26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sayonara Polonia

pesawat pertama mendarat di kualanamu
pesawat pertama mendarat di kualanamu

Sayonara Polonia. Vaarwell Polonia. Goodbye Polonia. Selamat Tinggal Polonia. Berbagai kata perpisahan diucapkan sebagai akhir beroperasinya Bandara Udara (Bandara) Polonia sebagai bandara komersial, kemarin.

Ya, setelah beroperasi sejak 1928, Polonia memang harus berhenti dan berganti dengan Bandara Internasional Kualanamu. MEDAN-Sejarah beroperasinya Polonia sebagai bandara memang cukup panjang. Adalah pada 1928 lapangan terbang Polonia dibuka secara resmi, ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik KNILM, anak perusahaan Koninklijke Luchtvaart Maatschapp (KLM), maskapai penerbangan milik Belanda.

Enam pesawat tersebut mendarat pada landasan yang masih darurat, berupa tanah yang dikeraskan. Mulai tahun 1930, KLM serta anak perusahaannya KNILM membuka jaringan penerbangan ke Medan secara berkala.  Pada tahun 1936 lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 600 meter.

Lalu, pada tahun 1975, berdasarkan keputusann  bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan dan Departemen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil.

Dan mulai 1985 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1985, pengelolaan pelabuhan udara Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanjutnya mulai 1 Januari 1994 menjadi PT Angkasa Pura II (Persero). Dahlan Ulosi Pilot Terakhir yang Mendarat Nah, setelah 85 tahun beroperasi, kemarin Polonia pun ‘tutup landasan’. Dan, pesawat yang terakhir mendarat di bandara itu adalah AirAsia.

Ya, tepat pada pukul 00.00, pesawat AirAsia QZ 7803 yang terbang dari Bandara Husein Sastra Negara Bandung ini menjadi maskapai terakhir yang mendarat di Polonia, Kamis (25/5). Kedatangan maskapai ini disambut dengan sangat meriah, pilot dan co pilot Air Asia QZ 7803 mendapatkan penghargaan dari Menteri BUMN, Dahlan Iskan dengan penyematan sebuah ulos. Dengan terakhirnya maskapai ini, Polonia dinyatakan tutup. Beberapa menit kemudian, ratusan penumpang pun berjalan keluar. Tersentak mereka terkejut melihat keramaian tersebut.

Diantaranya, Abdul (43) yang menjadi penumpang pertama yang keluar dari pintu pesawat. Ia menjadi satu-satunya penumpang yang beruntung yang disematkan kalung oleh Dahlan Iskan. “Saya tidak menyangka mendapatkan penghargaan seperti ini. Seperti penyambutan presiden. Ini untuk pertama kalinya mendapatkan penghargaan seperti ini,” katanya sembari membawa kedua anaknya, Agim (10) dan Fatur (12). Warga HM Joni ini mengaku baru saja menjemput anaknya dari Tasikmalaya. “Liburan sekolah dan tidak menyangka kalau kita menjadi penumpang terakhir, memecahkan sejarah,” katanya. Sebelumnya, tepat pada pukul 23.30 maskapai penerbangan Lion Air JT218 juga menjadi maskapai terakhir kedua. Ratusan penumpang dari maskapai ini juga langsung mendapat sambutan dari Menteri BUMN, Wakil Gubernur Medan, beserta jajaran Direksi PT Angkasa Pura (AP) II Pusat bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan jajaran pejabat lainnya.

