29 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Berhasil Menang karena Masyarakat Surabaya Sadar Kebersihan

Kota Surabaya memang kembali berhasil meraih Piala Adipura Kencana untuk kategori Kota Metropolitan.  Dalam penilaian yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan juga Dewan Pertimbangan Adipura, Kota Surabaya berhasil mengungguli beberapa kota metropolitan di Indonesia seperti Medan, Jakarta dan Kota Bandung.

BERSIHKAN SAMPAH: Anggota Bestari membersihkan sampah  Jalan Balai Kota Medan, beberapa waktu lalu.
BERSIHKAN SAMPAH: Anggota Bestari membersihkan sampah di Jalan Balai Kota Medan, beberapa waktu lalu.

Ini penghargaan kedua beruntun bagi Kota Surabaya setelah tahun 2012 lalu, Piala Adipura Kencana juga diterima Kota Pahlawan. Keberhasilan Kota Surabaya dalam meraih penghargaan Adipura Kencana, tidak lepas dari partisipasi aktif segenap warga Kota Surabaya yang selama ini telah mendukung dan mensukseskan program-program Pemerintah Kota Surabaya, baik dibidang lingkungan maupun di bidang lainnya.    Keberhasilan Surabaya meraih Adipura Kencana berkat kebersihan jalan, kebersihan taman- taman, penghijauan, pedestrian, dan inovasi yang lebih baik daripada kota metropolitan lainnya.

Ya, saat penilaian pada April lalu, Kota Surabaya mengunggui 15 kota lainnya, baik kota Metropolitan dan kota sedang atau kecil yang saat itu masuk sebagai nominator peraih Adipura Kencana. Kota Surabaya dalam tahap P1 mendapatkan nilai 75,81. Nilai itu paling tinggi dibanding kota metropolitan lainnya. Poin utama yang menjadi penentu sukses Surabaya meraih kembali Adipura Kencana untuk kategori Kota Metropolitan adalah kondisi kota yang hijau dan segar berkat keberadaan taman-taman kota dan juga di  kampung-kampung. Udara di Kota Surabaya juga dinyatakan bersih. Khusus untuk taman kota, Surabaya bahkan sudah melampaui target 20 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang disyaratkan oleh pemerintah pusat.

Sekarang ini, presentase hutan kota di Surabaya sudah mencapai 22 persen. Beberapa kampung di Surabaya juga sudah menjalankan Instalansi Pengolahan Air Minum (IPAM). Semua itu menjadi penegasan bahwa partisipasi warga Surabaya untuk ikut menjaga lingkungannya, sangat tinggi. Itu beberapa hal yang menjadi titik keberhasilan Surabaya.

Sukses Pemkot Surabaya dalam melakukan inovasi pengelolaan sampah, juga menjadi nilai plus. Diantaranya pembangunan rumah kompos guna melakukan daur ulang sampah dan mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah mulai dipilah sejak awal sehingga jumlah sampah di TPA akan berkurang. Hasilnya, jumlah sampah di Kota Surabaya terus menurun. Jika pada beberapa tahun lalu, sampai mencapai 1.600 ton perhari. Berkat adanya rumah kompos, jumlah sampah perhari kini berkurang hingga 500 ton.

Selain adanya rumah kompos, turunnya jumlah sampah juga disebabkan meningkatnya kesadaran warga Kota Pahlawan yang makin peduli dengan lingkungan. Banyak warga yang berinisiatif mendirikan bank sampah. Mereka bisa memaksimalkan keberadaan bank sampah karena sampah teryata bisa dimanfaatkan secara ekonomis dan memiliki nilai jual. Manajemen bank sampah kini sudah disejajarkan di sekolah-sekolah dan seluruh kampung. Kini, jumlah bank sampah sudah mencapai 135 bank sampah.

Nah, tak hanya Kota Surabaya, Kota Tangerang juga berhasil menyabet piala Adipura Kencana dan menggeser Kota Palembang yang selama ini bercokol diposisi tiga besar kota yang meraih Adipura Kencana se-Indonesia. Piala Adipura Kencana ini pertama kali diraih, sebelumnya Kota Tangerang hanya mampu meraih piala Adipura semata.

Padahal, sebelumnya Kota Tangerang di tahun 2007 dinobatkan sebagai Kota terkotor se-Indonesia. Setelah tahun 2009 Kota Tangerang berbenah dan berhasil meraih penghargaan Adipura untuk kategori kota metropolitan terbersih tiga tahun berturut-turut, yakni tahun 2010, 2011 dan 2012. Kota Tangerang juga terus berbenah seperti Kota Surabaya sehingga berhasil meraih Adipura Kencana.

Sebenarnya Kota Medan juga sudah melakukan hal yang sama seperti Kota Surabaya dan Tangerang. Misalnya, membuat pengolahan sampah di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai  dan di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. Pemko Medan juga sudah menghias taman-taman kota, memperbaiki drainase, pengorekan sungai serta menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hanya saja, warga Kota Medan belum terlalu peduli dengan kebersihan lingkungan.

Hal ini dikatakan Pemerhati Lingkungan Jaya Arjuna. Menurutnya,  dalam meraih penghargaan Piala Adipura Kencana, tidak bisa peran pemerintah sendiri, namun harus juga keinginan masyarakat.

Dia mencontohkan, masyarakat di Surabaya memang sudah sadar akan pentingnya kebersihan. Karena itu, wajar bila Kota Surabaya meraih Piala Adipura. Selain itu, masalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga masih jauh dari syarat yakni 30 persen. Kenyataannya dalam buku Medan dalam angka,  RTH Medan masih berkisar 1 persen. “Warga Kota Medan juga belum sadar lingkungan,  masih buang sampah sembarangan. Berbeda dengan masyarakat di Surabaya,”  tuturnya. (dya/ila)

Kota Surabaya memang kembali berhasil meraih Piala Adipura Kencana untuk kategori Kota Metropolitan.  Dalam penilaian yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dan juga Dewan Pertimbangan Adipura, Kota Surabaya berhasil mengungguli beberapa kota metropolitan di Indonesia seperti Medan, Jakarta dan Kota Bandung.

