KIPRAH Swansea City di ajang Europa League dimulai dengan mulus. Tak tanggung, melawat ke markas Valencia di laga awal penyisihan Grup A, Swansea menang 0-3. Ketika laga kedua digelar di Liberty Stadium, rasa-rasanya menjamu klub sekelas
Sankt Gallen tidak akan sulit.
Di laga awal pertengahan September lalu, Swansea dan Gallen sama-sama menang. Swan mengalahkan Valencia lewat gol-gol Wilfred Bony, De Guzman dan Michu. Sedangkan Gallen sukses mengandaskan wakil Rusia, Kuban’ Krasnodar dengan skor 2-0 lewat gol G. Karanovic dan M. Mathys.
Jelang laga ini Swansea di atas angin. Walau di liga baru kalah dari Arsenal, namun kebangkitan sudah di depan mata.
Ajang ini sekaligus uji lanjutan gelandang baru Swansea, Alejandro Pozuelo. Pelatih Swansea, Michael Laudrup mengklaim gelandang serang barunya itu memiliki kemiripan dengan gelandang Liverpool, Philippe Coutinho.
Pemain berusia 22 tahun itu mendarat di Liberty Stadium dengan banderol £450 ribu di musim panas kemarin, dan ia tampil memikat ketika diberi kesempatan tampil di Liga Europa dan di Liga Primer Inggris sebagai pemain pengganti.
Laudrup menilai pemain asal Spanyol itu membutuhkan waktu untuk menemukan performa terbaiknya, tetapi ia yakin Pozuelo akan meraih kesuksesan sebagaimana Coutinho mendapatkannya di Anfield.
“Alex memiliki talenta besar. Dia adalah pemain yang dapat Anda lihat, dia masih muda, tetapi dia memiliki kualitas besar dengan dua kakinya. Dia masih harus belajar banyak hal dan kami harus membuatnya berkembang, dan itulah yang akan kami lakukan,” ujar Laudrup di Goal.
“Dia dapat melakukan apa yang Coutinho lakukan di Liverpool. Saya ingat ketika Coutinho datang dari Inter, dia masih harus belajar banyak, tetapi sekarang dia adalah salah satu pemain paling penting di Liverpool.”
“Seiring berjalannya waktu, Pozuelo dapat melakukan hal yang sama di sini karena dia memiliki kemampuan yang sama dalam mengolah bola, kemampuan yang sama dalam menemukan ruang, bagus dalam situasi satu lawan satu dan memiliki visi yang sangat bagus, dan kami tahu dia memiliki dua kaki yang bagus karena kami tidak tahu apakah dia kidal atau tidak,” papar Laudrup.
Menariknya, jelang laga ini situs resmi Gallen menjelaskan kiprah Swansea sebagai klub yang patut diwaspadai. Berbagai gelar dan sejarah klub berjuluk Si Angsa itu dipapar lengkap di situs mereka. Artinya, kubu Gallen mesti ekstra hati-hati saat melawat ke markas Swansea.
Untuk urusan gedor gawang lawan, tampaknya kubu Swansea lebih difavoritkan. Musim ini mereka mencetak sembilan gol kandang ketika mentas di ajang Europa League dan hanya kebobolan satu gol. Sejak penyisihan hingga fase grup, Swansea sudah lima kali main di Europa League musim ini.
Ada nama Wilfred Bony yang cukup tajam di Eropa. Ada juga Michu yang sejak musim lalu sudah bersinar. Bahkan Pelatih Arsenal, Arsene Wenger menilai Michu memiliki kesamaan dengan legenda The Gunners, Dennis Bergkamp.
“Saya melihatnya sedikit seperti Bergkamp, terlepas dari posisinya, ia lebih seperti striker yang ada di depan,” ujar Wenger kepada Daily Mail.
“Mereka dapat memainkan dua striker karena Michu adalah striker yang juga dapat bermain sebagai gelandang. Dia dapat bermain di kedua posisi itu, karena itulah sistem 4-4-1-1 mereka atau Anda dapat menyebutnya 4-4-2 ketika Wilfried Bony bermain,” papar Wenger.
Ulasan Wenger itu bisa jadi diaplikasikan ketika menjamu Gallen. Sementara dari kubu tamu, ketajaman mereka masih bergantung kepada striker utama, Goran Karanovic. Pemain asal Serbia itu mencetak empat gol dari sembilan laga di berbagai ajang musim ini. (ful)