Musik khas batak, gondang juga ikut memeriahkan acara. Sebelum menyambut kedatangan ratusan penumpang terakhir, Dahlan Iskan menyatakan, usai soft operation KNIA, pihaknya akan melakukan evaluasi dengan jajaran pejabat lainnya. Evaluasi ini terkait dengan kekurangan-kekurangan yang masih terjadi saat soft operation KNIA, seperti akses jalan menuju KNIA, transportasi, penerangan jalan, serta fasilitas-fasilitas yang belum siap di fisik KNIA. “Kita akan melakukan evaluasi langsung di KNIA besok (hari ini, Red). Karena jalan menuju ke sana juga masih banyak yang perlu dibenahi. Begitu juga dengan fasilitas yang ada di bandara. Saya tidak bisa memberikan jaminan kapan selesai, yang terpenting secepatnya akan selesai,” ucapnya. Selain fasilitas jalan menuju bandara, saat ditanya mengenai akses pembangunan jalan tol menuju KNIA, pihaknya juga belum bisa memastikan kapan diselesaikan.

“Kalau jalan tol itu wewenang pihak yang menangani jalan tol. Meskipun begitu nanti kita kordinasikan,” katanya. Hampir sama dengan akses jalan arteri maupun jalan tol, untuk penerbangan lampu jalan menuju KNIA yang masih gelap, Dahlan mengembalikannya ke Menteri Pekerjaan Umum. “Itu wewenang PU Kalau saya hanya mengurusi BUMN-nya,” katanya. Dilanjutkannya, mulai hari ini, Kamis 25 Juli 2013, Bandara Polonia Medan sudah ditutup untuk penerbangan komersil dan selanjutnya Bandara Polonia Medan akan dikembalikan oleh TNI AU. “Saya memang mengetahui selanjutnya Bandara Polonia Medan ini digunakan untuk apa. Tetapi saya belum bisa membicarakannya.

Biarlah orang yang layak yang nanti membicarakannya. Yang pasti bandara ini akan seutuhnya digunakan TNI AU,” katanya. Terkait dengan usulan harga Airport Tax yang diusulkan Rp100.000, Dahlan belum menyepakatinya lebih lanjut. Begitu juga dengan harga tiket kereta api yang dinilai masyarakat masih terlalu mahal. “Mestinya media memperjuangkan tarif bus. Kalau Airport Tax dan yang naik pesawat itu kan orang-orang kaya,” ucapnya. Selanjutnya, untuk harga tiket KA menuju Kualanamu yang dianggap mahal, Dahlan juga mengelakkannya. “Jadi mau berapa, 30 ribu, awalnya malah mau kita buat 100 ribu. Ini sudah kesepakatan nanti kalau ada perubahan-perubahan lainnya, berjalan kita lihat dahulu,” katanya.  Navigasi Kualanamu Memuaskan Sementara itu, untuk pertama kali ada pesawat yang mendarat di Kualanamu sebelum melakukan soft operation.

Pesawat jenis Hawker Beechcraft 900 XP ini melakukan pendaratan untuk mengetahui dengan pasti bagaimana sistem navigasi di bandara baru Kualanamu berjalan. Tepat pukul 12.30 WIB, pesawat yang memiliki nomor PK CAR ini mendarat di Kualanamu untuk melakukan uji coba. Dan melalui uji coba tersebut diketahui, bahwa semua sistem navigasi di Kualanamu berjalan dengan baik. “Hasil navigasi yang kita pantau, bahwa sistem navigasi di Kualanamu sangat memuaskan.

Selain landasannya besar dan luar. Lebarnya juga akan membuat pesawat akan lebih mudah untuk beraksi,” ujar Kapten Irwan Saputra, selaku kapten dalam pesawat tersebut. Dijelaskannya, pesawat yang hanya mampu menampung maksimal 11 orang ini dilengkapi dengan alat teknologi untuk mengetahui dengan pasti alat navigasi sebuah bandara. Bahkan, terkadang, pesawat hawker ini juga digunakan untuk melakukan kalibrasi untuk berbagai alat navigasi di seluruh bandara di seluruh Indonesia. “Dari pantauan alat kita, ILS, radar, Voa, dan lainnya sanagt bagus.

