29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Dua Mahasiswa USI Bangun PLTMH

RAYA KAHEAN-  Dua mahasiswa Universitas Simalungun (USI), Fransiskus R Situmorang dan Sahat Girsang, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berdaya 5.000 watt di Bah Kaliat, Nagori Bah Tonang, Raya Kahean. Ide ini terinspirasi karena listrik sering padam.

Melihat karya kedua mahasiswa semester IX Fakultas Teknik (FT) Universitas Simalungun ini, warga Bah Tonang, Kecamatan Raya Kahean tercengang. Mereka tidak pernah menduga, air di saluran irigasi Bah Kaliat bisa dioptimalkan untuk menghasilkan energi dan diubah menjadi tenaga listrik, sehingga mampu menghidupkan listrik di rumah penduduk, yang akhir-akhir ini sering padam.

Di tangan Fransiskus Situmorang dan Sahat Girsang, debit air yang rata-rata hanya 1 meter 3 per detik tersebut bisa menghasilkan daya listrik 8.000 watt, bahkan jika generatornya dimaksimalkan, dapat menghasilkan daya 50.000 watt. “Selama ini, kita selalu mendengar keluhan orangtua karena listrik selalu padam, maka kita ingin membuat alat yang menghasilkan listrik walau memang daya yang dihasilkan tidak cukup memenuhi kebutuhan warga Bah Tonang,” kata Fransiskus Situmorang, Selasa (1/10), saat dua dosen pembimbingnya Darwan Saragih ST MPd dan Ir Timbul Purba MPd meninjau sekaligus memeriksa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro yang dibangun di atas saluran irigasi Bah Tonang.

Dijelaskan Fransiskus, putra kelahiran Bah Tonang dan rekannya Sahat, putra Bah Bolon, Kecamatan Raya, sebagai mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USI, mereka telah dibekali pengetahuan pengolahan energi, termasuk menghasilkan listrik dengan mengubah tenaga air.

Fransiskus mengaku, tidak sedikit tantangan yang mereka terima ketika proyek ini dimulai. Mulai dari banyaknya pertanyaan warga, sampai soal izin penggunaan air dan lokasi irigasi. Namun karena tekad keduanya yang kuat, dan dukungan penuh moril dan meteril orangtua, akhirnya beberapa rumah warga di sekitar PLTHM milik mereka telah merasakan manfaat ketika listrik milik PLN padam.

Fransiskus dan Sahat mengaku, selama pembuatan PLTMH, tantangan bukan hanya dari luar, namun yang paling berat, ketika untuk pertama kali alat mereka dicoba, tidak ada daya listrik yang dihasilkan. Mereka sempat menganggap gagal, sebelum dosen dan orangtua memberikan masukan. Namun setelah dilakukan perbaikan di sana-sini, akhirnya kincir berdiameter 2,4 meter yang diputar air dengan debit 1 meter 3 per detik berhasil menghasilkan listrik melalui generator berkapasitas 10. 000 watt. “Untuk saat ini, listrik dialirkan ke tiga rumah penduduk dengan kapasitas 5.000 watt. Ini akan kami sumbangkan kepada warga, sebagai bentuk pengabdian kami sebagai mahasiswa USI,” terang Fransiskus dan Sahat.

Orangtua Fransiskus L Situmorang dan D br Manalu, serta orangtua Sahat OJ Girsang dan N br Manik Raja mengaku, sedikit lega, karena anak-anak mereka berkarya dan bermanfaat bagi warga. “Pada awalnya, kami tak percaya. Namun setelah selesai, kami sangat bangga. Kami ucapkan terima kasih kepada para Dosen Fakultas Teknik USI, terutama dosen pembimbing yang telah turut bekerja keras mengarahkan anak kami,” ujar L Situmorang, mewakili orangtua Fransiskus.

Kedua orangtua berharap, anaknya segera lulus dan bekerja.

Sementara Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USI Darwan Saragih ST MPd, didampingi Ir Timbul Purba menjelaskan, Fransiskus dan Sahat telah melaksanakan apa yang disebut dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni penelitian dan pengembangan sekaligus pengabdian masyarakat.

Secara konsisten USI melalui LPPM USI yang saat ini dipimpin Sarintan Damanik mendampingi mahasiswa untuk melakukan penelitian sekaligus mengabdi kepada masyarakat, melalui dasar ilmu yang dipelajari di kampus. “Mahasiswa diberi kesempatan untuk memilih apa yang mau dikerjakan. Selanjutnya, Dosen Pembimbing berkoordinasi dengan LPPM membimbing sekaligus memberikan masukan, agar yang dikerjakan secara teknis sesuai dan tujuannya dicapai,” kata Darwan Saragih.

Dijelaskan Darwan, Universitas Simalungun bertekad, setiap alumni mampu menghasilkan karya yang bermanfaat sesuai dasar ilmu yang ditekuni. Tentunya, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan hal wajib. Sehingga nantinya, setelah pendidikannya selesai, alumni tidak canggung untuk bekerja. “Kepercayaan yang diberikan orangtua, kita balas dengan mengembalikan mahasiswa sebagai lulusan yang terampil,” kata Darwan Saragih, seraya menambahkan, seluruh yang telah dikerjakan mahasiswa harus dilaporkan dalam bentuk tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (esa/dro)

RAYA KAHEAN-  Dua mahasiswa Universitas Simalungun (USI), Fransiskus R Situmorang dan Sahat Girsang, membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) berdaya 5.000 watt di Bah Kaliat, Nagori Bah Tonang, Raya Kahean. Ide ini terinspirasi karena listrik sering padam.

