MEDAN- Penerapan kurikulum 2013 belum berjalan dengan maksimal khususnya di Kota Medan. Pasalnya, jumlah guru inti yang mendapatkan pelatihan tidak sebanding dengan jumlah siswa. Hal ini di akui oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Medan, Asli Sembiring ketika di konfirmasi, Jumat (16/8). Dikatakannya jumlah guru inti di sekolahnya yang mendapatkan pelatihan kurikulum 2013 hanya berjumlah 4 orang, sehingga belum bisa berjalan dengan maksimal.
“ Tidak sebanding jumlah guru dan siswa, sehingga belum berjalan maksimal,” aku Asli.
Dijelaskannya, kurikulum 2013 ini lebih kepada penekanan karakter siswa, ini dapat dilihat dari penggabungan mata pelajaran Budi Pekerti dan Ilmu Agama, dan penambahan jam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Penjaskes.
Pada kurikulum sebelumnya, siswa kelas X memiliki 40 jam mata pelajaran perminggu. Sedangkan mulai tahun ini ada sekitar penambahan 8 jam mata pelajaran. “Sekarang pendidikan agama dan budi pekerti di gabungkan menjadi pendidikan agama budi,” akunya.
Sebelumnya pelajaran Budi Pekerti dan Ilmu Agama hanya memiliki satu jam mata pelajaran, setelah disatukan kedua mata pelajaran menjadi 3 jam.
Untuk mendukung peningkatan karakter jumlah jam esktrakulikuler seperti paskibra dan pramuka juga ditambah. Ditambahkannya, kurikulum 2013 ini juga menekankan kepada penalaran. “Selain Pramukan dan Paskibra, esktrakulikuler IT juga ditambah waktunya,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Pengembang Mutu Pendidikan Sumut, Mutsyuhito Solin mengakui terkait masih banyaknya kekurangan yang dijumpai dalam penerapan kurikulum 2013.
Untuk melihat hasil dari kurikulum 2013 ini harus diterapkan walaupun hanya beberapa sekolah yang ditunjuk. Selanjutnya penerapan kurikulum 2013 di evaluasi agar ditahun berikutnya berjalan lebih baik. “Untuk melihat baik atau tidaknya kurikulum baru ini, harus di terapkan terlebih dahulu,” tukasnya. (dik)