Sangat mudah untuk ditangkap bagi pesawat yang akan mendarat maupun yang akan take off,” jelasnya. Kapten yang biasa juga dipanggil dengan Kapten Tigor ini juga menjelaskan, bahwa sebagai bandara baru, Kualanamu memiliki keistimewaan sendiri, panjang landasannya hampir sama seperti di Batam dan Biak. Bahkan, panjang landasan sama seperti di Batam. “Kalau menurut saya, ini bandara baru yang terbaik. Saat ini, ada 4 bandara baru di Indonesia dan semuanya sudah saya rasakan saat mendarat. Dan saya akui bahwa Kualanamu sangat bagus,” tambahnya.

Saat disinggung apakah tidak masalah di Kualanamu yang belum soft operation, dengan santai pria yang akrab disapa dengan sebutan Kapten Tigor ini menyatakan bahwa tidak masalah, karena pesawat ini merupakan uji coba. “Kalau untuk mendarat pertama kali kita serahkan ke masyarakat. Karena memang kita yang pertama mendarat, selama ini saat melakukan kalibrasi atau pengecekan alat navigasi di Kualanamu kita tidak pernah mendarat, hanya lewat saja,” tambahnya. Sebagai pria yang lahir di Medan dan besar di Rantau papat, dengan santai Irwan mengatakan bahwa dirinya bangga sebagai orang pertama yang mendaratkan pesawat di Kualanamu. karena itu, dirinya berharap agar masyarakat Sumut bersedia untuk menjaga Kualanamu yang menurutnya memang layak untuk dibanggakan.

“Karena membangun itu lebih mudah bila dibandingkan dengan menjaga. Mari kita tetap menjaga agar Kualanamu tetap menjadi kebanggaan Sumut,” tutupnya.   Antisipasi Kemacetan, 160 Polisi Diturunkan Di sisi lain, Satuan Lalu Lintas Polresta Medan akan menurunkan 160 personel untuk mengatur lalu lintas dan mengantisipasi kemacetan yang akan terjadi pada hari pertama beroperasinya Bandara Kualanamu. Sebanyaknya 13 titik akan dijaga oleh 2 personel Polisi. Sementara untuk kawasan Jalan Jawa dan Jalan Stasiun, masing-masing akan dijaga 6 personel. Hal itu disampikan Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Medan, Kompol Budi Hendrawan saat ditemui Sumut Pos, Rabu (24/7) siang. “Mulai dari perempatan hotel Grand Aston, perempatan Telkom, perempatan BRI, perempatan kantor Pos, perempatan CIMB Niaga, pintu masuk kereta api akan kita tempatkan 2 orang personel.

Nantinya, mereka akan mengatur dan mengarahkan jalur yang sudah ditentukan. Untuk sistemnya, kita buat sistem sift, “ ungkap Budi. Selain itu, Budi menyebut kalau lokasi parkir di seputaran stasiun kreta api, akan dipindahkan. Khusus untuk becak motor yang biasa mangkal di seputara stasiun, akan dipindahkan ke dekat pintu masuk Pasar Ikan Lama. Begitu juga untuk parkir sepeda motor yang biasanya berada di sisi depan sebelah kiri stasiun, hanya akan diperbolehkan sebanyak 2 baris, khusus untuk karyawan stasiun saja. Untuk arus lalu lintas lainnya, disebut Budi masih seperti biasa.

Begitu juga saat disinggung soal jalur yang akan dilalui bus pengangkutan Medan- Kualanamu, disebut Budi masih seperti biasanya. “ Untuk itu, saya mengimbau agar masyarakat yang tidak terlalu berkepentingan tidak melintas di sekitar stasiun kereta api. Hal itu, untuk kelancaran kita bersama, “ tandas Budi menambahkan. (put/ram/mag-10)

pesawat pertama mendarat di kualanamu
pesawat pertama mendarat di kualanamu

Sayonara Polonia. Vaarwell Polonia. Goodbye Polonia. Selamat Tinggal Polonia. Berbagai kata perpisahan diucapkan sebagai akhir beroperasinya Bandara Udara (Bandara) Polonia sebagai bandara komersial, kemarin.