BERSIHKAN SAMPAH: Anggota Bestari membersihkan sampah  Jalan Balai Kota Medan, beberapa waktu lalu.
BERSIHKAN SAMPAH: Anggota Bestari membersihkan sampah di Jalan Balai Kota Medan, beberapa waktu lalu.

Ini penghargaan kedua beruntun bagi Kota Surabaya setelah tahun 2012 lalu, Piala Adipura Kencana juga diterima Kota Pahlawan. Keberhasilan Kota Surabaya dalam meraih penghargaan Adipura Kencana, tidak lepas dari partisipasi aktif segenap warga Kota Surabaya yang selama ini telah mendukung dan mensukseskan program-program Pemerintah Kota Surabaya, baik dibidang lingkungan maupun di bidang lainnya.    Keberhasilan Surabaya meraih Adipura Kencana berkat kebersihan jalan, kebersihan taman- taman, penghijauan, pedestrian, dan inovasi yang lebih baik daripada kota metropolitan lainnya.

Ya, saat penilaian pada April lalu, Kota Surabaya mengunggui 15 kota lainnya, baik kota Metropolitan dan kota sedang atau kecil yang saat itu masuk sebagai nominator peraih Adipura Kencana. Kota Surabaya dalam tahap P1 mendapatkan nilai 75,81. Nilai itu paling tinggi dibanding kota metropolitan lainnya. Poin utama yang menjadi penentu sukses Surabaya meraih kembali Adipura Kencana untuk kategori Kota Metropolitan adalah kondisi kota yang hijau dan segar berkat keberadaan taman-taman kota dan juga di  kampung-kampung. Udara di Kota Surabaya juga dinyatakan bersih. Khusus untuk taman kota, Surabaya bahkan sudah melampaui target 20 persen Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang disyaratkan oleh pemerintah pusat.

Sekarang ini, presentase hutan kota di Surabaya sudah mencapai 22 persen. Beberapa kampung di Surabaya juga sudah menjalankan Instalansi Pengolahan Air Minum (IPAM). Semua itu menjadi penegasan bahwa partisipasi warga Surabaya untuk ikut menjaga lingkungannya, sangat tinggi. Itu beberapa hal yang menjadi titik keberhasilan Surabaya.

Sukses Pemkot Surabaya dalam melakukan inovasi pengelolaan sampah, juga menjadi nilai plus. Diantaranya pembangunan rumah kompos guna melakukan daur ulang sampah dan mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah mulai dipilah sejak awal sehingga jumlah sampah di TPA akan berkurang. Hasilnya, jumlah sampah di Kota Surabaya terus menurun. Jika pada beberapa tahun lalu, sampai mencapai 1.600 ton perhari. Berkat adanya rumah kompos, jumlah sampah perhari kini berkurang hingga 500 ton.

Selain adanya rumah kompos, turunnya jumlah sampah juga disebabkan meningkatnya kesadaran warga Kota Pahlawan yang makin peduli dengan lingkungan. Banyak warga yang berinisiatif mendirikan bank sampah. Mereka bisa memaksimalkan keberadaan bank sampah karena sampah teryata bisa dimanfaatkan secara ekonomis dan memiliki nilai jual. Manajemen bank sampah kini sudah disejajarkan di sekolah-sekolah dan seluruh kampung. Kini, jumlah bank sampah sudah mencapai 135 bank sampah.

Nah, tak hanya Kota Surabaya, Kota Tangerang juga berhasil menyabet piala Adipura Kencana dan menggeser Kota Palembang yang selama ini bercokol diposisi tiga besar kota yang meraih Adipura Kencana se-Indonesia. Piala Adipura Kencana ini pertama kali diraih, sebelumnya Kota Tangerang hanya mampu meraih piala Adipura semata.

Padahal, sebelumnya Kota Tangerang di tahun 2007 dinobatkan sebagai Kota terkotor se-Indonesia. Setelah tahun 2009 Kota Tangerang berbenah dan berhasil meraih penghargaan Adipura untuk kategori kota metropolitan terbersih tiga tahun berturut-turut, yakni tahun 2010, 2011 dan 2012. Kota Tangerang juga terus berbenah seperti Kota Surabaya sehingga berhasil meraih Adipura Kencana.

Sebenarnya Kota Medan juga sudah melakukan hal yang sama seperti Kota Surabaya dan Tangerang. Misalnya, membuat pengolahan sampah di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai  dan di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. Pemko Medan juga sudah menghias taman-taman kota, memperbaiki drainase, pengorekan sungai serta menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hanya saja, warga Kota Medan belum terlalu peduli dengan kebersihan lingkungan.

Hal ini dikatakan Pemerhati Lingkungan Jaya Arjuna. Menurutnya,  dalam meraih penghargaan Piala Adipura Kencana, tidak bisa peran pemerintah sendiri, namun harus juga keinginan masyarakat.

Dia mencontohkan, masyarakat di Surabaya memang sudah sadar akan pentingnya kebersihan. Karena itu, wajar bila Kota Surabaya meraih Piala Adipura. Selain itu, masalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga masih jauh dari syarat yakni 30 persen. Kenyataannya dalam buku Medan dalam angka,  RTH Medan masih berkisar 1 persen. “Warga Kota Medan juga belum sadar lingkungan,  masih buang sampah sembarangan. Berbeda dengan masyarakat di Surabaya,”  tuturnya. (dya/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/