26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jepang Tertarik Kelola Sampah Binjai

BINJAI- Pemanfaatan limbah rumah tangga (sampah,red) terus digalakkan Pemko Binjai. Setelah sebelumnya pihak Korea Selatan melalui wadah Korean Environment Corporation (KEC) berminat mengeksploitasi sampah untuk dijadikan energi listrik, kemarin (4/7), Pemko Binjai kembali kedatangan tamu dari Asia Timur, Jepang yang juga berminat mengelola sampah Kota Binjai.

SAMPAH: Ilustrasi sampah  Medan. //ginting/sumut pos
SAMPAH: Ilustrasi sampah di Medan. //ginting/sumut pos

Adalah Pemerintah Kota Kitak Yushu, Jepang, yang bermaksud menjadikan limbah rumah tangga Kota Binjai itu menjadi produk ramah lingkungan. Selain sampah, Pemko Kitak Yushu juga tertarik bekerja sama dalam hal penurunan gas karbon dan penghematan energi.

Soalnya, Pemko Kitak Yushu sendiri merupakan salah satu kota terbersih di dunia, karena telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sampai dengan 25 persen dan pemanfaatan sampah kota yang ramah lingkungan. Keberhasilan itulah yang rencananya bakal diterapkan Pemko Kitak Yishu di Kota Binjai.

Menurut Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Koji Hachiyama dan Ministry of  Environment (MOE) Kazuhisa Fujioka, menilai Kota Binjai sudah menerapkan kota sebagai Eco Green City.

Walau belum sepenuhnya berhasil mengelola sampah, Binjai dianggap telah menerapkan pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos, dan kerajinan tangan yang dapat dijual.

Dalam kunjungannya ke Kota Binjai, pihak Pemko Kitak Yushu melalui Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) juga berkesempatan meninjau lokasi tempat pembuangan akhir di Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur. Sekaligus melihat langsung pemilahan sampah organik dan non organik di Jalan Tenis, Kelurahan Timbanglangkat.

Usai meninjau dua lokasi pengelolaan sampah tersebut, METI juga melihat pemanfaatan sampah di SMAN 2 Binjai. Kemudian berkeliling Kota Binjai melihat lampu penerangan jalan menggunakan sistem solar cell yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Setelah melakukan kunjungan ke beberapa lokasi tadi, pihak METI Jepang mengaku, ada persamaan pengelolaan sampah antara Kota Binjai dengan Kota Kitak Yushu Jepang yakni adanya sinergisitas antara Pemerintah, Pengusaha dan Masyarakat. “Persamaan pengelolaan lingkungan inilah yang membuat Pemko Kitak Yushu Jepeng tertarik beker jasama dengan Pemko Binjai dalam pengelolaan lingkungan,” kata Wali Kota Binjai HM Idaham.

Menanggapi keiinginan pihak asing dalam pengelolaan lingkungan di Kota Binjai, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provsu Hidayati, mengatakan, kerja sama ini akan dijalin dengan menyusun suatu konsep dan mekanisme yang dapat diterapkan pada kedua kota, sehingga masing-masing kota mendapat keuntungan dari kerjasama ini nantinya. “Inikan masih tahap penjajakan, kita berharap kerjasama ini benar-benar terealisasi antarkedua kota demi terciptanya lingkungan bersih dan asri, serta bebas polusi,” harap Hidayati. (ndi)

BINJAI- Pemanfaatan limbah rumah tangga (sampah,red) terus digalakkan Pemko Binjai. Setelah sebelumnya pihak Korea Selatan melalui wadah Korean Environment Corporation (KEC) berminat mengeksploitasi sampah untuk dijadikan energi listrik, kemarin (4/7), Pemko Binjai kembali kedatangan tamu dari Asia Timur, Jepang yang juga berminat mengelola sampah Kota Binjai.

SAMPAH: Ilustrasi sampah  Medan. //ginting/sumut pos
SAMPAH: Ilustrasi sampah di Medan. //ginting/sumut pos

Adalah Pemerintah Kota Kitak Yushu, Jepang, yang bermaksud menjadikan limbah rumah tangga Kota Binjai itu menjadi produk ramah lingkungan. Selain sampah, Pemko Kitak Yushu juga tertarik bekerja sama dalam hal penurunan gas karbon dan penghematan energi.

Soalnya, Pemko Kitak Yushu sendiri merupakan salah satu kota terbersih di dunia, karena telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sampai dengan 25 persen dan pemanfaatan sampah kota yang ramah lingkungan. Keberhasilan itulah yang rencananya bakal diterapkan Pemko Kitak Yishu di Kota Binjai.

Menurut Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Koji Hachiyama dan Ministry of  Environment (MOE) Kazuhisa Fujioka, menilai Kota Binjai sudah menerapkan kota sebagai Eco Green City.

Walau belum sepenuhnya berhasil mengelola sampah, Binjai dianggap telah menerapkan pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos, dan kerajinan tangan yang dapat dijual.

Dalam kunjungannya ke Kota Binjai, pihak Pemko Kitak Yushu melalui Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) juga berkesempatan meninjau lokasi tempat pembuangan akhir di Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur. Sekaligus melihat langsung pemilahan sampah organik dan non organik di Jalan Tenis, Kelurahan Timbanglangkat.

Usai meninjau dua lokasi pengelolaan sampah tersebut, METI juga melihat pemanfaatan sampah di SMAN 2 Binjai. Kemudian berkeliling Kota Binjai melihat lampu penerangan jalan menggunakan sistem solar cell yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Setelah melakukan kunjungan ke beberapa lokasi tadi, pihak METI Jepang mengaku, ada persamaan pengelolaan sampah antara Kota Binjai dengan Kota Kitak Yushu Jepang yakni adanya sinergisitas antara Pemerintah, Pengusaha dan Masyarakat. “Persamaan pengelolaan lingkungan inilah yang membuat Pemko Kitak Yushu Jepeng tertarik beker jasama dengan Pemko Binjai dalam pengelolaan lingkungan,” kata Wali Kota Binjai HM Idaham.

Menanggapi keiinginan pihak asing dalam pengelolaan lingkungan di Kota Binjai, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provsu Hidayati, mengatakan, kerja sama ini akan dijalin dengan menyusun suatu konsep dan mekanisme yang dapat diterapkan pada kedua kota, sehingga masing-masing kota mendapat keuntungan dari kerjasama ini nantinya. “Inikan masih tahap penjajakan, kita berharap kerjasama ini benar-benar terealisasi antarkedua kota demi terciptanya lingkungan bersih dan asri, serta bebas polusi,” harap Hidayati. (ndi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/