Ya, setelah beroperasi sejak 1928, Polonia memang harus berhenti dan berganti dengan Bandara Internasional Kualanamu. MEDAN-Sejarah beroperasinya Polonia sebagai bandara memang cukup panjang. Adalah pada 1928 lapangan terbang Polonia dibuka secara resmi, ditandai dengan mendaratnya enam pesawat udara milik KNILM, anak perusahaan Koninklijke Luchtvaart Maatschapp (KLM), maskapai penerbangan milik Belanda.

Enam pesawat tersebut mendarat pada landasan yang masih darurat, berupa tanah yang dikeraskan. Mulai tahun 1930, KLM serta anak perusahaannya KNILM membuka jaringan penerbangan ke Medan secara berkala.  Pada tahun 1936 lapangan terbang Polonia untuk pertama kalinya melakukan perbaikan yaitu pembuatan landasan pacu (runway) sepanjang 600 meter.

Lalu, pada tahun 1975, berdasarkan keputusann  bersama Departemen Pertahanan dan Keamanan, Departemen Perhubungan dan Departemen Keuangan, pengelolaan pelabuhan udara Polonia menjadi hak pengelolaan bersama antara Pangkalan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil.

Dan mulai 1985 berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1985, pengelolaan pelabuhan udara Polonia diserahkan kepada Perum Angkasa Pura yang selanjutnya mulai 1 Januari 1994 menjadi PT Angkasa Pura II (Persero). Dahlan Ulosi Pilot Terakhir yang Mendarat Nah, setelah 85 tahun beroperasi, kemarin Polonia pun ‘tutup landasan’. Dan, pesawat yang terakhir mendarat di bandara itu adalah AirAsia.

Ya, tepat pada pukul 00.00, pesawat AirAsia QZ 7803 yang terbang dari Bandara Husein Sastra Negara Bandung ini menjadi maskapai terakhir yang mendarat di Polonia, Kamis (25/5). Kedatangan maskapai ini disambut dengan sangat meriah, pilot dan co pilot Air Asia QZ 7803 mendapatkan penghargaan dari Menteri BUMN, Dahlan Iskan dengan penyematan sebuah ulos. Dengan terakhirnya maskapai ini, Polonia dinyatakan tutup. Beberapa menit kemudian, ratusan penumpang pun berjalan keluar. Tersentak mereka terkejut melihat keramaian tersebut.

Diantaranya, Abdul (43) yang menjadi penumpang pertama yang keluar dari pintu pesawat. Ia menjadi satu-satunya penumpang yang beruntung yang disematkan kalung oleh Dahlan Iskan. “Saya tidak menyangka mendapatkan penghargaan seperti ini. Seperti penyambutan presiden. Ini untuk pertama kalinya mendapatkan penghargaan seperti ini,” katanya sembari membawa kedua anaknya, Agim (10) dan Fatur (12). Warga HM Joni ini mengaku baru saja menjemput anaknya dari Tasikmalaya. “Liburan sekolah dan tidak menyangka kalau kita menjadi penumpang terakhir, memecahkan sejarah,” katanya. Sebelumnya, tepat pada pukul 23.30 maskapai penerbangan Lion Air JT218 juga menjadi maskapai terakhir kedua. Ratusan penumpang dari maskapai ini juga langsung mendapat sambutan dari Menteri BUMN, Wakil Gubernur Medan, beserta jajaran Direksi PT Angkasa Pura (AP) II Pusat bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan jajaran pejabat lainnya.

