26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

1.383 Jamaah Haji Tersesat di Makkah

Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah
Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah

JAKARTA-Pemugaran Masjidilharam akhirnya memicu persoalan lain, yakni banyaknya jumlah jamaah haji tersesat. Data terakhir dari pemerintah Arab Saudi menyebutkan hingga penghujung September ada 1.383 jamaah yang tersesat dari seluruh penjuru dunia.
Jumlah kasus jamaah tersesat itu juga dialami oleh jamaah asal Indonesia. Hingga 29 September lalu, tercatat 77 jamaah asal Indonesia yang tersesat. Kasus ini berpotensi semakin banyak karena jumlah petugasnya tidak bertambah sedangkan jamaah Indonesia di Makkah terus berdatangan.
Kasus yang paling ekstrem adalah jamaah Indonesia tersesat dari Makkah hingga ke Jeddahn
(sekitar 74 km). Jamaah haji yang bernama Selamat bin Rana Wijaya (69) itu tersesat dari Makkah hingga Jeddah karena tidak bisa berkomunikasi dengan supir taksi. Dia mengaku tersesat karena kehilangan jejak menantunya.
Kepala Sektor Khusus Masjidilharam Husban Abady Mallang menuturkan setiap hari selalu muncul laporan kasus jamaah tersesat. Dia lantas membagi tips kepada jamaah supaya tidak mengalami kasus tersesat atau terpisah dari rombongannya.
Di antaranya, ketua rombongan (karom) harus membuat perjanjian tempat berkumpul misalnya di jam besar. “Karom harus bisa membuat instruksi misalnya, jangan tinggalkan titik kumpul sebelum seluruh jamaah haji rombongan hadir semuanya,” katanya. Peran karom untuk menjaga jamaah rombongannya sangat penting.
Tips lainnya adalah, ketika masuk Masjidilharam, jamaah diimbau untuk mengingat nama dan nomor pintu masuk. Cara berikutnya adalah jamaah  dihimbau tidak malu bertanya kepada petugas. Baik itu petugas dari Indonesia maupun kepolisian Arab Saudi. Husban mengatakan ada banyak jamaah Indonesia yang terkesan sok tahu medan, tetapi aslinya bingung. “Akibatnya tersesat,” tandasnya.
Jamaah anggota rombongan juga diimbau tidak berkhianat atau mengingkari janjian. Jamaah juga dihimbau tidak ikut mencari jamaah haji yang hilang atau tersesat. Sebab bisa menambah banyak kasus jamaah haji tersesat. “Kan repot jika yang mencari jamaah haji tersesat adalah jamaah haji lain yang tidak tahu jalanan. Pasti ikut tersesat juga,” papar petugas asal Makassar itu. Cara paling aman adalah langsung lapor ke petugas.
Jika sudah terlanjur tersesat, dia meminta jamaah tidak jalan terus. Sebab bisa semakin tersesat. Cara paling aman adalah duduk di titik-titik yang sering dilintasi jamaah. (wan/agm/jpnn)

Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah
Kriteria CJH yang Dipangkas akan Diubah

JAKARTA-Pemugaran Masjidilharam akhirnya memicu persoalan lain, yakni banyaknya jumlah jamaah haji tersesat. Data terakhir dari pemerintah Arab Saudi menyebutkan hingga penghujung September ada 1.383 jamaah yang tersesat dari seluruh penjuru dunia.
Jumlah kasus jamaah tersesat itu juga dialami oleh jamaah asal Indonesia. Hingga 29 September lalu, tercatat 77 jamaah asal Indonesia yang tersesat. Kasus ini berpotensi semakin banyak karena jumlah petugasnya tidak bertambah sedangkan jamaah Indonesia di Makkah terus berdatangan.
Kasus yang paling ekstrem adalah jamaah Indonesia tersesat dari Makkah hingga ke Jeddahn
(sekitar 74 km). Jamaah haji yang bernama Selamat bin Rana Wijaya (69) itu tersesat dari Makkah hingga Jeddah karena tidak bisa berkomunikasi dengan supir taksi. Dia mengaku tersesat karena kehilangan jejak menantunya.
Kepala Sektor Khusus Masjidilharam Husban Abady Mallang menuturkan setiap hari selalu muncul laporan kasus jamaah tersesat. Dia lantas membagi tips kepada jamaah supaya tidak mengalami kasus tersesat atau terpisah dari rombongannya.
Di antaranya, ketua rombongan (karom) harus membuat perjanjian tempat berkumpul misalnya di jam besar. “Karom harus bisa membuat instruksi misalnya, jangan tinggalkan titik kumpul sebelum seluruh jamaah haji rombongan hadir semuanya,” katanya. Peran karom untuk menjaga jamaah rombongannya sangat penting.
Tips lainnya adalah, ketika masuk Masjidilharam, jamaah diimbau untuk mengingat nama dan nomor pintu masuk. Cara berikutnya adalah jamaah  dihimbau tidak malu bertanya kepada petugas. Baik itu petugas dari Indonesia maupun kepolisian Arab Saudi. Husban mengatakan ada banyak jamaah Indonesia yang terkesan sok tahu medan, tetapi aslinya bingung. “Akibatnya tersesat,” tandasnya.
Jamaah anggota rombongan juga diimbau tidak berkhianat atau mengingkari janjian. Jamaah juga dihimbau tidak ikut mencari jamaah haji yang hilang atau tersesat. Sebab bisa menambah banyak kasus jamaah haji tersesat. “Kan repot jika yang mencari jamaah haji tersesat adalah jamaah haji lain yang tidak tahu jalanan. Pasti ikut tersesat juga,” papar petugas asal Makassar itu. Cara paling aman adalah langsung lapor ke petugas.
Jika sudah terlanjur tersesat, dia meminta jamaah tidak jalan terus. Sebab bisa semakin tersesat. Cara paling aman adalah duduk di titik-titik yang sering dilintasi jamaah. (wan/agm/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/