28 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

H-3, 178 Tewas

JAKARTA-Hingga H-3 lebaran, jumlah pemudik yang menjemput ajal di jalanan bertambah sebanyak 59 orang menjadi 178 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan 25,5 persen dari jumlah pemudik tewas sebelumnya pada H-4 yaitu 107 orang.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Agus Riyanto mengatakan bahwa 59 korban tewas pada H-3 tersebut berasal dari 266 kasus kecelakaan lalu lintas di jalur lebaran. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 korban tewas berada di jalur lebaran lintas Jawa. “Korban tewas di Jawa Tengah 4 orang, di Jawa Timur 12 orang, di Jawa Barat 3 orang, dan di Metro Jaya 1 orang,” papar Agus kemarin (6/8).
Selain itu dari 266 kasus kecelakaan tersebut, sebanyak 86 orang mengalami luka berat dan 326 orang mengalami luka ringan. “Kami taksir kerugian materiil dari kecalakaan pada H-3 mencapai sekitar Rp 842 juta.

Angka itu naik dari H-4 yaitu sekitar Rp 385 juta,” ungkap Agus.

Sementara itu, Agus mengatakan bahwa Polda Jawa Tengah masih menduduki peringkat pertama jumlah kecelakaan lalu lintas saat arus mudik. Agus mengutarakan bahwa hingga H-3 sudah terjadi 80 kasus kecelakaan yang mengakibatkan 4 orang meninggal. 8 orang luka berat, serta 118 orang luka ringan.

Dia juga menambahkan bahwa kendaraan jenis sepeda motor masih mendominasi dalam kasus kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas. “Total sudah ada 972 sepeda motor yang terlibat kecelakaan, sedangkan yang terlibat pelanggaran sudah ada 14.186 sepeda motor,” ujarnya.
Agus juga mengingatkan bahwa menjelang hari raya pemudik diharapkan untuk semakin meningkatkan kewaspadaan saat berkendara di jalan. Hal tersebut dikatakan setelah menerima laporan bahwa angka kejahatan meningkat drastis, terutama pada jenis kejahatan pencurian dengan kekerasan (curas) dan penganiayaan berat (anirat). “Hingga H-3, kasus curat di jalan naik hingga 350 persen sedangkan anirat meningkat hingga 525 persen,” katanya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo saat ditemui usai memantau arus mudik di Pantura lewat udara mengatakan bahwa kemarin (H-2 lebaran) arus mudik sudah tampak berkurang. Timur menambahkan bahwa kondisi tersebut juga tampak di jalur tengah dan jalur selatan. “Saya mengecek wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Hari ini adalah H-2, jadi semuanya seperti kegiatan pada hari biasa seperti hari ini. Artinya semua selesai pada H-3,” kata Timur di Lapangan Mabes Polri kemarin.

Lebih lanjut, Timur mengatakan bahwa berkurangnya kemacetan yang lebih awal dari tahun sebelumnya itu disebabkan oleh banyaknya pemudik yang mengikuti program mudik gratis yang diadakan pemerintah maupun pihak swasta.

Selain itu, dia juga mengklaim bahwa sosialisasi pihak kepolisian telah berhasil untuk mengajak pengguna sepeda motor beralih ke moda transportasi lain. “Kalau roda empat penurunan jumlah sekitar 4 persen, kemudian roda dua ada 20 persen. Sehingga sosialisasi terutama mengenai masalah roda dua ada hasilnya,” ujar jenderal polisi bintang empat tersebut.
Namun dia juga memperingatkan bahwa berkurangnya kemacetan juga akan menyebabkan tingkat kecelakaan semakin tinggi. Menurut Timur, dalam keadaan lancar kendaraan akan melaju lebih cepat daripada keadaan ramai sehingga potensi kecelakaan tetap tinggi. “Tadi saya menghimbau kepada petugas tentunya kalau kondisinya lancar berarti kecepatan tinggi. Ini juga berbahaya jika tidak diberi peringatan,” ungkap Timur kepada wartawan. (dod/jpnn)

