MEDAN-Wakil Ketua Komisi I DPR RI Drs Ramadhan Pohan MIS menyayangkan respon Kementrian Kesehatan yang lambat soal permohonan biaya operasi Aquilla Qatrunnada, penderita atresia billier. Padahal, Ramadhan sudah mengirim surat kepada Menteri Kesehatan, sejak dua bulan silam. Namun i surat itu masih tertahan di Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan. ‘’Saya mengetuk hati dan rasa kemanusiaan yang terdalam mereka,’’ kata Ramadhan saat berkunjung ke Medan, kemarin.
Menurut ayah kandung Aquilla Qatrunnada, dalam perkembangan terakhir, kondisi Aquilla masih sehat. Gadis kecilnya masih tampak ceria. Di pagi hari, Aquilla sering ikut ayah atau ibunya berbelanja di pasar. Malah, kondisinya tampak lebih bugar dibanding ketika ia datang di Jakarta.
‘’Ya, kami masih rutin kontrol ke dokter, tiap dua minggu, dan periksa darah setiap bulan,’’ kata Khairul Ashari, sang ayah ketika ditemui, bersama istrinya Suraya di kedaiamnnya. Sebelumnya, mereka sejak 5 April silam berada di rumah dinas anggota DPR RI Drs. Ramadhan Pohan MIS, di perumahan DPR RI Kalibata. Kamis (18/7) sore, Aquilla dan kedua orang tuanya mudik ke Medan untuk berlebaran.
Sedangkan Suraya mengatakan, hal yang menggembirakan adalah bahwa secara medis kini Aquilla di bawah pengawasan dokter ahli dari Singapura.’’Oleh dokter Singapura bernama dokter Praba, Aquilla malah dinyatakan bukan penderita atresia billier. Tetapi, yang dideritanya adalah penyakit kelainan genetik,’’ kata Suraya.
Dengan hasil analisis medis itu, Aquilla tidak perlu dioperasi dalam waktu dekat ini. Diagnosa itu memang masih belum final. Menurut Suraya, pihak Singapura masih mempelajari kasus ini, bekerjasama dengan RSCM. Sampel darah dan seluruh hasil tes laboratorium Aquilla sudah dikirim kenegeri Singa itu untuk diperiksa lebih dalam.’’Sampai sampel BAB -nya pun sudah dikirim ke Singapura,’’ tambahnya.
Mengenai biaya, kata Suraya, belum tahu. Ia berterima kasih pada Ramadhan Pohan yang telah menampung di rumah dinasnya selama pengobatan di Jakarta. “Pak Ramadhan sudah mengupayakan memperoleh biaya operasi dari Kementrian Kesehatan,’’ katanya.
Sebagaimana diberitakan pada edisi sebelumya, biaya operasi mencapai Rp700 – Rp800 juta. Sebagai PNS di Kabupaten Batubara Sumut, Suraya pernah mengklaimAskes, tetapi asuransi ini menolak menanggung biaya operasi yang mahal tadi karena plafon maksimalhanya Rp100 juta.
Yang pasti, biaya buat Aquilla masih belum ada. Sebagai wakil rakyat, Ramadhan Pohan sudah berupaya maksimal, dengan mengirim surat kepada Menteri Kesehatan. Tetapi surat itu masih tertahan di Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan.’’Saya mengetuk hati dan rasa kemanusiaan yang terdalam mereka,’’ sahut Ramadhan Pohan menimpali. (rel)