26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dahlan Bilang Ekonomi Indonesia Terganjal Minimnya Pelabuhan

img_1908JAKARTA-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, ekspor menjadi ladang bisnis yang bagus. Namun saat ini, kendala yang dihadapi Indonesia yaitu terdapat pada infrastruktur.

Di mana, infrastruktur pelabuhan Indonesia masih kecil yang tidak mampu mengimbangi trend kapal yang semakin besar.

”Ekspor komitmen yang tinggi sangat perlu. Ini bisnis bagus kalau didengarkan, masalahnya infrastruktur, pelabuhan kita terlalu kecil. Trend sekarang kapal semakin besar karena efisien,” kata Dahlan di Jakarta, kemarin.

Dahlan menjelaskan, seperti contoh pengeksporan CPO Indonesia yang harus memalui Singapura. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya armada yang besar. ”CPO
kirim Singapura dulu. Karena tidak ada pesawat besar. Kuala Tanjung langsung khusus untuk CPO,” tambahnya.

Selain itu, kata Dahlan seperti dikutip dari liputanbisnis, tidak adanya kapal yang berkapasitas diatas 8.000 masuk ke Jakarta. Pasalnya, ekspor yang terjadi antarbenua berada pada kapasitas 18.000 dengan rata-rata 3.000 kapasitas.

Dengan begitu, Dahlan mengungkapkan pelabuhan Indonesia seperti di Medan, Batan, Dumai, Jakarta, Makasar, dan Sorong memiliki peranan sangat besar dalam kurun waktu dua tahun.

”Medan, Batam, Dumai, Jakarta, Makasar, dan Sorong. Peranan sangat besar kejadian dalam waktu dua tahun dan Jalur mulai dari Belawan, beberapa lalu sudah mulai.” [kl/smg]

img_1908JAKARTA-Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, ekspor menjadi ladang bisnis yang bagus. Namun saat ini, kendala yang dihadapi Indonesia yaitu terdapat pada infrastruktur.

Di mana, infrastruktur pelabuhan Indonesia masih kecil yang tidak mampu mengimbangi trend kapal yang semakin besar.

”Ekspor komitmen yang tinggi sangat perlu. Ini bisnis bagus kalau didengarkan, masalahnya infrastruktur, pelabuhan kita terlalu kecil. Trend sekarang kapal semakin besar karena efisien,” kata Dahlan di Jakarta, kemarin.

Dahlan menjelaskan, seperti contoh pengeksporan CPO Indonesia yang harus memalui Singapura. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya armada yang besar. ”CPO
kirim Singapura dulu. Karena tidak ada pesawat besar. Kuala Tanjung langsung khusus untuk CPO,” tambahnya.

Selain itu, kata Dahlan seperti dikutip dari liputanbisnis, tidak adanya kapal yang berkapasitas diatas 8.000 masuk ke Jakarta. Pasalnya, ekspor yang terjadi antarbenua berada pada kapasitas 18.000 dengan rata-rata 3.000 kapasitas.

Dengan begitu, Dahlan mengungkapkan pelabuhan Indonesia seperti di Medan, Batan, Dumai, Jakarta, Makasar, dan Sorong memiliki peranan sangat besar dalam kurun waktu dua tahun.

”Medan, Batam, Dumai, Jakarta, Makasar, dan Sorong. Peranan sangat besar kejadian dalam waktu dua tahun dan Jalur mulai dari Belawan, beberapa lalu sudah mulai.” [kl/smg]

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/