JAKARTA-Hingga H-3 lebaran, jumlah pemudik yang menjemput ajal di jalanan bertambah sebanyak 59 orang menjadi 178 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan 25,5 persen dari jumlah pemudik tewas sebelumnya pada H-4 yaitu 107 orang.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Agus Riyanto mengatakan bahwa 59 korban tewas pada H-3 tersebut berasal dari 266 kasus kecelakaan lalu lintas di jalur lebaran. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20 korban tewas berada di jalur lebaran lintas Jawa. “Korban tewas di Jawa Tengah 4 orang, di Jawa Timur 12 orang, di Jawa Barat 3 orang, dan di Metro Jaya 1 orang,” papar Agus kemarin (6/8).
Selain itu dari 266 kasus kecelakaan tersebut, sebanyak 86 orang mengalami luka berat dan 326 orang mengalami luka ringan. “Kami taksir kerugian materiil dari kecalakaan pada H-3 mencapai sekitar Rp 842 juta.

Angka itu naik dari H-4 yaitu sekitar Rp 385 juta,” ungkap Agus.

Sementara itu, Agus mengatakan bahwa Polda Jawa Tengah masih menduduki peringkat pertama jumlah kecelakaan lalu lintas saat arus mudik. Agus mengutarakan bahwa hingga H-3 sudah terjadi 80 kasus kecelakaan yang mengakibatkan 4 orang meninggal. 8 orang luka berat, serta 118 orang luka ringan.

Dia juga menambahkan bahwa kendaraan jenis sepeda motor masih mendominasi dalam kasus kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas. “Total sudah ada 972 sepeda motor yang terlibat kecelakaan, sedangkan yang terlibat pelanggaran sudah ada 14.186 sepeda motor,” ujarnya.
Agus juga mengingatkan bahwa menjelang hari raya pemudik diharapkan untuk semakin meningkatkan kewaspadaan saat berkendara di jalan. Hal tersebut dikatakan setelah menerima laporan bahwa angka kejahatan meningkat drastis, terutama pada jenis kejahatan pencurian dengan kekerasan (curas) dan penganiayaan berat (anirat). “Hingga H-3, kasus curat di jalan naik hingga 350 persen sedangkan anirat meningkat hingga 525 persen,” katanya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo saat ditemui usai memantau arus mudik di Pantura lewat udara mengatakan bahwa kemarin (H-2 lebaran) arus mudik sudah tampak berkurang. Timur menambahkan bahwa kondisi tersebut juga tampak di jalur tengah dan jalur selatan. “Saya mengecek wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Hari ini adalah H-2, jadi semuanya seperti kegiatan pada hari biasa seperti hari ini. Artinya semua selesai pada H-3,” kata Timur di Lapangan Mabes Polri kemarin.

Lebih lanjut, Timur mengatakan bahwa berkurangnya kemacetan yang lebih awal dari tahun sebelumnya itu disebabkan oleh banyaknya pemudik yang mengikuti program mudik gratis yang diadakan pemerintah maupun pihak swasta.

Selain itu, dia juga mengklaim bahwa sosialisasi pihak kepolisian telah berhasil untuk mengajak pengguna sepeda motor beralih ke moda transportasi lain. “Kalau roda empat penurunan jumlah sekitar 4 persen, kemudian roda dua ada 20 persen. Sehingga sosialisasi terutama mengenai masalah roda dua ada hasilnya,” ujar jenderal polisi bintang empat tersebut.
Namun dia juga memperingatkan bahwa berkurangnya kemacetan juga akan menyebabkan tingkat kecelakaan semakin tinggi. Menurut Timur, dalam keadaan lancar kendaraan akan melaju lebih cepat daripada keadaan ramai sehingga potensi kecelakaan tetap tinggi. “Tadi saya menghimbau kepada petugas tentunya kalau kondisinya lancar berarti kecepatan tinggi. Ini juga berbahaya jika tidak diberi peringatan,” ungkap Timur kepada wartawan. (dod/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/