Musik khas batak, gondang juga ikut memeriahkan acara. Sebelum menyambut kedatangan ratusan penumpang terakhir, Dahlan Iskan menyatakan, usai soft operation KNIA, pihaknya akan melakukan evaluasi dengan jajaran pejabat lainnya. Evaluasi ini terkait dengan kekurangan-kekurangan yang masih terjadi saat soft operation KNIA, seperti akses jalan menuju KNIA, transportasi, penerangan jalan, serta fasilitas-fasilitas yang belum siap di fisik KNIA. “Kita akan melakukan evaluasi langsung di KNIA besok (hari ini, Red). Karena jalan menuju ke sana juga masih banyak yang perlu dibenahi. Begitu juga dengan fasilitas yang ada di bandara. Saya tidak bisa memberikan jaminan kapan selesai, yang terpenting secepatnya akan selesai,” ucapnya. Selain fasilitas jalan menuju bandara, saat ditanya mengenai akses pembangunan jalan tol menuju KNIA, pihaknya juga belum bisa memastikan kapan diselesaikan.

“Kalau jalan tol itu wewenang pihak yang menangani jalan tol. Meskipun begitu nanti kita kordinasikan,” katanya. Hampir sama dengan akses jalan arteri maupun jalan tol, untuk penerbangan lampu jalan menuju KNIA yang masih gelap, Dahlan mengembalikannya ke Menteri Pekerjaan Umum. “Itu wewenang PU Kalau saya hanya mengurusi BUMN-nya,” katanya. Dilanjutkannya, mulai hari ini, Kamis 25 Juli 2013, Bandara Polonia Medan sudah ditutup untuk penerbangan komersil dan selanjutnya Bandara Polonia Medan akan dikembalikan oleh TNI AU. “Saya memang mengetahui selanjutnya Bandara Polonia Medan ini digunakan untuk apa. Tetapi saya belum bisa membicarakannya.

Biarlah orang yang layak yang nanti membicarakannya. Yang pasti bandara ini akan seutuhnya digunakan TNI AU,” katanya. Terkait dengan usulan harga Airport Tax yang diusulkan Rp100.000, Dahlan belum menyepakatinya lebih lanjut. Begitu juga dengan harga tiket kereta api yang dinilai masyarakat masih terlalu mahal. “Mestinya media memperjuangkan tarif bus. Kalau Airport Tax dan yang naik pesawat itu kan orang-orang kaya,” ucapnya. Selanjutnya, untuk harga tiket KA menuju Kualanamu yang dianggap mahal, Dahlan juga mengelakkannya. “Jadi mau berapa, 30 ribu, awalnya malah mau kita buat 100 ribu. Ini sudah kesepakatan nanti kalau ada perubahan-perubahan lainnya, berjalan kita lihat dahulu,” katanya.  Navigasi Kualanamu Memuaskan Sementara itu, untuk pertama kali ada pesawat yang mendarat di Kualanamu sebelum melakukan soft operation.

Pesawat jenis Hawker Beechcraft 900 XP ini melakukan pendaratan untuk mengetahui dengan pasti bagaimana sistem navigasi di bandara baru Kualanamu berjalan. Tepat pukul 12.30 WIB, pesawat yang memiliki nomor PK CAR ini mendarat di Kualanamu untuk melakukan uji coba. Dan melalui uji coba tersebut diketahui, bahwa semua sistem navigasi di Kualanamu berjalan dengan baik. “Hasil navigasi yang kita pantau, bahwa sistem navigasi di Kualanamu sangat memuaskan.

Selain landasannya besar dan luar. Lebarnya juga akan membuat pesawat akan lebih mudah untuk beraksi,” ujar Kapten Irwan Saputra, selaku kapten dalam pesawat tersebut. Dijelaskannya, pesawat yang hanya mampu menampung maksimal 11 orang ini dilengkapi dengan alat teknologi untuk mengetahui dengan pasti alat navigasi sebuah bandara. Bahkan, terkadang, pesawat hawker ini juga digunakan untuk melakukan kalibrasi untuk berbagai alat navigasi di seluruh bandara di seluruh Indonesia. “Dari pantauan alat kita, ILS, radar, Voa, dan lainnya sanagt bagus.