Melihat karya kedua mahasiswa semester IX Fakultas Teknik (FT) Universitas Simalungun ini, warga Bah Tonang, Kecamatan Raya Kahean tercengang. Mereka tidak pernah menduga, air di saluran irigasi Bah Kaliat bisa dioptimalkan untuk menghasilkan energi dan diubah menjadi tenaga listrik, sehingga mampu menghidupkan listrik di rumah penduduk, yang akhir-akhir ini sering padam.

Di tangan Fransiskus Situmorang dan Sahat Girsang, debit air yang rata-rata hanya 1 meter 3 per detik tersebut bisa menghasilkan daya listrik 8.000 watt, bahkan jika generatornya dimaksimalkan, dapat menghasilkan daya 50.000 watt. “Selama ini, kita selalu mendengar keluhan orangtua karena listrik selalu padam, maka kita ingin membuat alat yang menghasilkan listrik walau memang daya yang dihasilkan tidak cukup memenuhi kebutuhan warga Bah Tonang,” kata Fransiskus Situmorang, Selasa (1/10), saat dua dosen pembimbingnya Darwan Saragih ST MPd dan Ir Timbul Purba MPd meninjau sekaligus memeriksa Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro yang dibangun di atas saluran irigasi Bah Tonang.

Dijelaskan Fransiskus, putra kelahiran Bah Tonang dan rekannya Sahat, putra Bah Bolon, Kecamatan Raya, sebagai mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USI, mereka telah dibekali pengetahuan pengolahan energi, termasuk menghasilkan listrik dengan mengubah tenaga air.

Fransiskus mengaku, tidak sedikit tantangan yang mereka terima ketika proyek ini dimulai. Mulai dari banyaknya pertanyaan warga, sampai soal izin penggunaan air dan lokasi irigasi. Namun karena tekad keduanya yang kuat, dan dukungan penuh moril dan meteril orangtua, akhirnya beberapa rumah warga di sekitar PLTHM milik mereka telah merasakan manfaat ketika listrik milik PLN padam.

Fransiskus dan Sahat mengaku, selama pembuatan PLTMH, tantangan bukan hanya dari luar, namun yang paling berat, ketika untuk pertama kali alat mereka dicoba, tidak ada daya listrik yang dihasilkan. Mereka sempat menganggap gagal, sebelum dosen dan orangtua memberikan masukan. Namun setelah dilakukan perbaikan di sana-sini, akhirnya kincir berdiameter 2,4 meter yang diputar air dengan debit 1 meter 3 per detik berhasil menghasilkan listrik melalui generator berkapasitas 10. 000 watt. “Untuk saat ini, listrik dialirkan ke tiga rumah penduduk dengan kapasitas 5.000 watt. Ini akan kami sumbangkan kepada warga, sebagai bentuk pengabdian kami sebagai mahasiswa USI,” terang Fransiskus dan Sahat.

Orangtua Fransiskus L Situmorang dan D br Manalu, serta orangtua Sahat OJ Girsang dan N br Manik Raja mengaku, sedikit lega, karena anak-anak mereka berkarya dan bermanfaat bagi warga. “Pada awalnya, kami tak percaya. Namun setelah selesai, kami sangat bangga. Kami ucapkan terima kasih kepada para Dosen Fakultas Teknik USI, terutama dosen pembimbing yang telah turut bekerja keras mengarahkan anak kami,” ujar L Situmorang, mewakili orangtua Fransiskus.

Kedua orangtua berharap, anaknya segera lulus dan bekerja.

Sementara Dosen Pembimbing Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USI Darwan Saragih ST MPd, didampingi Ir Timbul Purba menjelaskan, Fransiskus dan Sahat telah melaksanakan apa yang disebut dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni penelitian dan pengembangan sekaligus pengabdian masyarakat.

Secara konsisten USI melalui LPPM USI yang saat ini dipimpin Sarintan Damanik mendampingi mahasiswa untuk melakukan penelitian sekaligus mengabdi kepada masyarakat, melalui dasar ilmu yang dipelajari di kampus. “Mahasiswa diberi kesempatan untuk memilih apa yang mau dikerjakan. Selanjutnya, Dosen Pembimbing berkoordinasi dengan LPPM membimbing sekaligus memberikan masukan, agar yang dikerjakan secara teknis sesuai dan tujuannya dicapai,” kata Darwan Saragih.

Dijelaskan Darwan, Universitas Simalungun bertekad, setiap alumni mampu menghasilkan karya yang bermanfaat sesuai dasar ilmu yang ditekuni. Tentunya, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan hal wajib. Sehingga nantinya, setelah pendidikannya selesai, alumni tidak canggung untuk bekerja. “Kepercayaan yang diberikan orangtua, kita balas dengan mengembalikan mahasiswa sebagai lulusan yang terampil,” kata Darwan Saragih, seraya menambahkan, seluruh yang telah dikerjakan mahasiswa harus dilaporkan dalam bentuk tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (esa/dro)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/