MEDAN- Aksi premanisme yang terjadi di Markas Polisi Sektor Kota (Mapolsekta) Medan Kota, Senin (10/6) lalu, kini menjadi catatan khusus sejumlah pihak. Penodongan senjata api jenis FN yang dilakukan oknum tak dikenal (OTK) kepada Ipda A Samosir, perwira yang bertugas sebagai Panit I Reskrim Polsekta Medan Kota, dianggap sudah keterlaluan dan menjadi preseden buruk bila tidak segera dituntaskan. Untuk itu, Indonesia Police Watch (IPW) menantang Kapolresta Medan yang baru, AKBP Nico Afinta, mengungkap berpakaian preman yang berani menodongkan senjata kea rah aparat Negara yang sedang bertugas.
Demikian pandangan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane yang dihubungi wartawan Sumut Pos, Selasa (11/6) siang, melalui telpon selular. “Segera tanggap pelaku yang menodongkan pistol ke petugas kepolisi di Polsekta Medan Kota,” ujar Neta Pane.
“Kasus ini pelenggaran hukum yang berlapis dan sudah mencoret (wibawa) institusi Polri. Jangan dibiarkan dicontoh oleh masyarakat, berlagak aparat dengan mudah menodongkan senpi ke arah polisi,” ujarnya.
Kasus ini tidak bisa dianggap mudah. Harus diungkap untuk membuat jera pelaku agar peristiwa serupa tidak terulang. “Tidak bisa dianggap sepele dan tidak bisa telorir, harus dibuat jera pelakunya,” katanya lagi.
Neta yakin, AKBP Nico Afinta yang memiliki segudang prestasi, mampu mengungkap dan menyelesaikan kasus ini. Apalagi, AKBP Nico juga sudah membuktikan sanggup melakukan sapu bersih anggota Herluces semasa menjabat Wadir Reskrimum di Polda Metro Jaya.
“Sudah, kasus ini serahkan saja kepada Polresta Medan, karena saya menilai Kapolresta Medan yang baru memiliki prestasi yang bagus, bekerja dengan profesional dan tanggap dalam kasus,” sebutnya.
Dari analisisnya, pelaku bertindak di bawa pengaruh narkoba atau alkohol. “Kalau dalam keada sadar sekali pun, (andai pelakunya) aparat sekalipun, tidak akan berani melakukan hal itu. Untuk itu, seandainya pelaku terungkap, polisi saya sarankan untuk melakukan tes urine terhadap pelaku,” sebut Neta.
Disambut aksi premanisme di lingkungan kerjanya di hari pertama bertugas, Kapolresta Medan AKBP Nico Afinta menegaskan akan mengambil sikap dan langkah tegas.
“Insiden itu terbilang mengejutkan kita karena, sangat berani dan dilakukan di kantor polisi dan mengancam nyawa anggota Polisi. Akan kita prioritaskan kasus ini,” ungkap AKBP Nico pada wartawan usai pisah sambut Kapolresta Medan di Mapolresta Medan, Selasa (11/6) siang.
Kapolresta kembali menegaskan, pihaknya akan mengusut tuntas kasus itu dan sedang melakukan penyelidikan. “Mudah-mudahan kita bisa ungkap siapa pelakunya,” tukasnya.
Kapolsek Medan Kota Kompol Paulus Hotma Sinaga yang juga hadir dalam acara pisah mengatakan kalau pihaknya masih melakukan penyelidikan. “Kejadiannya bermula dari keributan di warkop dekat RS Elisabeth. Korban yang tidak senang, lantas membuat laporan ke Polsek Medan Kota. Namun ternyata langkah korban diikuti oleh kedua tersangka. Saat anggota kita hendak mengamankan kedua tersangka, saat itulah terjadi kasus penodongan senjata api itu,” ungkap Hotma sedikit mengulang kronologis kejadian awal.
Pelaku Diduga Pengawal Pengusaha
Menurut informasi berkembang di Mapolsekta Medan Kota, identitas pelaku diketahui. Pria bertubuh tegap, tinggi dan berkulit putih tersebut diduga pengawal seorang pengusaha terkenal di Sumatera Utara (Sumut).
Terkait kabar ini, upaya konfirmasi dilakukan kepada Kapolsekta Medan Kota, Kompol Paulus Hotman Sinaga. “Maaf lagi sibuk benar,” ungkap perwira melati satu dengan singkat melalui telpon selularnya.
Kanit Reskrim Polsekta Medan Kota, Iptu Gunawan juga terkesan bungkam. “Masih lidik,” ucapnya dengan singkat.
Disinggung motif di balik peristiwa penodongan dan kaitannya dengan Jamila, captain waitress tempat hiburan malam Heaven Hell, Gunawan pun belum bisa memberi keterangan lengkap sebelum membekuk pelaku penodongan. “Dari tersangka baru diketahui semua itu,” jelasnya. Saat ditanya lebih dalam, Gunawan menyarankan wartawan untuk menanyakan langsung kepada Kapolsekta Medan Kota. “Kasus kek gini yang menonjol Kapolsek lah,” sarannya.
Atas kejadian ini, jumlah petugas piket malam di Mapolsekta Medan Kota diperbanyak dari sebelumnya 6 orang.
Disisi lain, pada Senin (10/6) malam sekitar pukul 21.00 WIB, Kanit Reskrim Polsekta Medan Kota Iptu Gunawan bersama anggotanya mendatangi Heaven Hell, untuk melakukan penyeledikkan. Selang beberapa menit, Gunawan bersama anggota keluar dari tempat itu, tak menjawab pertanyaan wartawan soal kehadiran dirinya bersama anggota di lokasi.
Perginya Gunawan dari Heaven Hell, terlihat Jamila keluar dari lokasi hiburan tersebut. Wanita langsing bekulit putih ini bungkam ketika ditanyai wartawan. Dia bergegas naik ke boncengan sepeda motor yang dikendarai pria berumur, bergerak menuju Mapolsekta Medan Kota.
Untuk diketahui, dua OTK membuat keonaran di sentra pelayanan kepolisian (SPK) Polsekta Medan, Senin (10/6) pukul 05.00 WIB. Sejumlah rekan pelaku menunggu di mobil Toyota Fortuner hitam yang diparkir di halaman Mapolsekta. Dalam keributan, pelaku menodong Ipda A Samosir.
Sekelompok OTK bersenjata ini berniat mengambil kunci kontak mobil Honda Jazz BK 1605 IN yang juga diduga menggunakan nomor polisi palsu. Kunci tersebut merupakan barang bukti pengaduan penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan OTK terhadap Jamila (32), warga Jalan Marendal Gang Sari Medan. Kabarnya, Ipda A Samosir yang bertugas sebagai Perwira Pembantu Unit (Panit) I Reskrim Polsekta Medan tersebut, terpaksa menyerahkan barang bukti kunci di bawah ancaman senpi.(gus/mag-10)