Sangat mudah untuk ditangkap bagi pesawat yang akan mendarat maupun yang akan take off,” jelasnya. Kapten yang biasa juga dipanggil dengan Kapten Tigor ini juga menjelaskan, bahwa sebagai bandara baru, Kualanamu memiliki keistimewaan sendiri, panjang landasannya hampir sama seperti di Batam dan Biak. Bahkan, panjang landasan sama seperti di Batam. “Kalau menurut saya, ini bandara baru yang terbaik. Saat ini, ada 4 bandara baru di Indonesia dan semuanya sudah saya rasakan saat mendarat. Dan saya akui bahwa Kualanamu sangat bagus,” tambahnya.

Saat disinggung apakah tidak masalah di Kualanamu yang belum soft operation, dengan santai pria yang akrab disapa dengan sebutan Kapten Tigor ini menyatakan bahwa tidak masalah, karena pesawat ini merupakan uji coba. “Kalau untuk mendarat pertama kali kita serahkan ke masyarakat. Karena memang kita yang pertama mendarat, selama ini saat melakukan kalibrasi atau pengecekan alat navigasi di Kualanamu kita tidak pernah mendarat, hanya lewat saja,” tambahnya. Sebagai pria yang lahir di Medan dan besar di Rantau papat, dengan santai Irwan mengatakan bahwa dirinya bangga sebagai orang pertama yang mendaratkan pesawat di Kualanamu. karena itu, dirinya berharap agar masyarakat Sumut bersedia untuk menjaga Kualanamu yang menurutnya memang layak untuk dibanggakan.

“Karena membangun itu lebih mudah bila dibandingkan dengan menjaga. Mari kita tetap menjaga agar Kualanamu tetap menjadi kebanggaan Sumut,” tutupnya.   Antisipasi Kemacetan, 160 Polisi Diturunkan Di sisi lain, Satuan Lalu Lintas Polresta Medan akan menurunkan 160 personel untuk mengatur lalu lintas dan mengantisipasi kemacetan yang akan terjadi pada hari pertama beroperasinya Bandara Kualanamu. Sebanyaknya 13 titik akan dijaga oleh 2 personel Polisi. Sementara untuk kawasan Jalan Jawa dan Jalan Stasiun, masing-masing akan dijaga 6 personel. Hal itu disampikan Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Medan, Kompol Budi Hendrawan saat ditemui Sumut Pos, Rabu (24/7) siang. “Mulai dari perempatan hotel Grand Aston, perempatan Telkom, perempatan BRI, perempatan kantor Pos, perempatan CIMB Niaga, pintu masuk kereta api akan kita tempatkan 2 orang personel.

Nantinya, mereka akan mengatur dan mengarahkan jalur yang sudah ditentukan. Untuk sistemnya, kita buat sistem sift, “ ungkap Budi. Selain itu, Budi menyebut kalau lokasi parkir di seputaran stasiun kreta api, akan dipindahkan. Khusus untuk becak motor yang biasa mangkal di seputara stasiun, akan dipindahkan ke dekat pintu masuk Pasar Ikan Lama. Begitu juga untuk parkir sepeda motor yang biasanya berada di sisi depan sebelah kiri stasiun, hanya akan diperbolehkan sebanyak 2 baris, khusus untuk karyawan stasiun saja. Untuk arus lalu lintas lainnya, disebut Budi masih seperti biasa.

Begitu juga saat disinggung soal jalur yang akan dilalui bus pengangkutan Medan- Kualanamu, disebut Budi masih seperti biasanya. “ Untuk itu, saya mengimbau agar masyarakat yang tidak terlalu berkepentingan tidak melintas di sekitar stasiun kereta api. Hal itu, untuk kelancaran kita bersama, “ tandas Budi menambahkan. (put/ram/mag-10)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/