28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bidan Harus Beri Pelayanan Berkualitas

Bidan merupakan sebuah tenaga profesional yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas. Untuk itu, kehadiran Ikatan Bidan Indonesia, khususnya 62 bidan  di Kota Medan yang dikukuhkan menjadi Bidan Delima, diharapkan dapat membangun partisipasi yang semakin luas dalam pembangunan kesehatan.

PEMERIKSAAN IBU HAMIL: Drs Rahudman Harahap, MM, melihat proses pemeriksaan ibu hamil  kegiatan bakti sosial Pemko Medan  Belawan, tahun lalu. //redianto/sumut pos
PEMERIKSAAN IBU HAMIL: Drs Rahudman Harahap, MM, melihat proses pemeriksaan ibu hamil pada kegiatan bakti sosial Pemko Medan di Belawan, tahun lalu. //redianto/sumut pos

Jumlah bidan bersertfikat memang masih terbilang sedikit dibanding total bidan di Kota Medan yang mencapai 1.000 orang. Untuk itu, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Medan diharapkan meningkatkan perannya dalam mensosialisasikan pelayanan bidan berkualitas di Kota Medan.

Hal ini disampaikan oleh Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin pada acara seminar sehari dalam rangaka HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-62 sekaligus pengukuhan 62 bidan di Hotel Novotel Soechi Jalan Cirebon, Kamis (20/6).

Dikatakannya, partisipasi dalam pembang-unan jika didukung kelembagaan yang kokoh akan sangat membantu pertumbuhan pembangunan. Di Kota Medan, salah satu misi strategis adalah meningkatkan pelayanan dan derajat kesehatan. Karenanya dukungan dari lembaga seperti IBI tentu sangat dibutuhkan.

“Peran IBI sangat memiliki arti strategis guna membangun partisipasi yang semakin luas dalam pembangunan kesehatan, khususnya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Kota Medan,” ujarnya.

Pemberian penghargaan Bidan Delima kepada setiap bidan berprestasi di Medan diharapkan bisa memotivasi bidan-bidan lainnya untuk lebih meningkatkan profesionlisme dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan bayinya. “Seorang bidan harus sabar dan telaten dalam merawat ibu hamil dan bayi. Diharapkan bisa memberikan pelayanan berkualitas dalam pencapaian Millennium Development goals (MDGs ) tahun 2015,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, Eldin mengatakan, misi meningkatkan kualitas masyarakat kota melalui peningkatan akses dan kualitas kesehatan masyarakat, sekarang ini sedang gencar dilaksanakan. Kini masih banyak permasalahan di bidang kesehatan yang harus menjadi perhatian kita bersama. “Misalnya masalah kesehatan bagi masyarakat kurang mampu, masih ditemukannya gizi buruk dan gizi kurang, angka kematian balita dan angka kematian ibu yang masih tinggi. Untuk itu, Pemko Medan terus berupaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan yang setingginya bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Usma Polita Nasution mengatakan, targetnya semua bidan di Kota Medan akan mendapatkan akreditas atau sertifikat Bidan Delima. “Tahun 2014 nanti, kita upayakan agar setengah dari bidan di Medan menjadi Bidan Delima. Untuk itu, kita terus membina bidan agar lebih meningkatkan pengetahuannya, baik melalui seminar, workshop hingga pelatihan,” katanya.

Sedangkan Ketua IBI Medan Sempama Lembarus mengungkapkan, sebagai satu-satunya wadah bidan, IBI mempunyai posisi penting dalam mencegah kematian ibu dan anak. Untuk itu dibutuhkan bidan yang sudah tersandard dan berkualitas dalam memberikan pertolongan. “Bidan sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan pada ibu dan anak. Karenanya, semua bidan harus meningkatkan kompetensinya untuk menjadi Bidan Delima. Dengan begitu, pelayanan kepada balita dan ibu bisa lebih baik,” ujarnya.

Acara HUT IBI ke 62 ,dengan tema The World Needs Midwives Now More Than Ever (Dunia Membutuhkan Bidan Sekarang Dan Selamanya) diikuti 500 peserta, menghadirkan narasumber dr Makmur Sitepu SpOG serta Drs Chandra Mulya.

Rahudman: Bidan Harus Profesional

Di tempat terpisah, Drs Rahudman Harahap, MM, yang mintai pendapatnya soal 62 bidan yang dikukuhkan menjadi Bidan Delima, hendaknya acara itu bukan semata sebagai acara seremoni saja, tapi benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan. “Bidan harus mampu memberikan keramahan kepada seluruh pasien maupun keluarga pasien, sekaligus memberikan pelayanan secara profesional. Bidan harus mampu memperlihatkan kinerja yang  lebih baik. Artinya, mereka harus lebih memberikan pelayanan terbaik  kepada masyarakat.  Dengan demikian masyarakat yang datang ke bidan merasa  puas karena terlayani dengan baik,” ujar Rahudman berpendapat.

Menurutnya, hal ini merupakan revolusi moral. Tujuannya agar masyarakat merasa terlayani dengan baik, khusunya pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat yang tidak mampu. “Saya juga mengharapkan kepada Pemko Medan harus saling bekerja sama dan sama-sama bekerja dalam membang-un kesehatan di Kota Medan,” harap Rahudman. (com/dya)

Bidan merupakan sebuah tenaga profesional yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas. Untuk itu, kehadiran Ikatan Bidan Indonesia, khususnya 62 bidan  di Kota Medan yang dikukuhkan menjadi Bidan Delima, diharapkan dapat membangun partisipasi yang semakin luas dalam pembangunan kesehatan.

