anak terus asyik bermain game online setiap harinya. Sulit berhubungan dengan orang lain,” katanya.

Sahidan juga menambahkan, secara psikis anak-anak akan sering bolos sekolah dan malas belajar, sehingga sering melakukan komunikasi satu arah saja dengan komputer, tertutup serta sulit mengekspresikan diri dalam dunia nyata.
“Dampak negatif secara fisik lainnya, anak-anak akan terkena pengaruh cahaya radiasi komputer. Kesehatan juga berkurang akibat bergadang, lupa makan dan minum. Hal ini yang kita coba berikan pemahaman kepada anak didik kita,” ungkapnya.

Disebutkannya, aksi menolak game online ini bukan berarti melarang atau membatasi anak-anak menggunakan internet, tapi hanya untuk menghindari anak-anak dari dampak negatif jika kecanduan game online. “Kita juga tak mau dibilang ketinggal teknologi. Tapi, gunakan internet sepantas dan segunanya saja sehingga kita bisa menghindarkan apa yang ditimbulkan dari kebiasaan bermain game online tersebut. Hal ini sering dilkukan anak sekolah sekarang. Nah, di Hari Pendidikan Nasional ini, kita coba mengembalikan permainan tradisonal yang dulu kita mainkan dan saat ini mulai terlupakan,” tandasnya.(*)

Siswa SD Juara Peringati Hardiknas dengan Aksi Damai
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei. Mulai upacara bendera hingga perlombaan antar kelas. Namun, Sekolah Dasar (SD) Juara Medan di Jalan Sunggal Medan, memiliki cara sendiri dalam merayakan Hardikas tersebut. Seperti apa?

Bagus Syahputra, Medan

Usai melaksanakan upacara memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Senin (2/5), para siswa SD Juara mengikuti berbagai perlombaan permain tradisional seperti lari enggrang batok, gobak sodor dan cerdas cermat yang diikuti siswi kelas I sampai IV SD. Dalam mengikuti perlombaan, anak-anak SD Juara ini sangat bergembira dan menikmati permainan tradisional yang diperlombakan.

Usai mengikuti perlombaan, para siswa berkumpul sembari membentangkan sejumlah poster di depan sekolah mereka. Tak hanya itu, sejumlah siswa dengan pengeras suara (toa, Red) melakukan orasi menyampaikan aspirasi mereka menolak game online.

Para siswa sekolah gratis binaan Rumah Zakat yang diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang mampu dan membutuhkannya (mustahik) ini menilai, game online dapat menimbulkan dampak negatif bagi para generasi muda. Karenanya, mereka didampingi para gurunya memperingati Hari Pendidikan Nasional dengan melakukan aksi damai. Aksi ini dimaksudkan untuk menyelamatkan dunia pendidikan dari pengaruh game online.

Kepala SD Juara Medan Sahidan menilai, game online lebih banyak menimbulkan dampak negatif dari pada dampak positif secara sosial. “Otomatis hubungan dengan keluarga, teman dan lainnya akan menjadi renggang. Karena, waktu untuk bersama mereka menjadi berkurang karena anak-anak terus asyik bermain game online setiap harinya. Sulit berhubungan dengan orang lain,” katanya.

Sahidan juga menambahkan, secara psikis anak-anak akan sering bolos sekolah dan malas belajar, sehingga sering melakukan komunikasi satu arah saja dengan komputer, tertutup serta sulit mengekspresikan diri dalam dunia nyata.
“Dampak negatif secara fisik lainnya, anak-anak akan terkena pengaruh cahaya radiasi komputer. Kesehatan juga berkurang akibat bergadang, lupa makan dan minum. Hal ini yang kita coba berikan pemahaman kepada anak didik kita,” ungkapnya.

Disebutkannya, aksi menolak game online ini bukan berarti melarang atau membatasi anak-anak menggunakan internet, tapi hanya untuk menghindari anak-anak dari dampak negatif jika kecanduan game online. “Kita juga tak mau dibilang ketinggal teknologi. Tapi, gunakan internet sepantas dan segunanya saja sehingga kita bisa menghindarkan apa yang ditimbulkan dari kebiasaan bermain game online tersebut. Hal ini sering dilkukan anak sekolah sekarang. Nah, di Hari Pendidikan Nasional ini, kita coba mengembalikan permainan tradisonal yang dulu kita mainkan dan saat ini mulai terlupakan,” tandasnya.(*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/