SIANTAR – Pertikaian dua kubu di Universitas Simalungun (USI) kembali memanas. Persoalan berlanjut hingga saling mengkalim diperparah kerusuhan yang terjadi secara berulang. Pertikaian kembali terpaksa diamankan kepolisian, Kamis (22/8).
Sepertti diketahui, kerusuhan pertama kali terjadi tiga hari yang lalu, Selasa (20/8). Dua hari kemudian, kerusuhan terulang di tempat yang sama, Kamis (22/8). Antara dua kubu yang bertikai terlibat bentrok fisik. Meski tak sampai terjadi pukul memukul, melainkan hanya kericuhan mulut dan saling dorong mendorong.
Rombongan massa dari kubu Polentino Girsang mengklaim sebagai Ketua Pembina Yayasan USI yang sah. Dibawah “komando” DR HC Minten Saragih, anggota Pembina Y-USI kubu Polentino Girsang bersama puluhan massa memaksa masuk gedung Biro Rektor USI.
Saat bersamaan pula, massa kelompok Masdin Saragih yang juga mengaku Ketua Pengurus Yayasan USI yang sah dan sudah sejak dua hari selalu “menguasai” Biro Rektor, tidak ingin kelompok Polentino “menguasai” gedung Biro Rektor lantas menghadang dan bertahan.
Meski dihadang dengan cara pagar betis, massa kelompok Polentino tetap memaksa masuk. Perlawanan degan cara penghadangan tetap berlanjut hingga terjadi saling dorong mendorong kedua kubu persis di depan pintu gedung Biro Rektor.
Dalam aksi dorong-mendorong tersebut, terlihat Minten Saragih terlibat. Tak ketinggalan kuasa hukum Masdin Saragih, Kolahman Saragih juga terlihat mempertahankan dorongan dari kubu Minten. Aksi saling dorong dorongan massa kedua kelompok tercipta, karena kedua tokoh sudah saling “perang” urat syaraf mempertahankan pendapatnya masing masing dengan klaim jabatan masing-masing pula.
Tidak beberapa lama kemudian, massa yang kebanyakan mahasiswa yang bersama Minten Saragih, berhasil menerobos masuk ke dalam gedung Biro Rektor dan keributanpun selanjutnya berpindah ke dalam gedung.
Di tengah-tengah keributan itu, muncul sejumlah mahasiswa seperti Bulan Damanik, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) USI. Bulan membentak seluruh kelompok yang bertikai untuk tidak saling bentrok. Dengan suara lantangnya, meminta seluruh orang yang ada di dalam gedung yayasan dan biro rektorat keluar, kecuali mahasiswa dan dosen USI.
Bahkan Pembina Y-USI, pengurus Y- USI tidak diperkenankan memasuki gedung itu. Atas permintaan Bulan Damanik itu, keributan-pun terhenti. Seluruh orang yang ada di ruangan segera ke luar dari gedung, selain mahasiswa dan dosen.
Beberapa jam kemudian persisnya pukul 15.00 WIB, keributan kembali terjadi lagi. Motifnya tetap sama, kelompok Polentino tetap ingin “menguasai” gedung Biro Rektor. Pihaknya mengklaim sebagai pengurus yayasan yang sah dan memiliki rektor yang sah.
Minten Saragih yang ditemui di lingkungan Biro Rektor USI mengatakan, kelompoknya tidak ingin pihak lain merusak keberadaan USI. Sehingga mereka berusaha memasuki gedung yayasan dan biro rektor.
mahasiswa berusaha masuk gedung Biro Rektor USI.
Saat ditanya tentang kelompok Masdin Saragih sudah memiliki pengakuan dari Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham), tentang pengakuan Pengurus Y-USI yang sah adalah pimpinan Masdin, Mintan menganalogikan, hal tersebut seperti proses bea balik nama sebuah mobil.
Kata Minten, beberapa waktu yang lalu, persisnya ditahun 2010 yang lalu, Pembina Y- USI memang mengusulkan Masdin Saragih sebagai Ketua pengurus Y- USI. Selanjutnya pengakuan dari Kemenkumham terbit.
Hanya saja saat ini, setelah Masdin Cs diberhentikan oleh Pembina Y-USI dan menggantikannya dengan SB Damanik, pihak Y- USI juga sudah mengusulkan perubahan untuk pengurus yayasan tersebut.
“Jadi saat ini kita sedang menunggu proses dari Kemenkumham itu,” sebut Minten Saragih. (dho/mer)