PEMERIKSAAN IBU HAMIL: Drs Rahudman Harahap, MM, melihat proses pemeriksaan ibu hamil  kegiatan bakti sosial Pemko Medan  Belawan, tahun lalu. //redianto/sumut pos
PEMERIKSAAN IBU HAMIL: Drs Rahudman Harahap, MM, melihat proses pemeriksaan ibu hamil pada kegiatan bakti sosial Pemko Medan di Belawan, tahun lalu. //redianto/sumut pos

Jumlah bidan bersertfikat memang masih terbilang sedikit dibanding total bidan di Kota Medan yang mencapai 1.000 orang. Untuk itu, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Medan diharapkan meningkatkan perannya dalam mensosialisasikan pelayanan bidan berkualitas di Kota Medan.

Hal ini disampaikan oleh Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin pada acara seminar sehari dalam rangaka HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-62 sekaligus pengukuhan 62 bidan di Hotel Novotel Soechi Jalan Cirebon, Kamis (20/6).

Dikatakannya, partisipasi dalam pembang-unan jika didukung kelembagaan yang kokoh akan sangat membantu pertumbuhan pembangunan. Di Kota Medan, salah satu misi strategis adalah meningkatkan pelayanan dan derajat kesehatan. Karenanya dukungan dari lembaga seperti IBI tentu sangat dibutuhkan.

“Peran IBI sangat memiliki arti strategis guna membangun partisipasi yang semakin luas dalam pembangunan kesehatan, khususnya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Kota Medan,” ujarnya.

Pemberian penghargaan Bidan Delima kepada setiap bidan berprestasi di Medan diharapkan bisa memotivasi bidan-bidan lainnya untuk lebih meningkatkan profesionlisme dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan bayinya. “Seorang bidan harus sabar dan telaten dalam merawat ibu hamil dan bayi. Diharapkan bisa memberikan pelayanan berkualitas dalam pencapaian Millennium Development goals (MDGs ) tahun 2015,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, Eldin mengatakan, misi meningkatkan kualitas masyarakat kota melalui peningkatan akses dan kualitas kesehatan masyarakat, sekarang ini sedang gencar dilaksanakan. Kini masih banyak permasalahan di bidang kesehatan yang harus menjadi perhatian kita bersama. “Misalnya masalah kesehatan bagi masyarakat kurang mampu, masih ditemukannya gizi buruk dan gizi kurang, angka kematian balita dan angka kematian ibu yang masih tinggi. Untuk itu, Pemko Medan terus berupaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan yang setingginya bagi seluruh masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Usma Polita Nasution mengatakan, targetnya semua bidan di Kota Medan akan mendapatkan akreditas atau sertifikat Bidan Delima. “Tahun 2014 nanti, kita upayakan agar setengah dari bidan di Medan menjadi Bidan Delima. Untuk itu, kita terus membina bidan agar lebih meningkatkan pengetahuannya, baik melalui seminar, workshop hingga pelatihan,” katanya.

Sedangkan Ketua IBI Medan Sempama Lembarus mengungkapkan, sebagai satu-satunya wadah bidan, IBI mempunyai posisi penting dalam mencegah kematian ibu dan anak. Untuk itu dibutuhkan bidan yang sudah tersandard dan berkualitas dalam memberikan pertolongan. “Bidan sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan pada ibu dan anak. Karenanya, semua bidan harus meningkatkan kompetensinya untuk menjadi Bidan Delima. Dengan begitu, pelayanan kepada balita dan ibu bisa lebih baik,” ujarnya.

Acara HUT IBI ke 62 ,dengan tema The World Needs Midwives Now More Than Ever (Dunia Membutuhkan Bidan Sekarang Dan Selamanya) diikuti 500 peserta, menghadirkan narasumber dr Makmur Sitepu SpOG serta Drs Chandra Mulya.

Rahudman: Bidan Harus Profesional

Di tempat terpisah, Drs Rahudman Harahap, MM, yang mintai pendapatnya soal 62 bidan yang dikukuhkan menjadi Bidan Delima, hendaknya acara itu bukan semata sebagai acara seremoni saja, tapi benar-benar mencapai tujuan yang diharapkan. “Bidan harus mampu memberikan keramahan kepada seluruh pasien maupun keluarga pasien, sekaligus memberikan pelayanan secara profesional. Bidan harus mampu memperlihatkan kinerja yang  lebih baik. Artinya, mereka harus lebih memberikan pelayanan terbaik  kepada masyarakat.  Dengan demikian masyarakat yang datang ke bidan merasa  puas karena terlayani dengan baik,” ujar Rahudman berpendapat.

Menurutnya, hal ini merupakan revolusi moral. Tujuannya agar masyarakat merasa terlayani dengan baik, khusunya pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat yang tidak mampu. “Saya juga mengharapkan kepada Pemko Medan harus saling bekerja sama dan sama-sama bekerja dalam membang-un kesehatan di Kota Medan,” harap Rahudman. (com/dya)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/