25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Indonesia Tunggu Singapura

Pembebasan ABK Kapal Gemini

JAKARTA – Pemerintah Indonesia menegaskan kesiapannya ikut dalam operasi penyelamatan awak kapal MT Gemini yang dibajak di perairan Somalia. Tapi, menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, langkah tersebut harus menunggu kerjasama dengan pemerintah Singapura sebagai pemilik kapal.

“Jadi sifatnya lebih multinasional karena dibandingkan kapal Sinar Kudus yang 100 persen WNI. Ini ada warga negara lain yang terkait, terutama Singapura sebagai negara bendera kapal,” kata Marty di sela Asean-Uni Eropa Business Summit di Jakarta Convention Center, Kamis (5/5).

“Seperti diketahui, kapal Gemini yang dibajak itu, terdapat 13 orang WNI yang menjadi awak kapal. Marty membantah jika pemerintah tidak memberi perhatian dalam kasus pembajakan itu. Justru pemerintah Indonesia mendorong agar awak kapal Gemini segera dibebaskan. “Tapi kita ini harus kerjasama dengan negara lain,” ujarnya.
Marty tidak menjawab saat ditanya tentang kemungkinan melakukan operasi militer untuk membebaskan kapal Gemini dari para perompak. Sama seperti saat membebaskan kapal MV Sinar Kudus. Pemerintah sangat mengutamakan keselamatan dalam membebaskan awak kapal tersebut.

“Apakah Indonesia akan menawarkan bantuan dalam operasi pembebasan kapal Gemini, menawarkan atau diminta, faktanya kita bekerja sama,” jawab mantan dubes RI untuk PBB itu.

Saat ini, lanjut Marty, pihak Singapura sudah melakukan komunikasi dengan pihak kapal. “Dikonfirmasi bahwa ABK semua dalam kondisi selamat dan baik,” kata mantan juru bicara Kemenlu itu.

Kapal Gemini berisi muatan 28.000 ton minyak sawit mentah dari Indonesia. ABK kapal berjumlah 25 orang yang terdiri atas 13 WNI, 5 warga Tiongkok, 4 warga Korea Selatan, dan 3 dari Myanmar. Insiden pembajakan kapal Gemini itu hanya beberapa hari setelah kapal MV Sinar Kudus berhasil dibebaskan, juga dari perompak Somalia. (fal/ken/jpnn)

Pembebasan ABK Kapal Gemini

JAKARTA – Pemerintah Indonesia menegaskan kesiapannya ikut dalam operasi penyelamatan awak kapal MT Gemini yang dibajak di perairan Somalia. Tapi, menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, langkah tersebut harus menunggu kerjasama dengan pemerintah Singapura sebagai pemilik kapal.

“Jadi sifatnya lebih multinasional karena dibandingkan kapal Sinar Kudus yang 100 persen WNI. Ini ada warga negara lain yang terkait, terutama Singapura sebagai negara bendera kapal,” kata Marty di sela Asean-Uni Eropa Business Summit di Jakarta Convention Center, Kamis (5/5).

“Seperti diketahui, kapal Gemini yang dibajak itu, terdapat 13 orang WNI yang menjadi awak kapal. Marty membantah jika pemerintah tidak memberi perhatian dalam kasus pembajakan itu. Justru pemerintah Indonesia mendorong agar awak kapal Gemini segera dibebaskan. “Tapi kita ini harus kerjasama dengan negara lain,” ujarnya.
Marty tidak menjawab saat ditanya tentang kemungkinan melakukan operasi militer untuk membebaskan kapal Gemini dari para perompak. Sama seperti saat membebaskan kapal MV Sinar Kudus. Pemerintah sangat mengutamakan keselamatan dalam membebaskan awak kapal tersebut.

“Apakah Indonesia akan menawarkan bantuan dalam operasi pembebasan kapal Gemini, menawarkan atau diminta, faktanya kita bekerja sama,” jawab mantan dubes RI untuk PBB itu.

Saat ini, lanjut Marty, pihak Singapura sudah melakukan komunikasi dengan pihak kapal. “Dikonfirmasi bahwa ABK semua dalam kondisi selamat dan baik,” kata mantan juru bicara Kemenlu itu.

Kapal Gemini berisi muatan 28.000 ton minyak sawit mentah dari Indonesia. ABK kapal berjumlah 25 orang yang terdiri atas 13 WNI, 5 warga Tiongkok, 4 warga Korea Selatan, dan 3 dari Myanmar. Insiden pembajakan kapal Gemini itu hanya beberapa hari setelah kapal MV Sinar Kudus berhasil dibebaskan, juga dari perompak Somalia. (fal/ken/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/