Ustaz Sholehuddin Mahmoed (30) alias Solmed, tidak senang ketika mendengar pemberitaan media lokal Hong Kong, yang menyebutkan dirinya materialistis alias matre, dan minta bayaran mahal saat berdakwah.
“Saya mau ceramah asalkan jemaahnya tidak diminta bayaran,” kata Solmed saat ditemui di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Senin (12/8/2013).
Saat itu, Solmed baru saja mendarat dari Taipei. Kala itu, Solmed menegaskan pada ‘event organizer’ yang mengundangnya ceramah di Hong Kong pada medio Juni 2013.
“Anda enggak usah bayar saya, saya akan dakwah. Tapi, mereka enggak mau karena itu bisnis mereka,” jelas Solmed.
Merasa ‘dicurangi’ pihak ‘event organizer’ Solmed lantas membatalkan dakwahnya secara mendadak.
“Kalau mau dakwah, jangan meminta jemaah membayar. Bayarannya enggak tanggung-tanggung, Rp 70 ribu satu tiket,” ungkap Solmed.
Ketika itu, Solmed mendengar kabar, sekitar dua ribu orang datang dan ingin mendengar dakwahnya di Lapangan Victoria, Hong Kong.
“Saya enggak mau dakwah, kalau jemaah yang datang dimintai bayaran,” tegasnya.
Kasus Solmed yang dianggap matre itu tercium setelah media lokal setempat memberitakannya dengan judul ‘Tarif Ustad Dipasang, EO Hongkong Meradang’ pada 23 Juni 2013.
Ketika itu, Solmed dijadwalkan berdakwah di Lapangan Victoria. Diceritakan dalam media lokal itu, sekelompok jemaah yang menamakan diri ‘Thariqul Jannah’ mengaku kecewa ,saat Solmed secara mendadak menaikkan honor tampil sepihak dari Rp 6 juta menjadi Rp 10 juta. (int/kl)